1❀

315 75 18
                                    

Yoonbin terbangun dari tidurnya dengan nafas yang terengah-engah juga keringat dingin yang terus terusan mengalir di sekujur badannya. Mimpi itu datang lagi. Mimpi yang sangat Yoonbin benci.

Tentang laki-laki yang masuk ke dalam mimpinya, wajahnya tidak terlihat jelas tapi orang itu selalu meminta bantuan padanya. Tapi Yoonbin tidak paham apa tujuannya orang itu untuk masuk ke dalam mimpinya.

"Anjing lo bisa stop datang ke mimpi gw nggak bangsat? Sekali aja gw tidur tenang!" Decak Yoonbin.

Dia tidak sadar kalau umpatannya itu terdengar oleh seseorang yang sedang memandangnya dengan tatapan yang sendu.


Bisa di hitung sudah 2 bulan dia mendapatkan mimpi buruk itu dan itu sangat mengganggunya. Dia tidak tenang, dia jadi selalu tidur di kelasnya.


"Mau lo apa? Nggak bisa kasih izin gw tidur damai ya? Mending lo muncul di depan gw sini, bilang apa mau lo!"




Yoonbin mulai merebahkan badannya dan kembali memejamkan matanya. Dia benar-benar ingin tidur tanpa hambatan, besok dia ada kuis dan dia harus tidur sekarang agar bisa mendapatkan nilai yang bagus.





'Kalau aku bisa aku juga bakalan muncul di hadapan kamu, Yoonbin...'





-



"Sumpah, muka lo jelek amat."

Yoonbin menatap sinis kearah Hyunjin. "Lo diem."

"Lo nggak bisa tidur lagi ben?" Ini Jeno yang bertanya.

Yoonbin mengangguk kecil lalu menunduk karena menahan ngantuk yang daritadi menyerangnya.

"Kali ini mimpi yang–"

"– iya sama. Gw capek, njing. Gw pengen tidur tenang tapi nggak bisa mulu!"

Hyunjin dan Jeno saling melemparkan tatapan kasihan pada Yoonbin. Temannya itu tampak tidak ada kehidupan karena selalu kekurangan tidur.

"Lo tau Renjun anak psikolog?"

Yoonbin mendengus. "Tau. Lo nggak usah nyuruh gw buat ketemu dia, gw nggak percaya sama tahayul kayak begituan."

Tangan Hyunjin terangkat untuk memukul kepala Yoonbin dengan gemas. Temannya itu terlalu keras kepala.

"Baik gw mau nolongin anak setan kayak lo, coba aja sih elah. Kalau dia bantuin lo dia bisa kasih tau lo informasi tentang orang yang selalu masuk ke dalam mimpi lo itu."

"Tapi nggak harus begitu juga! Ngapain buka mata batin."

"Lo mau hidup tenang kan, Bin? Coba aja sih saran gw juga. Kita juga kasian sama lo yang kayak begini mulu."

Yoonbin hanya terdiam tanpa merespon ucapan kedua temannya itu. Tapi selama 21 tahun dalam hidupnya dia memang sama sekali tidak percaya dengan tahayul semacamnya. Apalagi tentang membuka mata batin.

Tapi setelah dia selalu di hantui dengan mimpi buruk itu dia selalu mendapatkan kurang tidur, dan itu jadi berdampak pada aktifitasnya sehari-hari karena mengantuk.

"Nggak dulu. Makasih, dah ga mau balik mau tidur."

Pada akhirnya tetap saja. Yoonbin sama sekali akan terusan menolak saran dari temannya, walaupun sama sekali belum dia coba.




Tbc.

Mau ngk?
Rada ngk yakin ini bakaln bertahan sampe akhir atau ngk.. Tp mo ga?

unconditionally | Binhoon. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang