Cerpen

32 2 0
                                    

"AKU BENCI DENGAN DIRIKU AKU BENCI DENGAN SEBUTAN GADIS BUTA.....YA TUHAN KAPAN AKU TIDAK DIPANGGIL DENGAN SEBUTAN GADIS BUTA....."Teriakku dengan air mata yang berjatuhan ini,aku membenci diriku sangat membenci diriku ini

"Ya tuhan sampai kapan aku seperti ini....hiks" kini suaraku pelan tubuh ku sangat lemas air mataku dengan deras turun menerus tiba tiba sebuah tangan seseorang menghapus air mataku.

"Rio,pasti ini kau!" Ujarku aku tak dab menoleh ke arah kiri dan tersenyum

"Heii aku di sebelah kanan Mu" ujar rio lalu aku menoleh ke sebelah kanan ku.

"Ri,sampai kapan aku buta dan sampai kapan aku dipanggil dengan sebutan gadis buta..." Ujarku dan mulai terdiam

"Aku tidak tau Bianca"

Aku pun mulai berjalan dan rio pun membimbingku,berjalan sebenarnya aku tak perlu,dibimbing karena kakekku yang tinggal di Belanda ini pernah mengajariku untuk berjalan tanpa tongkat.

Sesampai dirumah rio menekan tombol rumah lalu aku,mendengar suara gerbang di buka dan aku yakin yang membuka pintu gerbang adalah Mbok Sari.

"Eh non saskia udah pulang,eh den rio mau masuk kedalam dulu tidak??"ujar mbok sari sambil bertanya terdengar sekali logat jawanya yang kental ini

"Oh,tidak usah mbok saya harus pulang sekarang" ujar rio lalu mengacak acak rambutku ini

"Ih rio rambutku pasti berantakan deh" ujarku lalu mendengus kesal lalu aku pun berjalan tanpa di bimbing mbok sari,mbok sari sudah tahu kalau aku berjalan tak perlu di bimbing lagi.

"Hey! Adek darimana saja kakak cariin kamu dari tadi!!" Ujar kakakku yang bernama yaya

"Aku habis dari taman komplek kak" ujar ku dan berjalan sambil meraba raba tembok aku berjalan menaiki tangga satu persatu.Sesampai diatas aku tiba tiba saja dibimbing oleh kakakku tercintah .-.

Well sekarang aku sudah berada di kamar sepertinya

Di pagi hari ini aku sedang duduk di bangku tamanku lalu tiba tiba saja ada yang memanggil ku

"SASKIAAA ADA GOOD NEWS!!!"Teriak Kakakku ini dengan suaranya yang sangat cempreng,aku menutup kuping karena suaranya itu

"Hey! Bisa tidak jangan berteriak?!? Sudah tahu suara kakak cempreng" ujarku memasang wajah datar

"Maaf....Well ini sangat good news" ujar kakakku dengan sangat senang

"Bisa kah kakak berbicara to the point saja!?!?" Ujarku lalu mendengus sebal.

"Ada yang menyumbang mara untuk mu....tetapi aku tidak tahu siapa yang menyumbangnya"

"Darimana kau tahu??"

"Dari dokter Marcella"

Aku yang mendengarnya sangat lah senang karena akhirnya aku bisa melihat dunia ini,melihat wajah orang orang yang kukenal

Sekarang sudah pukul 6:55 dab aku sedang operasi dan,akhirnya operasi pun berjalan lancar akupun ke luar ku lihat kakakku,kekasihku,dan sahabat sahabatku ini lalu aku merogoh sebuah kaca dab kulihat wajahku kulitku berwarna putih,rambutku berwarna coklat Muda seperti orang orang bule.Lalu aku bertanya kepada kak yaya dimana rio aku ingin melihat wajahnya,pasti wajahnya tampan

"Kau lebih baik ke ruang jenazah"
Yaya

Aku pun berjalan ke ruanh jenazah sesampai di ruang jenazah tak sengaja ku singkirkan sebuah penutup yabg terdapat di muka. Dan aku yang melihatnya tersentak kaget aku menangis terus menerus karena dibalik penutup itu adalah rio kulihat wajahnya rio yang pucat pasi

Lalu aku langsung berlari keluar kulihat kekasihku Mika,dan aku pun menatapnya

"Rio menyampaikan surat untuk mu lebih baik kau buka sekarang"ujar mika,kekasihku

Aku pun membuka sebush durat dan mulai ku baca jadi begini isinya

Dear Saskia Alycia Rangkuti......
Well aku yang donotin mata untukmu karena aku tak mau melihatmu menangis terus menerus hanya karena kau buta,dan aku tak mau kau mengetahui bahwa akulah yang mendonorkan mata untukmu. Sebelum aku pergi dan ada di surga bersama para nabi,aku hanya ingin berkata jaga lah mataku baik baik,dan jangan lah menangis lagi kau harus berjanji jangan membenci siapapun itu

From: Rio
To:My Friend

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 25, 2015 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Pretty HurtWhere stories live. Discover now