Tartaglia, bersinar terang di atas panggung. Itu menyilaukan. Kehadirannya membakar keberadaan Zhongli yang tak seberapa.Hiruk-pikuk konser tak membuat Zhongli merasa terganggu, ia menatap pemuda bersurai jingga yang berdiri di tengah panggung sambil menyunggingkan malas, ia tampak sangat menikmati semua perhatian yang didapatnya.
Tartaglia melambaikan tangannya dan berkedip genit, semua gadis di sekitar Zhongli berteriak, masing-masing dari mereka berpikir Tartaglia melambai dan berkedip pada mereka.
Bodoh.
Zhongli lebih tahu daripada siapa pun bahwa Tartaglia tidak pernah menatap apapun selain mimpinya.
Bahkan Zhongli pun tidak bisa mendapatkan perhatiannya. Zhongli terkekeh kecil.
Dia ingat hari itu, saat Tartaglia dengan gembira mengatakan kepadanya bahwa dia lulus audisi, bahwa dia akhirnya bisa berdiri di atas panggung, bernyanyi dengan idolanya.
Kemudian Tartaglia berubah menjadi semakin sibuk. Zhongli menyaksikan dalam keheningan saat kehadirannya dalam kehidupan Tartaglia-nya terbakar dan memudar, ia tidak melakukan apa pun kecuali tersenyum ketika Tartaglia menoleh padanya.
Sudah lima tahun sejak Tartaglia meninggalkannya.
Rasanya sakit, menonton Tartaglia menjadi favorit semua orang, Rasanya sakit melihat Tartaglia yang bagaikan bintang membara yang membakarnya.
Tartaglia yang tutup mulut saat jarak antara mereka menjadi semakin lebar. Hatinya mati secara perlahan hari demi hari, Zhongli lebih memilih untuk pergi dan membunuh hatinya, membunuh cintanya, meninggalkan Tartaglia. Meninggalkan cintanya.
Mereka bukan kekasih lagi, ini sulit tidak melihat Tartaglia dalam bagun tidur nya.
Ini sulit, ia sudah terbiasa dengan kehadiran Tartaglia.
Tartaglia tengah mengadakan konser bersama boys groupnya sekarang, dan Zhongli tidak bisa tidak mengikuti setiap konser Tartaglia, ia tenggelam dalam suara nyanyian sensual pemuda itu. Ia benci bagaimana mereka selalu memberikan Tartaglia lagu yang paling menggoda, bersama dengan koreografi yang memiliki gerakan erotis di dalamnya.
Ia membencinya, tetapi juga memahami alasan dibaliknya. Tartaglia sendiri sudah begitu menggoda tanpa melakukan apa-apa.
Zhongli mengambil keputusan yang tepat— untungnya dia pergi, jika dia tetap tinggal, maka dia hanya akan membentak dan meminta Tartaglia untuk berhenti menjadi idola yang bersolek di atas panggung.
Suatu ketika salah satu teman lama mereka akan menghubunginya dan mengatakan bahwa Tartaglia merindukan mencari Zhongli-nya. Zhongli tahu itu hanya omong kosong yang dibuat temannya, nyatanya Tartaglia memang sudah melupakannya.
Lagu berikutnya adalah solo anggota lainnya yang bersurai violet, yang nama nya tak pernah Zhongli coba tuk ingat.
Akhirnya, Zhongli memilih berbalik pergi meninggalkan konser yang penuh dengan segala jenis kebisingan. Zhongli berbalik kebelakang, menatap wajah Tartaglia untuk terakhir kalinya, untuk meninggalkan semua kenangan yang telah ia buat dengan Tartaglia-nya, yang sekarang tidak akan pernah kembali.
Tanpa sengaja netra mereka bertemu, iris kuning bersibobok dengan iris birunya, sedetik kemudian Tartaglia mengalihkan pandangan, tak sudi melihat wajahnya. Ia sudah tahu bahwa Tartaglia akan bertingkah seolah dia bukan siapa-siapa.
Zhongli berbalik, minggalkan Tartaglia yang bersinar terang di belakangnya.
End.
YOU ARE READING
star, tartali.
Fanfiction[ONESHOT] Untuk kamu yang seterang bintang. Yang panas mu membuatku terbakar. for : Butter (@mentegafly_ di twitter)