Chapter 1

195 26 0
                                    

"Aku tidak mau, tidak peduli apa yg akan terjadi aku tetap tidak mau."
Seorang gadis berusia 18 thn itu sedang berteriak dengan keras didepan kedua orang tua dan dua laki-laki yg ada dihadapannya.

"Kenapa harus aku, kenapa bukan zhan ge saja. Aku bahkan baru saja masuk kuliah." Lanjutnya lagi dengan teriakan yg masih sama.

"Aku?" Tanya Xiao zhan pada gadis yg ada di depannya dengan jari telunjuk yg ia arahkan pada dirinya sendiri.

"Apa kau sudah gila? Aku seorang laki-laki, ba..."

"Aku tidak peduli."
Belum saja Xiao zhan menyelesaikan kalimatnya gadis itu sudah memotongnya terlebih dahulu dengan teriakan yg lebih keras.

"Xiao zhan kau juga anak papa, bagaimanapun kau juga mempunyai kewajiban untuk membatu papa." Ucap seorang anak laki-laki di samping Xiao zhan yg berjarak beberapa langkah dengannya.

"Apa hanya aku yg mempunyai kewajiban membantu papa, Bukankah Yang ge dan Lusi juga anak papa?."

"Kau, berhenti bicara." Bentak nyonya Xiao pada Xiao zhan.

Selama 10 tahun tinggal bersama tidak pernah sekalipun nyonya Xiao memanggil Xiao zhan dengan menyebut namanya, seolah olah Xiao zhan adalah sesuatu yg sangat menjijikkan sehingga nyonya Xiao tidak ingin mengotori mulutnya dengan menyebut nama Xiao zhan.

"Apa kau tidak ingin membantu Keluarga ini? Apa seperti ini rasa terima kasih mu pada keluarga ini hah? Jika waktu itu aku tidak mengizinkan mu tinggal di sini kau pasti sudah menjadi gelandangan di luar sana, kau pasti sudah mati karna kelaparan."

Xiao zhan hanya bisa diam mendengar semua teriakan nyonya Xiao yg di arahkan padanya. Apa yg dikatakan oleh nyonya Xiao semuanya adalah benar. Jika saja waktu itu nyonya Xiao masih bersikeras untuk tidak mengizinkannya tinggal di rumah ini, mungkin ia sudah menjadi gelandangan dan berebut makanan sisa dengan anjing-anjing liar, atau mungkin ia sudah mati sejak lama karna putus asa.
Di dunia ini hanya papa dan ibunya yg ia miliki, ia tak mempunyai siapapun kecuali keduanya.

"Cukup, kau tidak bisa memaksa Xiao Zhan." Tuan Xiao angkat bicara.

"Apa kau berusaha membelanya? Kau selalu saja memanjakannya. Jika saja kau tidak selingkuh kita tidak akan mengalami kesulitan seperti ini, kau menghabiskan semua uangmu hanya untuk wanita sialanmu itu." Teriak nyonya Xiao.

"Sekarang kau hanya mempunyai satu pilihan dan kau akan mengorbankan anak perempuan mu? Aku tidak akan mengizinkannya sampai kapanpun, bahkan sampai aku mati sekalipun." Lanjut nyonya Xiao dengan kemarahan yg sudah memuncak.

13 tahun yg lalu tuan Xiao mendaftarkan pernikahannya dengan ibu Xiao zhan dan mengakui bahwa dia telah mempunyai anak yg sudah berusia 8 tahun didepan nyonya Xiao, tentu saja nyonya Xiao sangat marah, tapi ia tak bisa berbuat apa-apa karna ia sadar kedua anaknya masih membutuhkan sosok papa untuk mereka. Nyonya Xiao tidak ingin hanya karna keegoisan dan kesalahan sang suami membuat kedua anaknya menderita, karna itu nyonya Xiao hanya bisa diam dan menahan kemarahannya.

Kebahagiaan Xiao zhan karna telah memiliki keluarga yg utuh tak bertahan lama, selang 2 tahun  kemudian ibu Xiao zhan sakit sakitan, tuan Xiao sudah membawanya kerumah sakit dan melakukan berbagai jenis pengobatan agar ibu Xiao Zhan bisa sembuh, bahkan tuan Xiao sudah berencana akan mengirim ibu Xiao Zhan ke luar negeri untuk menjalani operasi kelenjar getah bening yg di deritanya. Tapi sepertinya takdir berkehendak lain, sehari sebelum keberangkatan mereka ke luar negeri ibu Xiao Zhan meninggalkan Xiao zhan terlebih dahulu untuk selama lamanya.
Xiao zhan yg waktu itu masih berusia 10 tahun harus kehilangan seseorang yg sangat ia sayangi, seseorang yg sangat berarti dalam hidupnya. Saat itu ia berada di titik terendah dalam hidupnya, ia bahkan harus menjalani perawatan karna depresi yg di alaminya karna kehilangan sosok ibu yg sangat ia sayangi.

1 tahun kemudian setelah Xiao zhan menjalani perawatan, tuan Xiao memutuskan untuk membawa Xiao zhan ke rumahnya karna tuan Xiao tidak ingin Xiao zhan tinggal sendiri di rumah lama mereka. Awalnya nyonya Xiao bersikeras tidak mengizinkan Xiao zhan tinggal bersama mereka, tapi tuan Xiao terus memaksa dan akhirnya nyonya Xiao mengizinkannya.

8 tahun setelah kematian ibu Xiao Zhan, perusahaan tuan Xiao mulai mengalami kemunduran dan beberapa bulan yg lalu tuan Xiao ditipu oleh sekertaris nya sendiri yg mengakibatkan tuan Xiao mengalami kerugian miliaran rupiah.

Teman karib tuan Xiao, tuan Wang dengan senang hati akan membantu tuan Xiao agar perusahaan yg ia bangun dari nol tidak mengalami gulung tikar, tapi dengan syarat tuan Xiao harus menikahkan anaknya dengan putra tuan wang.

Awalnya tuan Xiao berencana akan menjodohkan Lusi putri bungsunya dengan putra tuan wang, tapi Lusi dengan tegas menolak perjodohan tersebut, dan disinilah mereka sekarang, berdebat menentukan siapa yg akan dijodohkan dengan putra tuan wang.

"Ma, Xiao zhan itu laki-laki, bagaimana mungkin dia yg dijodohkan dengan putra tuan wang." Tuan Xiao

"Aku tidak peduli dia laki-laki atau perempuan, selama keluarga tuan Wang baik-baik saja kenapa tidak? Lagi pula tuan Wang tidak mengatakan harus anak perempuan kita." Bantah nyonya Xiao.

"Tapi dia laki-laki." Jawab Tuan Xiao yg sudah mulai kehabisan kesabarannya.

"Apa kau akan selalu membela anak haram mu itu hah? Selama ini aku sudah berbaik hati membiarkan dia tinggal di sini, aku ti..."

"Cukup!" Teriak Xiao zhan.

Xiao zhan sudah lelah dengan semua ini, nyonya Xiao selalu meneriakinya anak haram, begitu juga dengan kedua saudara tirinya yg selalu merendahkan dirinya, seolah olah dirinya lebih rendah dari seekor anjing. Selama ini ia selalu berusaha menjadi anak yg baik dan penurut, apapun akan ia lakukan selama itu bisa membuat nyonya Xiao senang meskipun itu bertentangan dengan dirinya. Tapi sepertinya nyonya Xiao tidak pernah peduli, nyonya Xiao selalu melemparkan semua kesalahan pada Xiao zhan. Tidak peduli seberapa keras ia berusaha, nyonya Xiao tidak akan pernah melihatnya.

"Jika memang itu bisa membantu keluarga ini, aku akan melakukannya."

"Xiao zhan."

"Papa, aku tidak apa-apa aku akan baik-baik saja." Jawab Xiao zhan dengan senyum yg ia paksakan.

Setelah mengatakan itu, Xiao zhan langsung pergi menuju kamarnya. Semua ini ia lakukan semata-mata hanya untuk membantu papanya, tak ada yg lebih ia utamakan selain tuan Xiao, karna hanya tuan Xiao lah yg ia miliki saat ini. Terkadang ia marah pada takdir, kenapa ia harus terlahir menjadi anak haram, kenapa ibunya harus menjadi orang ketiga, kenapa takdir harus mempermainkannya hingga seperti ini.

"Kenapa aku harus menjalani kehidupan seperti ini? Apa karna kesalahan kedua orang tuaku dimasa lalu sehingga aku harus menanggung semua ini."

Xiao zhan ingin marah, ia ingin menyalahkan, tapi pada siapa ia akan menyalahkan semua ini, papa dan ibu? Ia tak bisa menyalahkan kedua orang tuanya. Tak ada seorangpun yg tau kapan cinta itu akan datang dan pada siapa kita akan mencintai. Tuhan telah mengatur semuanya, Xiao zhan percaya pasti ada masa dimana dia akan tertawa dan bahagia setelah melewati semua derita ini.

YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang