I. HOPE

8 0 0
                                    

"Aku ingin menjadi dokter" Ucap Kawa pada kawannya itu.

Pada siang itu, Kawa dan teman-temannya sedang menikmati waktu istirahat sambil menunggu Hibiko dan Insan selesai beribadah.

"Apa yang kau bicarakan, Kawa-senpai?" Ucap Rin yang kurang mengerti apa yang sedang dibicarakan Kawa.

"Ayolah, Rin. Aku sedang membicarakan tentang ambisi kita, kau tahu?" Ucap Kawa memperjelas tentang topik yang mereka bicarakan.

"Oooh. Begitu ya? Lalu kau ingin aku membalas apa?" Ucap Rin dengan pertanyaan bodohnya.

"Hadeeeeeh. Ayolah, Rin. Kau tak perlu membuatku jengkel bukan?" Ucap Kawa yang hanya bisa menahan rasa ingin memukulnya pada Rin karena rasa sayangnya pada Rin yang kuat.

"Hehehehe aku bercanda. Tentu saja aku tidak sebodoh itu. Tehehe~" Ucap Rin sambil memukul kepalanya sendiri.

"Jadi? Bagaimana tanggapanmu?" Tanya Kawa lebih lanjut.

"Tanggapanku? Tentang apa?"

Kawa sudah merasa cukup jengkel tentang ini. Tetapi ia sangat menyayangi Rin. Jadi yang hanya bisa ia lakukan hanyalah menahan. Lalu ia menghembuskan nafasnya.

"Aku ingin menjadi dokter. Bagaimana tanggapanmu?"
Ucap Kawa menanyakan pendapat Rin.

"Mengapa kau harus menghembuskan nafasmu seperti merasa depresi hanya untuk menanyakan hal itu?"

"Sudahlah jawab saja!" Ucap Kawa yang sudah di ambang batas.

"Pendapatku kah? Hmm" Sambil memandangi langit siang kala itu, Rin memikirkan pendapatnya tentang Kawa yang ingin menjadi dokter.

"Entahlah. Aku tidak ahli dalam bidang seperti ini"

Kawa yang mendengarnya menjadi terdiam. Lalu Insan dan Hibiko mendatangi mereka berdua.

"Yo. Kami sudah selesai beribadah" Ucap Insan.

"Apa yang sedang kalian bica-"

Bugg

Belum sempat menyelesaikan omongannya, tinju Kawa sudah melayang lebih dulu ke arah wajah Hibiko.

"Aduh. Apa yang kau lakukan?"

"KAU DASAR PRIA BRENG*EK BODOH!! APA YANG KAU AJARKAN PADA PACARMU DASAR BEGO!" Ucap Kawa sambil mencengkram kerah Hibiko dan menggoyang-goyangkannya.

"Apa yang kau bicarakan? Kami tidak berpacaran, kau tahu? Kesampingkan itu! Lepaskan aku, Kawa!" Ucap Hibiko yang sedang berusaha memberontak dari serangan Kawa.

"Uuuuuh........ Apa yang sedang terjadi?" Tanya Insan yang penasaran apa yang sedang terjadi pada Rin.

"Eh? Ah! Ahahahaha.... Sepertinya aku yang bertanggung jawab soal ini" Ucap Rin sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

HARAPAN

"Hmm..... Kau ingin menjadi dokter, huh?" Ucap Insan sambil memasang wajah berpikirnya.

"Tanggapan kami? Hmmm....... Sejujurnya aku akan kesulitan jika aku menjadimu, Kawa" Ucap Hibiko.

"Apa maksudmu?" Balas Kawa menanggapi pertanyaan Hibiko.

"Ya, maksudku, untuk menjadi seorang dokter itu membutuhkan perjuangan dan dana yang tidak sedikit. Jadi, jika aku menjadimu, aku pasti akan sangat direpotkan oleh ambisiku itu" Ucap Hibiko.

HARAPANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang