CHAPTER 2

3 2 0
                                    

Bro-Friends
(Brother or Boyfriends)

"Esa ambilin air minum."
"Esa bersihin kamar kaka."
"Nasi nya kurang Sa, tambah lagi."
"Sepatu kaka tolong dibersihin."
"Siapin seragam buat besok Sa."

Vanessa menghela napas, menatap dengan kesal kaka tirinya itu.

"Kenapa kaka gak siapin sendiri." Vanessa sudah dibatas kesabaran, ia ingin mengungkapkan segala keluhannya kepada lelaki dihadapannya ini.

"Lah, kamu kan adek nya kaka, wajar dong kaka suruh! gak suka ya, gih ngomong sama papa!"

"Kak Danang!!"

"Kenapa? gak berani kan?"

Vanessa rasanya ingin menjerit sekuat tenaga, lelaki yang dulu bahkan seperti malaikat sekarang berubah menjadi iblis setelah kedatangannya kerumah ini sebagai adik tirinya.

Sikap Danang berubah total, sangat dingin, cuek, bahkan dibeberapa hari pertama Danang sama sekali tidak berbicara. Namun semakin kesini Danang justru semakin bertingkah dengan menyuruh Vanessa seenaknya. Ini itu harus dikerjakan Vanessa.

"Udah enak-enak jadi pacar, ini malah jadi adik."

Walaupun jarak mereka jauh, Vanessa tetap mendengar sindiran keras itu yang ditujukan untuknya, ia tidak memperdulikan, kakinya tetap melangkah menuju lemari untuk mengambil seragam SMA.

*

"Pantesan lo deket banget sama si Esa, adik tiri toh."

Tidak ada yang tahu bahwa mereka pernah berpacaran, teman-teman Danang dulu memang menganggap Danang dan Vanessa pasangan kekasih, namun beberapa waktu ini banyak berita yang mengatakan bahwa mereka adalah saudara tiri.

"Gue kira pacaran."

Rasa sesak membuat Danang berdiri dan meninggalkan kelompoknya, ia rasanya sangat lelah. Diputuskan secara mendadak membuat Danang kebingungan, ditambah lagi setelah satu bulan putus, Vanessa yang tiba-tiba menghilang datang kerumah sebagai adik tirinya.

Saat ayahnya menikah, Danang tidak datang, ia ada olimpiade yang tidak boleh ditinggalkan, olimpiade itu adalah pelampiasan karena kasus putus cinta sepihaknya. Untuk itu ia tidak mengetahui bahwa calon adik tirinya adalah orang yang sama.

Ia sangat shock. Belum lagi rasa cinta yang begitu dalam tidak mungkin bisa ia hilangkan, diputuskan sebagai pacar namun menjalin hubungan kembali sebagai saudara tirinya.

*

"Sa! Esa! Vanessa, kakak lo bilang kalau lo pulang sendiri aja dia ada urusan."

Menghela napas kembali, Danang benar-benar keterlaluan, pagi tadi dia merampas ongkos jajannya dengan berdalih ia yang akan memberi tumpangan, untuk itu Vanessa memberikan uangnya meskipun tidak rela -ralat- dipaksa memberikan.

Namun apa-apaan ini, kenapa Danang mengatakan ia harus pulang sendiri! naik apa? uangnya dari mana? apa ia harus jalan kaki? Danang gila.

"Cowok lo--eeh kaka tiri lo tega bener Sa, dia palak duit lo, terus sekarang nyuruh lo pulang sendiri."

Lia Ambarwati namanya, sahabat Vanessa sejak hari MOS. Ia memang mengetahui seluk beluk hubungan Vanessa dan Danang.

"Padahal dulu kak Danang tuh baik banget, perhatian, sayang banget sama gue. Sekarang kekanakan, ngebos lagi. Suka nyuruh-nyuruh, ahh darah tinggi gue lama-lama."

Vanessa menelungkupkan wajahnya dimeja, ia meratapi nasib, ia kira saat sudah menjadi adik Danang, lelaki itu akan semakin menyayanginya, namun yang ada malah sebaliknya.

"Lo terjebak Brother Zone, Sa!"

"Bukan, tapi Bro-Friends."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 13, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Bro-friendsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang