1

2.5K 164 50
                                    

Setelah pertempuran melawan Doflamingo. Kemenangan berhasil di raih oleh aliansi bajak laut hati dan topi jerami. Luffy masih terlelap bahkan ketika Sabo datang. Pria itu sudah tidur dua hari terakhir ini. Law bilang itu hal yang biasa saja. Tidak ada keanehan apapun. Memang cara Luffy mengumpulkan tenaga kembali adalah tidur. Bahkan saat makan saja matanya masih terpejam.

Para angkatan laut masih berada di sana menunggu. Entah apa yang mereka tunggu hingga tak bergerak menangkap sasaran empuk di depan mata. "Oh ya ampun, bisa bisanya dia masih tertidur selagi makan." Ussop geleng-geleng kepala melihat tingkah kaptennya.

"Ahahaha, ku pikir itu adalah kelebihannya." Kyros menyela memberikan bir pada pria lumut yang tengah melahap onigiri. "Kapan kita akan pergi dari sini?" Tanya Kinemon setelah keluar mencari makan bersama Kanjuro. "Selagi tak ada pergerakan dari angkatan laut. Kita bisa supeeer santai saja." Franky menjawab.

"Bodoh, kita harus pergi secepatnya." Ujar Law melahap onigiri di meja. "Saya setuju dengan, Law-dono. Kita harus segera pergi ke Zou." Kinemon menambahi. "Karena Luffy masih belum bangun, jaaa~ dua hari lagi bagaimana, Torao-san?" Robin memberikan penawaran di angguki setuju oleh pria bertato tersebut.

_____________________________________________________

Malam harinya kapten bajak laut hati masih belum terlelap. Tiba-tiba bunyi derit kasur membuatnya bangkit dari tidur. Mata Law menangkap samar-samar si topi jerami pergi dari sana. Ia mengernyit bingung, diam-diam mengikuti Luffy dari belakang. Sampailah mereka di dataran bunga matahari. Beberapa bunga telah tumbang karena pertempuran. Tapi calon bunga baru sudah muncul malu-malu di permukaan tanah. Cahaya bulan menerangi remang-remang dengan kerlip bintang di kejauhan.

Luffy berhenti dan berbalik kebelakang mengejutkan si topi putih. "Torao!" Ucapnya membuat Law menatap bingung pria itu. Bagaimana bisa mata yang tertutup menyadari keberadaannya. Haki?

"Torao!" Sekali lagi panggil Luffy membuat Law oleng karena pria itu menubrukan diri memeluknya erat. Kaki dan tangan Luffy melilit tubuhnya. Hingga Law hilang keseimbangan dan menyentuh tanah.

Bruk!

"Aagh—!"

"Torao, sakit?" Tanya pria dengan Luffy yang duduk di atas perutnya. Ia menunduk, mendekatkan wajah pada pria di bawah. Nafas Law sedikit tercekat saat menyadari jarak mereka yang sangat dekat. "Ehm, ta–tak apa." Ujarnya patah-patah. Pria di atas tersenyum lebar. Luffy sepertinya tidur berjalan dengan mata terbuka sedikit. Gerakan tubuhnya juga seolah sadar. Tapi Law yakin seratus persen pria itu masih tertidur.

Kapten bajak laut hati tak habis pikir dengan kelakuan si topi jerami. Makan sambil tidur sekarang bergerak sambil tidur. Sungguh, jika Luffy melawan musuhnya selagi tidur, Law tak akan terkejut lagi. "Shishishishi, Torao punya mata yang indah sekali." Ujarnya membuyarkan lamunan pria bertato itu. Jemari Luffy mengelus kelopak matanya, membuat Law terpejam.

"Oi, Mugiwara-ya!" Setelah sentuhan itu berakhir pria di bawah membuka mata dan langsung membelalakkannya, terkejut. Sentuhan bibir basah Luffy pada dahi membuat Law melayang seolah terbang. Si topi jerami menjauhkan wajahnya. Sekali lagi pria di atas tersenyum lebar dengan mata menyipit seperti bulan sabit.

Angin sepoi-sepoi meniup poni Luffy. Sekaligus menerbangkan topi jeraminya. Beruntung benda itu masih terhubung dengan leher sehingga tak bisa terbang jauh. "Torao, lukanya sakit?" Tanya Luffy membuka kancing pria di bawah satu persatu. "Oi, kau mau apa?" Law panik menepis tangan kapten aliansinya.

"Menyembuhkan Torao, shishishishi." Luffy membuka paksa kancing baju pria itu dan melepaskannya. Law diam tak memberontak masih mencoba memproses kejadian saat ini. Apakah Luffy benar-benar tidur? Atau ia yang bermimpi?

"Fuuuh~ sakit?" Luffy mengangkat tangan Law yang berbalut kasa. Ia meniupnya perlahan. Law terdiam tak menjawab. Si topi jerami membuka perban pada lengannya. Sekali lagi kapten bajak laut hati di buatnya panik dan bertanya, " Kau mau apa?"

"Uuuh, kan tadi sudah bilang. Aku mau menyembuhkan Torao!" Luffy berujar kesal merobek perban itu kasar. Jahitan dari Leo nampak jelas pada lengan Law. Ia menatapnya prihatin. "Sudahlah itu akan sembuh sendiri." Law menarik lengannya menjauh. Ia menurunkan Luffy dari atas perutnya. Pria di samping mengerucutkan bibir kesal menatap tajam pada Law.

"Huh! Aku kan sudah bilang mau menyembuhkannya." Luffy menarik lengan tersebut paksa. Kemudian memeluk erat seolah tak mau kehilangan hal berharga. Law menatapnya bingung. Bingung dengan segalanya. Ada apa sebenarnya dengan si topi jerami? Kenapa tingkahnya tak pernah bisa di pahami?

"Ace bilang luka bisa sembuh kalo dapet air ludah. Karena Torao tidak bisa menjilat lengan sendiri. Aku akan membantumu!" Luffy berujar panjang di akhir tawa khas miliknya.

"Hah!?" Law baru selesai memproses perkataan absurd tersebut. Namun sudah terlambat karena rasa dingin dan basah telah menyentuh lengannya. Perlahan Luffy menjilati bekas luka itu merata. Air liurnya bahkan mengalir bebas pada lengan Law dan dagunya. Tapi Luffy tak peduli dan terus menjilat.

"Mugiwara-ya hentikan." Law mencengkeram kepala pria tersebut dan mendorongnya menjauh. "Air liur tak bisa menyembuhkan, bodoh." Ia menatap jijik lengannya yang terasa lengket. Luffy menatapnya kesal, "Bisa!"

"Tidak bisa!"

"Bisa!"

"Tidak!"

"Atas dasar apa kau bilang air liur bisa menyembuhkan luka?" Law berujar kesal dengan perempatan imajer di kepala. "Karena Ace bilang begitu!" Luffy menjawab lantang.

"Ace...tak pernah berbohong." Tiba-tiba si topi jerami menunduk sendu. Law tentu saja bingung dengan perubahan emosi yang terjadi.

"Ace tak pernah berbohong. Tapi—ia mati padahal sudah berjanji. Huuu padahal dia sudah berjanji tak akan mati....." Luffy terisak kuat menyayat hati. Sekali lagi tangisan yan pernah Law dengar saat membawanya ke Amazon lily. Tangisan yang menggetarkan hati. Saat Jinbei datang untuk Luffy. Sebenernya Law ingin membantu, memberinya kekuatan. Tapi rasa gengsi membuatnya tak berkutik.

Namun kali ini, cukup kali ini saja. Law ingin melakukan sesuatu untuk kapten aliansinya itu. Ia memeluk Luffy erat seolah akan hilang jika tak dilakukan. Seperti Corazon saat itu. Janji padanya tak pernah terlaksanakan. Tapi senyuman pria ceroboh itu masih terngiang. Luffy juga merasakan hal yang sama, dan ia memahami perasaan itu. "Hei, kau tak boleh bersedih atau pria itu akan mengejek mu disana...." Law menepuk punggung Luffy menenangkan.

"....atau orang yang membunuhnya akan meremehkan mu. Jadilah kuat Mugiwara-ya. Hingga semua orang, bahkan dia sekalipun akan terkagum."

"Jika kau menangis dan bersedih terus. Waktu mu akan berhenti dan tertinggal dengan yang lain. Karena itu berlarilah, berlarilah walau itu berat, berlarilah walau itu menyakitkan. Karena sekarang kau tak sendirian untuk menjadi kuat. Maka berlarilah dan menjadi kuat bersama."

Law sendiri baru sadar dengan kalimat panjang itu. Cukup memalukan. Bagaimana ia bisa sangat lancar saat mengatakannya? Luffy terdiam, isak tangisnya sudah tak terdengar. Law melepas pelukan melihat keadaan si topi jerami.

"Torao juga, sekarang sudah lepas dari belenggu bukan. Kalo begitu berlarilah bersama ku." Luffy menangkup kedua pipi pria di depan. Wajahnya sedikit sembab karena air mata. Tapi pandangannya serius. Law tanpa sadar berujar yakin, "Ya..."

Cup!

Sebenernya kalian cape ga sih halu?

Sunflower [Lawlu]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang