10 - ANDRO & HANDIKA

1.3K 206 8
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




•••

Andro membeli beberapa lembar pakaian untuk Vioner di butik sekaligus tempat belanja perlengkapan pelajar atau mahasiswa. Beliau juga membeli perlengkapan Vioner untuk kuliah nanti. Beginilah kebiasaan Andro setiap membawa anak angkat ke rumah singgah itu. Beliau pasti memenuhi semua kebutuhan awal mereka. Kebetulan butik tempat Andro berbelanja sekarang milik salah satu teman SMA beliau dulu. Jadi sang pemilik butik-Loria-wanita berumur 30-an tersebut menemani Andro berbelanja sejak awal.

"Loria, kira-kira apa lagi ya kebutuhan pemuda kuliahan? Aku sudah lama lulus kuliah jadi lupa sama kebutuhan itu," tanya Andro pada Loria. Mereka sekarang berdiri di depan deretan sepatu.

"Apa ya ... anak muda sih nggak jauh dari Hp, heandset, motor, tas selempang keren gitu, atau kebutuhan skincare, Mas. You khow lah, yang pengin bening bukan cuma cewek doang. Iya 'kan?" celoteh Loria tersenyum.

"Oh iya, handphone. Dia nggak bawa benda itu pas ketemu sama aku, Ria," ujar Andro baru mengingat kebutuhan penting itu.

"Ya udah aku temenin, Mas. Toko ponsel ada di seberang butik ini."

"Nggak perlu, Ria. Aku bisa ke sana sendiri. Terima makasih pelayanan yang baik. Aku bakal langganan beli baju di sini. Ahaha."

"Ah, Mas Andro kaku banget. Gapapa aku temenin. Lagi nggak ada kerjaan," ujar Loria genit.

"Nggak perlu, Loria. Aku bisa ke sana sendiri. Aku ke kasir dulu mau bayar. See you," ucap Andro segera pergi dari hadapan Loria.

Andro memang sosok pria yang sudah lama Loria dambakan. Mereka teman satu sekolah dan dua kali satu kelas. Namun Loria hanya bisa memendam perasaannya sedari dulu.

"Kamu nggak pernah berubah, Mas. Masih ganteng banget dan makin tajir aja," monolog Loria tersenyum menatap Andro di depan kasir membayar barang belanjaannya.

Andro segera menuju toko ponsel yang berada di seberang butik itu. Diikuti oleh Bima-asisten sekaligus sopir pribadi Andro. Andro berjalan ke deretan ponsel terbaru. Melihat-lihat ponsel apa yang akan ia beli untuk Vioner.

"Misi, Mbak. Ponsel keluaran terbaru apa aja, ya?"

"Ada tiga merek ponsel yang terbaru, Pak. Bapak mau yang paling murah atau mahal?"

"Coba saya lihat ketiganya."

Ada tiga jenis ponsel dengan warna yang berbeda. Andro memutuskan untuk mengambil ponsel berwarna abu-abu tua.

"Yang ini ya, Mbak. Warna abu-abu tua itu aja."

"Baik, Pak."

Lalu tiba-tiba ada seorang pria berpakaian jas hitam yang sangat rapi berdiri di samping Andro.

"Tolong ambilkan satu ponsel termahal keluaran terbaru."

"Baik, Pak."

Andro yang mendengar suara familiar itu menoleh ke samping. Tampak sosok pria yang akhir-akhir ini ia rindukan keberadaannya.

BROTHER [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang