After ➖ Remake (Vers Jjk)

S E V E N

Beritahu aku jika kau membutuhkan sesuatu," Johnny memberitahuku. Dia benar benar pria yang manis, mengapa dia berteman dengan Jungkook?

"Maukah kau membantuku menemukan Lisa?" Aku bertanya padanya dan dia mulai tertawa. Tangannya bergerak ke udara dan dia menunjuk ke kamar sebelah. Aku terkesiap saat melihatnya. Lisa bersama dengan dua gadis lain menari diatas meja di ruang tamu. Seorang pria mabuk memanjat dan bergabung dengan mereka, tangannya mencengkram pinggul Lisa. Aku berharap dia memukul tangannya, tetapi dia hanya tersenyum dan mendorong pantatnya kearahnya. Oh.

"Mereka cuma menari, Jiyeon," Johnny tersenyum dan tertawa kecil melihat ekpresi gelisahku. Mereka tidak hanya menari, mereka juga saling meraba raba.

"Ya.. aku tahu," kataku, meskipun tidak sesantai itu untukku. Aku tidak pernah menari seperti itu, bahkan dengan Eunwoo, dan kami telah pacaran selama dua tahun. Eunwoo! Aku merasa sangat bersalah karena dia tidak pernah terlintas dipikiranku sejak aku tiba. Ketika aku mengeluarkan ponselku, aku punya tiga sms darinya.

*Kau disana Jiy?*

*Halo? Kau baik baik saja?*

*Jiyeon, haruskah aku menelpon ibumu? Aku mulai khawatir*

Aku dengan cepat menelponnya, berdoa semoga dia belum menelpon ibuku. Dia tidak menjawab, tetapi aku mengirimi sms kepadanya meyakinkannya bahwa aku baik baik saja dan memohon untuk tidak menelpon ibuku. Ibuku akan marah besar jika dia tahu aku berada di sebuah pesta di sebuah rumah persaudaraan di akhir pekan pertamaku kuliah.

"Heyyy... Jiyeon!" Lisa bergumam saat dia berjalan kedapur. Lengannya melingkari tubuhku dan dia menyandarkan kepalanya dibahuku. "Kau bersenang senang di pesta ini?" Dia terkikik. "Kurasa aku perlu... ruangan ini mulai... maksudku berputar," dia tertawa dan tubuhnya bergerak maju.

"Dia akan muntah," kataku pada Johnny. Dia mengangguk dan mengangkatnya kedalam pelukannya, menyampirkan tubuhnya diatas bahunya.

"Ikuti aku" perintahnya dan menuju keatas. Kami pergi ke lantai atas dan dia membuka pintu, kamar mandi. Tentu saja, ketika aku membutuhkannya, aku tidak dapat menemukannya. Johnny menempatkannya dilantai dan Lisa langsung muntah. Aku memalingkan muka sambil memegangi rambut merahnya untuk menjauhkannya dari kepalanya. Setelah muntah terlalu banyak, dia berhenti dan Johnny memberiku handuk.

"Bawa dia ke kamar diseberang aula dan baringkan dia ditempat tidur. Dia harus tidur," Katanya dan aku mengangguk. Aku tidak bisa meninggalkannya sendirian disini, pingsan. "Kau juga bisa tinggal disana," katanya seakan membaca pikiranku.

"Terima kasih," aku memberitahunya, dia tersenyum dan meninggalkan kamar mandi. Aku berhasil mengangkatnya dari lantai dan membantunya berjalan melewati aula, pintu terbuka ke kamar tidur. Mataku langsung tertuju ke rak buku yang menutupi salah satu dinding. Dengan lembut aku meletakan Lisa yang mengerang ketempat tidur dan berjalan ketempat buku buku. Aku mengamati judul judulnya dan aku terkesan oleh pemilik koleksi ini, ada banyak buku klasik dan semuanya termasuk favoritku.

Aku meraih Wuthering Heights dan menariknya dari rak. Kondisinya sudah buruk, halamannya menunjukan bahwa buku ini telah beberapa kali dibaca.

"Kenapa kau ada dikamarku?" Suara marah terdengar. Aku tahu aksen itu sekarang. Itu Jungkook.

Aku bertanya, apa yang kau lakukan dikamarku?" Jungkook mengulangnya, sama kasarnya dengan yang pertama. Kakinya yang panjang melangkah kearahku dan dia mengambil buku itu dari tanganku dan mengembalikannya ke rak. Aku bingung. Dia dengan kasar berdeham dan melambaikan tangannya didepan wajahku.

"Johnny menyuruhku membawa Lisa kesini," suaraku nyaris tak terdengar. Dia mengambil langkah lebih dekat dan menghela nafas dalam dalam. Aku menunjuk ketempat tidurnya dan matanya mengikuti tanganku. "Dia terlalu banyak minum dan Johnny berkata-"