Chap 2. Tangisan Grimm

598 62 11
                                    

Fuuta keringat dingin melihat kemana dua orang ini, yang namanya Ace dan Deuce membawanya. Sebuah bangunan tua yang sepertinya terbengkalai dan terlihat tidak terawat berdiri manis dihadapannya. Lah? Dia jadi teringat film-film psikopat yang membawa korban-korbannya ke bangunan macam begini terus disiksa sampai mati mengenaskan! Ih!! Ngerii!!

"Hah? Ngapain kesini?! Kalian mau nyiksa aku ya?!" Tuduh Fuuta panik mencoba memberontak dari apitan Ace dan Deuce. Walaupun percuma karena dia kalah kuat dengan dua orang itu.

"Lah? Kenapa kami harus menyiksamu?" Bingung Deuce.

"Terus kenapa kesini?! Kalian nggak bisa milih tempat lain apa? Ini kayak tempat film-film psikopat yang suka nyiksa korbannya tau!" Omel Fuuta panik. Bahkan terlihat titik bening air mata ada disudut matanya.

"Hah? Psikopat? Kau ini bicara apa sih? Deuce, ayo lebih cepat saja!" Heran Ace. Ace dan Deuce pun mempercepat langkah mereka. Karena Fuuta selalu menahan dirinya ketanah saat dibawa maka sekarang Ace yang menggendong pemuda manis itu dengan gaya bridal style.

"Turunin! Turunin aku gak!!" Fuuta memukul-mukul bahu Ace kesal. Kelihatan kayak adegan penculikan ya bun? Namun Ace tidak bergeming sama sekali malah ia terlihat tertawa geli saat Fuuta memukulnya. Mungkin lucu baginya Fuuta terliat berjuang keras seperti itu.

Selang beberapa menit mereka sampai didepan pintu Ramshackle Dorm. Fuuta sudah pucat dan terlihat ingin menangis. Mau dilihat bagaimana pun tempat ini terlihat seram! Kayak ada sejarah kelamnya gitu kalau kata di film-film! Alhasil ia sekarang malah menyembunyikan wajahnya didada bidang Ace, saat masih digendong seperti ini. Fuuta takut Mamak.

Ace yang melihat tingkah Fuuta merona hebat! Batinnya berteriak betapa imutnya Fuuta seperti ini. Ia melirik Deuce disebelahnya yang berdecih tak suka. Deuce juga pengen ditempelin Fuuta ih! Melihat ekspresi Deuce Ace pun tersenyum kemenangan. Ia mengulurkan tangannya untuk menepuk bahu sohibnya itu.

"Don't mind!" Ucapnya yang membuat tangannya ditepis langsung oleh Deuce yang sekarang menatap garang dirinya.

"Sini! Gantian yang gendong!" -Deuce.

"Enak aja! Dia lagi nyaman gini kok!" -Ace.

"Hilih, wajahmu meresahkan!" -Deuce.

"Kau juga sama ya!" -Ace.

"Ka-kalian ini ngomongin a-apa sih? I-ini u-udah selesai apa be-belum?" Tanya Fuuta takut-takut dengan sedikit titik air mata disudut matanya.

Seketika Ace dan Deuce terkena serangan Kawaii Attack! Dan mereka pun meninggoy-eh-gak ding.

"Te-tentu saja belum! Kan kita belum bertemu Grimm!" Ace memalingkan wajahnya ke arah lain mencoba menyembunyikan rona merahnya dari Fuuta.

"Tu-tunggu sebentar ya!" Deuce tidak berbeda dengan Ace, ia tidak kuat melihat wajah imut Fuuta sekarang. Jadi ia cepat-cepat maju dan mengetuk pintu Ramshackle Dorm.

Tok tok tok

Menunggu yang didalam membuka pintu Ace menurunkan Fuuta dari gendongannya. Fuuta yang akhirnya diturunkan pun senang. Tapi ia masih sedikit takut dengan tempat mereka berada sekarang. Siapa sih yang tinggal disini? Itulah kira-kira pertanyaan yang terngiang dikepalanya.

Cklek

Krreeekkk

Kunci pintu terdengar dan pintu berderit tergeser terbuka. Fuuta yang terkejut merinding dan memeluk tangan Deuce didekatnya. Karena tadi Fuuta sedikit maju untuk melihat melalui jendela pintu membuat posisinya sekarang lebih dekat dengan Deuce. Deuce terkejut dan semburat merah terlihat diwajahnya! Langsung terkabul yekan bang?

Second Chance (Twisted Wonderland Fanfict)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang