Siang hari ini terasa sangat panas, matahari sedang bersinar terik-teriknya. Kanan mau pun kiri, terlihat banyak mahasiswa yang mencari tempat teduh untuk beristirahat, berharap jika ada angin sepoi-sepoi yang menyapa tubuh berkeringat mereka.
Perpustakaan tampak ramai di musim panas. Bukan ramai karena banyak yang belajar atau membaca, melainkan banyak yang mencari udara dingin di dalamnya, termasuk pria bertubuh mungil yang sedang fokus dengan ponselnya.
"Gun," Yang di panggil menoleh, tersenyum kecil. "Ayo."
"Oh, kau sudah selesai?"
"Aku sudah meminjam empat buku. Kau tidak ada kelas kan?"
"Tidak."
"Kalau begitu, kita ke kantin dulu?"
"Ohooo, kau mau melihat Tay ya?" Gun menyipit lucu.
"Sudah, ayo."
Gun merapikan barangnya, keluar dari perpustakaan sembari menggandeng lengan sahabatnya.
Mereka berjalan cukup lama untuk mencapai kantin, mencari sosok yang ternyata sedang duduk di pojok, sedang mengipasi diri dengan kipas China yang berukuran cukup besar.
"Tay!"
"Oh, Hin. Sini."
"Kenapa belum pulang?"
"Menunggumu, antar aku pulang ya? Supirku sedang tidak bisa menjemputku. Oh, Gun, kau pulang dengan siapa?"
"Ntahlah," Gun mengendikkan bahu.
"Jangan khawatir dengan Gun, dia bisa pulang dengan siapa saja. Dia cukup berdiri di depan sana, memegang ponsel dan akan banyak yang menawarinya tumpangan."
"New, kau memang mengenalku dengan baik." Yang di panggil New mendengus. "Aku mungkin pulang dengan Joss, sepertinya dia kosong."
Tay dan New memajukan wajah, melihat layar ponsel yang di tunjukkan Gun, chat antara dirinya dan Joss.
"Ohoo, kau sudah dekat dengan Joss? Astaga Gun, siapa pria di fakultas directing dan acting yang tidak kau kenal, sih?" Tanya New heran.
"Ada beberapa junior, mereka mengirimiku permintaan pertemanan tapi belum aku terima."
"Carilah pacar, Gun." Sahut Tay.
"Aku mau dengan sahabatmu itu Tay." Gun mencebik lucu, tangannya menopang pipi, melihat sekeliling kantin yang semakin ramai. "Dari sekian banyak pria, kenapa sih yang satu itu tidak tertarik denganku?"
"Off?" Gun mengangguk. "Oi, dia sudah punya pacar, kan. Bagaimana mungkin dia bisa tertarik denganmu ketika dia sudah memiliki kekasih. Jangan gila."
"Tapi banyak yang menyukaiku meski mereka sudah punya pacar. Kau tau Luke? Dia bahkan putus dengan pacarnya demi mendekatiku. Senior kita, Phi Nicky? Dia masih mengirimiku pesan mesra meski tidak ku balas. Bright? Junior kita yang tampan dan sangat hot, dia bahkan mengajakku jalan-jalan dan mengirimiku banyak bunga. Apa harus ku sebut dosen muda kita yang sudah beristri tapi masih mendekatiku?"
"Astaga, beruntung sekali kau tidak pernah di labrak." Dengus New.
"Diamlah New, kau bahkan menyatakan cinta saat kau break dengan Tay."
"Ui, benarkah? Kapan kau melakukannya, Hin?" Tanya Tay heboh.
"Diamlah Tee. Apa kau pikir aku tidak tau kau mengajak Gun kencan saat kita putus enam bulan lalu?" Balas New kesal. tay hanya memberikan cengirannya.
"Oh Tay, omong-omong ulang tahun P'Arm besok kan?"
"Iya, jangan lupa, temanya putih. Hin, ayo pulang." Tay berdiri dari duduknya, mengulurkan tangan yang di sambut New dengan senang hati. "Gun, kami duluan ya? Aku harus memasukkan ayam-ayamku kembali ke kandang."
KAMU SEDANG MEMBACA
[OffGun] Club Pecinta Gun
FanfictionGun Attaphan, primadona kampus versi pria. Menarik perhatian banyak orang sejak hari pertama dia menginjakkan kaki di kampus. Tubuhnya tidak terlalu tinggi, pembawaannya yang lucu membuat ia mudah di terima dan memiliki banyak teman. Meski di dekati...