1

79 8 0
                                    

Setelah menghela nafas berat, Risa meninggalkan gadis berambut panjang itu a.k.a Yui diam ditempatnya.

Tidak, Yui tidak diam, melainkan mengejar Risa dan ikut berjalan di belakangnya hingga keduanya sama-sama berada di kantin sekarang.

"Cari tempat duduk" perintah Risa sebelum mengantri.

Selang beberapa menit, Risa menyambangi Yui, menaruh dua nampan di atas meja sebelum kembali pergi untuk membeli dua kotak susu vanilla.

Ia makan tanpa memperdulikan bagaimana respon Yui. Keduanya tak ada yang membuka sepatah katapun.

Suasana kantin ini sangat ramai, tapi kenapa hanya ada dentingan kayu dan garpu yang bisa didengar Yui?! tak bisakah mereka mengobrol selayaknya orang biasa?!

"Ris!"

Risa acuh tak berusaha menanggapi Yui, hanya diam untuk mendengarkan kalimat berikutnya.

"Pulang nanti aku mau ke toko buku!"

Tak ada jawaban dari Risa. Yui masih diam menunggu hingga sebuah kata "ya" dan dingin terlontar dari bibir Risa.

Perih, sakit... Yui menahan nafas, sesekali ingin menyeruakkan semua yang ada di dalam hatinya. Terasa sesak dan kesal ketika ia tau ia ada, tapi berlalu diabaikan. Ditariknya nafas dalam sebelum dikeluarkannya.

Setiap kali harus seperti ini.
Agaknya Yui merasa puas mendengarkan kata 'ya' yang jarang sekali ia dapatkan dari seorang Watanabe Risa.


Brakk

Karin menghentakkan nampannya dengan kasar, setelahnya dia duduk disamping Yui.

Karin, ia menatap Risa dengan tajam kemudian menaruh atensi pada Yui dan menatapnya dengan lembut.

"Mau jalan-jalan denganku pulang sekolah nanti?!" Senyum Karin pada Yui.

Risa tak menggubris keduanya, mengganggap seolah-olah mereka tidak ada.

"Karinn!" teriakan yang lumayan kencang dikeluarkan Ten yang kemudian mengikuti Karin duduk disana bersama Morita.

"Kami duduk disini ya senpai!" ramah Ten hanya dibalas anggukan.

"Bagaimana?!" Karin kembali bertanya.

"E-eh aku jalan bersama Risa nanti".

Terlihat dengusan kecewa dari Karin, namun dia kembali tersenyum sambil berkata "Baiklah. Jika nanti dia *(menunjuk ke arah Risa). Jika dia meninggalkanmu di jalan, telpon aku!" Karin berbicara lantang dan menatap sinis ke arah Risa.

"Karin..." Yui mengingatkan.

"Apa? aku hanya berbicara kenyataan, bukankah dia sering membuat kecewa, lalu untuk apa bertahan?! Lebih baik kau sudahi saja hubunganmu!"

Brakk

Risa memukul meja dihadapannya.

"Urus saja urusanmu, jangan ikut campur!"

"Kau berkata demikian seakan-akan kau tau bagamaiana perasaan Yui. Tapi bukankah sebaliknya? kau tau tapi kau tak pernah mau tau akan hal itu, wajar bila aku berucap seperti ini!"

"Kau..."

"Sudah.." Yui melirik ke arah Risa dan Karin, menahan tangan Risa dengan gemetar di bawah meja sementara yang lain hanya diam menatap interaksi ketiganya.

"Apa .. kau tidak bisa menyangkal bukan?!" sinis karin ke arah Risa.

"Karin, sudah cukup" Morita yang tadinya diam mulai angkat bicara, menatap dengan tenang mata Karin, memintanya tidak memancing pertengkaran ini lebih jauh.

Kaze ni FukaretemoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang