dua

168 20 1
                                    

Intuisi

■ ■ ■ ■

Jinaya sebenarnya tidak benar - benar ingin pulang ke rumah nya, tadi itu hanya alasan agar topik menyeramkan itu tidak terus berlanjut.

Di tengah perjalanan pulang entah bagaimana ceritanya jinaya ingin sekali rasanya berbelok ke arah danau dekat rumah nya.

Sesampai nya disana jinaya langsung memarkirkan motor kesayangannya di bawah pohon yang rindang.

Jinaya terduduk di depan sungai itu sembari memeluk kedua lututnya dan menutup kedua matanya.

Banyak angin - angin berlalu lalang yang bertabrakan dengan wajah cantik nya.

Tenang, 1 kata yang pas untuk menggambarkan perasaan jinaya detik ini namun ketenanangannya tidak berlangsung lama, sampai tiba - tiba ada seorang lelaki yang duduk di sebelah nya, althaf !

Jinaya menengok kesebelahnya untuk memastikan itu althaf atau bukan dan ya benar ! itu althaf

Althaf melihat sekejap ke arah jinaya lalu memalingkan wajahnya lagi kedepan, pelipisnya yang memar, siku nya berdarah dan bibir nya yang sobek

Jinaya meringis sendiri melihatnya, dia ini abis tauran atau bagaimana??.

Althaf menghela nafas beratnya lalu menengok ke arah jinaya yang sedang tauran dengan pikirannya sendiri. Setelah sadar di perhatikan jinayapun membalas tatapan althaf.

"Kenapa?"

"gpp"

"Lo althaf kan?" Tanya jinaya

"Ya. Lo kenal gw?" Althaf

"Ga, sekedar tau nama aja" jinaya

Sunyi beberapa saat sampai jinaya memberanikan diri untuk bertanya.

"La, sorry kalo lancang itu muka lo kenapa bisa sampe begitu?" Jinaya

"Ribut" althaf

"Ohhh, kayanya lo butuh waktu sendiri ya?, kalo gitu gue pamit ya itu luka nya jangan lupa di obatin, see u la" jinaya

"Tunggu nama lo siapa?" althaf

"Gue? Nama gue jinaya, reynandra athena jinaya"

"Ok" althaf

"Oke duluan ya dadahh" jinaya

ALTHAF (srj × njm)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang