Prolog

37 2 0
                                    

Foto ini berada di museum khusus keluarga Atmodjo

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Foto ini berada di museum khusus keluarga Atmodjo. Sebagai bentuk penghormatan kepada Atmodjo bersaudara pada tragedi 1980.

"Ya, dulu ini adalah rumah saya, rumah ayah saya. Tempat kami bertumbuh besar. Sebelum saya pergi ke militer, kami selalu berada di halaman rumah, duduk di kursi bambu. "

"Dulu saya menghadap presiden dengan tangan gemetar, saya berkata, " pak presiden, saya izin pulang! mengantarkan saudara - saudara saya." Dan ya, saya pulang mengantarkan mereka. "

"Bapak Presiden menahan air matanya. Masih berdiri tegak membalas hormat saya, dia masih mengamati luka di tubuh saya. "

"Saya tiba di kediaman Tanaka pukul 08.00 pagi, di sana ramai. Banyak yang ikut mengantarkan saudara-saudara saya pulang. "

"Kekasihnya menangis, melihat tubuh saudara saya memeluk surat cinta darinya, saya masih ingat jelas bagaimana putri gubernur itu menangis. "

Ruas- ruas jalan di sekitar kediaman Tanaka, petang ini di selimuti karangan bunga. Masih segar, seakan baru terpetik dari tangkai.

Kediaman Tanaka begitu ramai, saat  calon presiden petang ini berkunjung ke tempat peristirahatan Atmodjo bersaudara. Tragedi yang merekam sejarah 40 tahun silam.

Seorang wartawan memeluk laki-laki berusia 68 Tahun, ketika laki-laki itu menangis saat diwawancarai.

"Andai mereka tidak berkorban tempo itu, akan jadi seperti apa mereka sekarang, Pak? "

Laki -laki itu tersenyum.

"Tentu, Kang Mas saya akan menikahi perempuan tercantik mengalahkan Dyah Pitaloka, Yang satunya sudah berencana akan mengajar di pedalaman dan menjadi guru besar di German, satunya senang menulis buku, hingga tidak bosan saya membaca tulisan-tulisannya, dan yang lainnya ingin mengembara. "

Ia tertawa terbahak-bahak selepas menjawab pertanyaan wartawan yang tadi memeluknya. Tragedi 1980 menjadi simbol krisisnya negara tahun itu.
Memanasnya konflik politik disertai inflasi besar-besaran membuat golongan lain murka.

"Kami ingin merdeka! "
"Kami murka berada dalam lingkaran kemiskinan! "

"Ya, setidaknya itu yang saya ingat sepuluh menit sebelum api itu menyala. "

Jauhar 1980

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Jauhar 1980

JAUHAR 1980Where stories live. Discover now