Kageyama Tobio, Tsukishima Kei dan Tadashi Yamaguchi menuruni tangga menuju lobby. Kelas mereka yang kedua sudah selesai, tinggal menunggu jadwal selanjutnya satu jam kemudian. Asyik mengobrol tentang anak fakultas mana yang lebih banyak memiliki stok cewek atau cowok cantik.
"Sekretaris-lah. Selalu rapi, menor pula," kata Yamaguchi memulai vote-nya.
Kei tampak mengerutkan kening, "...tapi ada kok anak kelas kita. Yang cakep."
"Siapa?"
"Itu, yang gak masuk absen."
"Lah, emang ada?"
"Kayaknya," ucap Kei ragu yang serta merta langsung diberi cubitan di lengan.
Yamaguchi diam-diam juga berpikir, ada beberapa orang yang absennya tidak sesuai dengan absen kelas mereka. Mungkin kakak tingkatnya yang mengulang.
Tobio masih menutup mulutnya, enggan berbicara karena masih cukup pusing dengan mata pelajarannya nanti. Jika Kei dan Yamaguchi bisa santai setelah kelas ketiga, tidak dengan Tobio. Dia yang menjalani dual degree membuatnya menjadi manusia paling sibuk. Projectnya yang sudah harus selesai minggu depan masih banyak yang harus diperbaiki. Itu adalah risiko yang harus diterima karena nekat. Manajemen bisnis untuk menuruti sang Ayah, dan Arsitektur untuk menuruti keinginan egonya.
Sekarang masih pukul dua siang. Kampus semakin ramai karena ini juga masih waktu makan siang. Hinata Shoyo tergesa menuju lobby setelah memarkir sepeda umum di sembarang tempat. Tidak peduli jika nanti dia kena sanksi. Dia hampir terlambat.
Bus yang ditumpanginya tadi terkena kendala. Kacamata bulatnya berembun seiring desah napas yang tertahan sebab masker yang dia kenakan.
"Menurut lo, yang mana yang lebih banyak cowok kecenya, Oosama?"
Tobio berdengung tidak jelas karena memperhatikan cowok berkaos putih yang berlari-lari.
"Eh, Hinata! Telat?"
"Iya," Shoyo tersenyum dibalik masker. Kei melirik pada Tobio dan mengulang pertanyaan.
"Kayaknya sih anak Desain deh. Ya nggak Bio?"
Tobio melirik Shoyo lagi, kaosnya bertuliskan Honey. Dia menyeringai dari balik masker.
Matanya menatap lurus pada si kelinci mungil, "Iya. Anak Desain lebih lucu. Apalagi kalo lagi gambar terus pas lagi bikin sketsa diinterupsi."
Yamaguchi melirik kaos Tobio dan, "apalagi kalau pakai jeans terus lagi nenteng tas tabung isi sketsa."
Shoyo yang masih di hadang (secara tidak langsung) oleh tiga orang itu mengeratkan pegangan pada tangga. Malu juga karena Tobio si manusia super sibuk masih menatapnya lurus-lurus. Rona merah di wajah sedikitnya menjalar hingga ke ujung telinga.
"Permisi," ujarnya sekilas dan menerobos si trio pagar.
Pukul lima sore Shoyo baru keluar kelas sembari bercengkrama. Tas tabung dia sampir di pundak kiri. Sedang tas ransel dia pegang biasa.
Mentari terlihat redup di barat, mungkin malam nanti akan hujan. Warna senja yang terlukis kelihatan agak abu-abu gelap. Shoyo membelok di lorong kanan. Meletakkan dua tasnya di wastafel. Topi yang ia pakai juga. Melirik kaosnya yang bertulisan Honey lekat-lekat dicermin. Kemudian membasuh wajahnya.
Toilet sepi. Namun beberapa waktu kemudian, Shoyo mendengar langkah seseorang keluar dari bilik setelah suara flush.
Seorang dengan kaos putih bertuliskan Darling itu mendekat ke wastafel nomor dua. Meletakkan tangan kanan di wastafel, mengurung yang sedang mengelap wajah dengan tisu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Patbingsoo [ KageHina ]
FanficRandomly pair one shot Anime Chara bxb bxg Just for Fluffy Duffy Buffy my own Universe []