Ada yang Mahen tidak suka mengenai hujan, yaitu sering datang secara tidak terduga. Seperti sekarang, hujan turun lebat dan sialnya Mahen lupa membawa payung. Jadi Mahen hanya bisa terdiam, berteduh di depan Indomaret menunggu hujan reda sembari menikmati bau petrichor yang menguar.
Hujan itu, terkadang menyeramkan, tapi entah kenapa saat ini rasanya justru nyaman.
Jika dulu dia akan mengeluh, maka sekarang Mahen bersyukur. Bunyi rintik air yang jatuh di atas permukaan tanah membuatnya tak lagi sunyi, dan Mahen suka.
Mahen suka bagaimana keributan sekitar tidak lagi terdengar, melainkan sepenuhnya suara hujan favorit dia yang mengambil alih.
Membuatnya ingin mendengar lebih dekat, lagi.
Ketika sekujur tubuh mulai basah, Mahen menggigil kedinginan. Tapi kaki itu seolah enggan untuk berhenti.
Sampai pada titik dimana, Mahen merasa lelah. Tidak perduli seberapa banyak yang meneriakkan namanya, Mahen tetap kukuh berdiri disana. Menatap kosong cahaya lampu mobil yang semakin lama semakin terang. Semakin dekat.
Mahen, mau bertemu matahari nya. Dia rindu.
Ijin kan, ya?
— C H I K I N E E T A :: 17.09 —
cerita ini hanya hasil kegabutan saya yang bingung mikirin alur sebelah, dan khusus buat menjelang tahun baru. Anggap saja hadiah dari saya untuk kalian, terutama yang setia menunggu saya update hehe.
Bukan angst, soalnya saya gak pandai bikin cerita sedih. Tapi semoga apa yang saya ketik disini bisa sampai ke kalian.
Tapi sebelum itu, mungkin kita bisa berkenalan sebentar.
Mark Lee as Mahen
Karakter mungkin akan bertambah setiap part nya, tidak tau. Lihat saja nanti.
Sampai jumpa di chapter selanjutnya
KAMU SEDANG MEMBACA
Hastawara
FanfictionTuhan, Mahen itu hanya manusia biasa yang sering melanggar aturan mu. Tapi untuk kali ini saja, biarkan Mahen benar-benar melewati batasnya. Hanya sebentar, setelah itu ia akan kembali. Mahen berjanji. ------------- Cerita pendek dan ringan Semog...