Bilang halo pada akhir tahun! Bulan-bulan terakhir yang dipenuhi akan rintik hujan.
Cuaca sabtu pagi ini sangat dingin, alasannya tadi malam kota dijatuhi oleh air hujan selama semalaman penuh. Dan, baru saja teduh tadi subuh.
Turun dari mobil, Dayana disambut oleh angin sejuk yang dengan lembut menerbangkan helaian surai hitam miliknya.
Menghirup udara dalam diikuti senyum yang kian melebar. Kepala Dayana tiba-tiba saja dipukul dengan sebuah buku yang lumayan tebal.
Dia meringis, sembari mengusap kepalanya bibir itu juga ikut maju beberapa senti kedepan.
"Ka Era ish!" kesalnya, lalu menghentakkan kaki ke tanah agar dapat mengekspresikan amarah.
Sierra terkekeh, "Gausah sok estetik gitu bisa ngga? Lo bukan hidup dalam dunia fantasi please."
"Ya, tapikan cuacanya lagi bagus banget ini."
"Terserah, cepet kerja nih, abis ini gue masih ada urusan soalnya," titah Sierra sambil sibuk membolak-balik kan bukunya.
"Iya bos, siap laksanakan!"
Dayana pun segera berlari menuju belakang mobil, membuka bagasi itu dan menurunkan beberapa kotak berukuran lumayan besar.
Ketika sibuk menyusun beberapa kepentingan, Dayana dikejutkan dengan uluran tangan seseorang.
"Saya bantu ya?"
Matanya mengerjap beberapa kali, mungkin sudah lima detik Dayana berhasil hilang sadar—, maksudnya, dia seperti patung. Tidak bergerak sama sekali.
"Halo?"
Suara itu kembali masuk pada pendengarannya, kali ini lebih lembut dari sebelumnya membuat Dayana semakin tenggelam pada manik bercahaya milik orang asing ini.
"Ceshya?" Sierra datang menghampiri.
Orang asing itu, alias Ceshya, segera mengalihkan pandangan kepada Sierra.
"Kalian datang engga kasih saya kabar, saya hampir aja kelupaan buat nyambut."
Sierra menyengir, "Lupa juga kasih kabar, daritadi kita buru-buru. Soalnya, habis ini saya juga punya urusan penting."
Ceshya mengangguk paham, "Yasudah. Kalau begitu, ini semua kita angkut saja dulu kedalam. Untuk sisa acara, anggota kami bisa ambil alih."
"Oh kalau perlu tambahan tenaga lagi, Dayana bisa kok. Betul Day?" tanya Sierra pada rekannya yang ternyata masih saja bungkam.
Dayana menatap keduanya bingung, dari tadi dia lupa menyimak dan rencana apa yang akan ia lakukan ditempat ini pun sudah menyublim entah kemana. Seakan pikirannya konslet tiba-tiba.
"Eh, anu— iya, saya setuju kok," ujarnya dengan sedikit kekehan diakhir.
Sierra cuma bisa menggeleng-gelengkan kepala melihat kelakuan Dayana, lalu ia segera mengalihkan fokus lagi pada Ceshya.
"Total box makan yang dipesan ada dua puluh, 'kan? Ditambah sama kerajinan tangan dengan jumlah yang sama, dan setengah jam lagi anggota band kami bakal nyusul." Sierra menutup buku,
"Apa udah benar? Ada yang kurang?" tanyanya.
Ceshya menggeleng, "Sudah benar."
;
"Dan, ini yang terakhir," Dayana berujar senang. Mengambil satu kotak makanan, kemudian berjongkok dihadapan anak kecil.
"Nah, ini buat kamu," katanya ceria.
"Terimakasih kaka!" anak kecil itu juga tersenyum senang melihat ekspresi Dayana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Oneshot ; Dayeon x Chaehyun
Truyện NgắnCerita aja, selebihnya baca. ©avvtea21 ⚠ gxg! ⚠ lokal au! update sesuai mood.