7. Mantan

4 1 0
                                    

Sejak semalam, grup somplak yang di buat Alfin jadi sangat ramai. Membahas Jihan sepupu Hanna. Alfin sampai heboh dan kesenangan karna baru pertama kali melihat wajah baru bangun Jihan, Hanna pun sudah angkat tangan karna tingkat keberisikan Alfin yang makin menjadi-jadi.

"Han plisss yaa.. gue cuma minta ini doang kok, oy  Hanna!"
Hanna menutup telinganya capek sendiri, dengan tingkah menyebalkan Alfin yang merengek-rengek minta nomor Jihan. Namun Hanna abaikan

"Lo kalo emang suka dia ya datengin, minta nomernya! Yang gentle dong jadi cowok"
Ucap Hanna menasihati, berharap setelah ini Alfin tak menganggunya. Hanna masih terlalu sibuk menulis contekan daripada meladeni sikap kekanakan Alfin

"Ck gue cuma kagum, auranya tuh beauty gitu enak di liatin. Lagian gue cuma mau temenan kok, suer deh"
Ucap Alfin sambil mengangkat dua jarinya

Wulan yang menyalin contekan bersama Algyz menoleh, kaki kanannya terangkat dan menendang kursi Alfin dari belakang. Membuat pemuda dengan behel itu memasang tampang kesal

"Lo mau saingan sama Garvin ya?"
Tanya Wulan dengan alis naik, Alfin langsung berdecak malas

"Mereka cuma temen kecil anjir, ga ada hubungan apa-apa"
Sanggah Alfin dengan wajah lesu

Algyz mengangkat tangannya, bersandar ke kursi sambil melihat ke arah Alfin di depannya
"Bukannya mereka dulu pacaran ya? Mn, pas kelas dua Smp"

Seketika muka Alfin cemberut, diam-diam Hanna menggeleng sambil tersenyum tipis. Merasa kasihan dengan sahabatnya

"Kan mereka cuma mantan, Jihan bukan ceweknya Garvin lagi"
Algyz mengangguk, ucapan Alfin memang benar. Tapi kan-

"Tapi lo tau gak kalo Garvin sama Jihan belum pacaran semenjak mereka putus waktu itu. Gue denger-denger Garvin itu cinta pertama Jihan, ya kan han?"

Hanna menoleh terkejut
"Iya kali, ya?"
Ucap Hanna masih mencoba mengingat, namun mendengar kata cinta pertama, otak Hanna langsung teringat pada Gibran

'Apa Gibran itu cinta pertama gue ya?'
Batin Hanna

Alfin tetap berusaha tegar
"Ck lo dukung gue gak sih?"
Sekarang muka Alfin merah, kentara sekali jika sedang marah

Algyz berlagak santai dan menjawab dengan bahu
"Dukung apa? Emang lagi pemilihan osis?"
Ucapnya membuat Alfin makin kesal

"Denger ya Al, mereka cuma mantan. Ga ada Sejarahnya balikan sama mantan, inget itu"
Ucap Alfin sengit

Hanna tertegun, entah kenapa hatinya sakit. Setiap mendengar kata mantan. Andai dulu dia tak sejahat itu pada Gibran mungkin sekarang mereka masih bisa berteman

"Apasih, sok tau lo. Padahal kan si Garvin masih suka sama Jihan, kalo gak percaya lo bisa liat galerinya. Masih ada kok foto candid Jihan waktu smp"
Algyz dan Wulan tertawa keras, menikmati marahnya Alfin yang melempari mereka dengan pulpen.

Alfin beranjak dari duduknya, mengacungkan jari tengah.

"ALGYZZ BABI, BAJINGAN, JELEK, MUSNAH AJA LO ANJING!"
Ucapnya membuat Algyz makin tertawa kencang, puas sekali mengerjai Alfin

---------------------------

Pelajaran kedua di kelas Ips 1 kosong. Banyak yang memilih keluar kelas, dan ada juga yang masih stay di kelas, entah ngerumpi, dandan, atau tidur.

Salah satunya, Elea dan Hanna yang tengah duduk-duduk santuy di bangku depan, bangku dua cewek yang tadi Hanna usir karna cewek itu ingin duduk di kursi itu

"Han lo kan udah baikan, kapan main basket lagi?"
Pertanyaan dari Elea membuat Hanna terdiam, masih bingung juga sebenarnya

"Gue dulu suka main basket ya?"
Tanya nya mengangkat alis

Elea yang sedang memakai liptint mendongak
"Enggak!"  Jawabnya santai
"Lo cuma titip absen, main basket kalo dipaksa doang, terus menelin kapten basket, kan lo bucin banget sampe mendarah daging"

Hanna bergidik saat membayangkannya
"Ah mana ada anjir"

"Ya lo tanya aja anak-anak basket"

Hanna diam sebentar, melihat Elea yang sudah sibuk memoles liptint pada bibirnya

"Boleh out aja gak sih?" Ucap Hanna pelan namun masih bisa di dengar Elea

"Kenapa out? Kan ada Gibby"

Wajah Hanna memerah
"Malu gue sama kelakuan gue dulu, masa suka ama orang segitunya"

Elea tertawa kecil menanggapi
"Wajar han, gue kalo suka cowok mungkin bakal kaya elo, tapi sayangnya emang gue belum ada aja yang bikin hati cenat cenut" ucap Elea dengan nada lebay membuat Hanna mendengus

"Udah ah gue ke Algiz dulu ya"  ucap Hanna beranjak keluar kelas, tapi sebelum benar-benar keluar teriakan Elea terdengar

"IH MAU KEMANA?? GUE KOK DI TINGGAL??"
Protes Elea lalu berjalan mengikuti Hanna

Hanna langsung kembali berjalan saat Elea sudah di sampingnya
"Algiz chat gue katanya delivery pizza di uks"

Elea langsung sumringah
"Woanjirrr enak tuh, ayo buru gue laper"

Hanna mendecak, menarik rambut Elea yang terurai
"He dugong! Lo tuh nggak di ajak" ucapnya galak
"Ini khusus kita berlima doang"

Elea mengerucutkan bibirnya merajuk
"Jahat banget"

Hanna memutar bola mata melihat tingkah Elea
"Sana ke kelas dulu, nanti gue bawain deh" usir Hanna

Elea langsung tersenyum lebar
"Beneran ya?! Gue tunggu di kelas jangan sampe lupa" Elea berbalik untuk pergi
"Oh iya han, nanti ikut gue basket sekalian ijin kalo lo mau keluar basket"

Hanna mendelik dan mendelik
"Gue? Harus ijin? Gue?"

"Iyaaa kenapa sih cuma ijin doang. Lo masuk eskul baek-baek, ya keluar juga baek-baek" ucap Elea gemas sendiri

Dengan tak ikhlas Hanna mengangguk
"Ijinnya ke siapa? Guru pembina?" Tanya Hanna dibalas gelengan Elea

"Enggaklah ngapain, kan ada ketua eskul basketnya" ucap Elea santai membuat Hanna meneguk ludah

"Gak mungkin dia kan?"

Elea tertawa sampai termundur
"Ya dia lah anjir siapa lagi" ucapnya masih tertawa
"Udah ya gue ke kelas, jangan lupa pizza gue ya beb"

Hanna menunduk mendengarkan debaran jantungnya yang menggila. Gadis jangkung dengan rambut sebahu itu menipiskan bibir

'Kalo bukan dia siapa lagi'

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 27, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Kapten Gamon  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang