PROLOG

605 50 0
                                    

Ah.. kota ini sangat indah, angin malam menerpa seluruh tubuhku, sangat dingin. Namun, disini lebih nyaman bagiku. Melihat indahnya kota dengan bangunan-bangunan yang menjulang tinggi, melihat seluruh kendaraan berlalu-lalang seperti biasanya, suara berisiknya kota seperti biasanya juga, ini surga dunia bagiku. Namun, surga ini tempat yang akan kujadikan tempat terakhir aku berinjak dengan jantung yang masih berdetak. Ironis sekali, ya.

"DIAH!", Suara ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"DIAH!", Suara ini.. Diah berbalik perlahan dengan kaki telanjangnya, hembusan angin malam membuat rambut hitam pekat bergelembong miliknya terbang terurai dengan indah, dengan deraian air mata yang kian terus mengalir sejak tadi membuatnya mengerutkan dahinya semakin menangis.

"Diah! Jangan gegabah, aku mohon. Turunlah.", Ucapnya. Turun? Aku turun? Kau menyuruhku memilih neraka daripada surga, begitu? Haha, lucu sekali.

"Kak Leon.., selamat tinggal.", Srukkk.

"DIAH..!!", Aku memundurkan satu kakiku, menginjak udara menjatuhkan tubuhkan bersatu dengan hembusan angin yang menerpa tubuhku dengan sangat kencang, cukup sakit. Lihat betapa bodoh wajahnya terlihat seperti sedih akan kehilangan adiknya. Padahal kau juga yang memberiku beban ini. Ah.. apa aku akan benar-benar mati kali ini? Semoga iya. BRUKKKKKK.

"Kasihan sekali anakku. Berbahagialah kali ini, dengan usahamu."

Your Majesty, I'm not Her. [Who Made Me A Princess Fanfiction]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang