Ghost

171 31 4
                                    

.
.
.

Siang ini mendung, persis seperti suasana hati Taehyung. Hari ini, lagi dan lagi ia dipecat. Alasannya sepele, pelanggan terlalu takut sebab Taehyung suka bicara sendiri. Beberapa jam dihabiskannya duduk di perpustakaan kota, merenungi nasib sialnya. Tidak tahu kemana lagi dia harus mencari pekerjaan.

Syarat bekerja salah satunya ialah sehat, fisik maupun mental. Taehyung sehat kok, tapi orang-orang pikir ia gila. Ponselnya berdering dan Taehyung melirik ada nama Jimin disana.

"Ya,"

"Kau dimana?"

"Ini mau pulang."

"Ya sudah, hati-hati. Kita bertemu nanti."

Taehyung dan Jimin tinggal bersama, sudah sejak lulus SMA. Keduanya hanya mahasiswa tingkat akhir yang hidup sederhana dan berusaha mencari pekerjaan sampingan demi membantu meringankan beban orang tua. Tidak seperti Jimin yang tetap bekerja di satu tempat dalam waktu yang lama, Taehyung harus pindah kesana kemari karena kesialan yang menempelinya ini.

Ia kembali berjalan lesu setelah mengakhiri obrolan singkat dengan Jimin. Melangkah pelan sambal sesekali menyeruput sekotak susu stroberi di genggaman. Taehyung memutuskan untuk melipir ke taman sebentar.

Dari jauh ia melihat seorang gadis kecil, duduk sendirian di salah satu bangku taman. Dari penampakannya sih jelas bukan manusia. Taehyung memutuskan untuk mendekatinya, duduk disamping gadis kecil itu.

"Kenapa menangis?" gadis itu tersentak, matanya yang merah membola kaget menatap Taehyung.

"Kakak bisa lihat Ailee?" Taehyung hanya mengangguk seadanya.

"Jawab pertanyaanku. Kenapa menangis?"

Gadis itu menautkan kedua tangannya di pangkuan. Semasa hidupnya pasti dia gadis yang cantik, kulit pucat pun tidak mengaburkan kecantikannya. Rambutnya bergelombang sepunggung, dengan gaun merah muda selutut. Dia menatap Taehyung dengan dua mata bulat besarnya.

"Ayah sedih."

"Sedih kenapa?" Taehyung memutuskan untuk meladeni hantu kecil yang satu ini. Biasanya ia akan mengabaikan mereka. Tapi gadis kecil ini berbeda. Taehyung merasa ia harus memberi perhatian padanya.

Taehyung memiringkan duduknya, berhadapan dengan Ailee yang sekarang juga sudah melipat kaki menghadap Taehyung sepenuhnya. Gadis polos, dia bahkan sudah siap bercerita pada Taehyung padahal baru bertemu.

"Ayah sedih karena Ailee pergi. Ini sudah dua tahun. Ayah masih sering kemari, lalu menangis disini. Ailee sedih melihat ayah sedih."

Oh, rupanya kasus biasa. Taehyung sudah sangat sering mendapati hantu yang berkeliaran sedih karena berbagai masalah yang belum selesai di dunia, termasuk keluarga yang belum mengikhlaskan kepergian mereka.

Keduanya lanjut mengobrol, Ailee banyak bercerita tentang ayahnya dan kronologi kematiannya. Taehyung hanya mengangguk mendengarkan dengan serius. Untung saja bagian taman yang ini cukup sepi, ya walaupun ada orang yang lewat Taehyung sudah tidak peduli jika harus dikatai gila.

"Ayah menyalahkan diri. Karena tidak bisa menjaga Ailee. Padahal bukan salah ayah."

"Kenapa tidak bilang saja pada ayahmu? Coba beri kode."

"Sudah kok. Tidak berhasil," Gadis itu menggeleng sedih.

Sesuatu terlintas dibenak Taehyung, sedikit ragu namun akhirnya ia menyampaikannya juga.

"Bagaimana kalau kubantu?"

Mata gadis itu langsung berbinar cerah. Kalau begini sih bukan hantu tapi malaikat, pikir Taehyung.

SetitikTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang