AIGLE NOIR √ Meanie

part 1

"KALIAN TAU APA KESALAHAN KALIAN?!"

Suara bentakan menggema di suatu ruangan besar dengan satu orang yang nampak mengebu ngebu dan 4 orang lainnya yang tengah menunduk takut akan bentakan orang tersebut. Tentu saja mereka takut. Jelas. Karna ini pertama kalinya sang tuan marah besar karna seluruh data identitas mereka yang amat sangat rahasia itu ada yang mengetahui. Bukan anggota dari organisasi mereka. Melainkan orang lain. Dan jelas mengetahui hal itu si tuan amat sangat marah dan memerintahkan seluruh anggotanya mengechek siapa yang berani membongkar data rahasia tersebut.

Tak hanya data pribadi, data data mereka tentang penyelundupan narkoba, budak budak dan organ, bahkan perjudian dan penggelapan uang semuanya terbongkar. Jika dunia sampai tau, maka tamatlah riwayat mereka semuanya. Si tuan memukul meja tersebut dan menatap bawahannya satu persatu yang masih berdiri menunggu kelakuan si tuan lagi. Dengan nafas yang memburu karna emosi ia menatap tajam dan ruangan itu menjadi gelap juga menakutkan. Pasti seseorang yang telah berhasil membongkar identitas mereka bukanlah sembarangan orang, tidak ada yang bisa membongkar rahasia dari Aigle Noir. Pasti ia ingin mati di tangan sang tuan besar.

Sang tuan bertubuh tinggi nan gagah itupun mendudukan dirinya di sofa sembari menahan emosinya barusan dan memijat pelipisnya karna khawatir akan mendapatkan masalah bila identitas dan rahasia mereka terbongkar. Entah hanya di penjara atau juga di hukum mati nanti. Rasanya kepalanya akan pecah, ini adalah kali pertama masalah yang sangat ia khawatirkan karna bisa menyangkut nyawanya di tangan presiden dan masyarakat juga. Ketiga orang itu menatap seorang wanita cantik yang berdiri di samping mereka yang juga merasakan ketakutan yang sama, mengode untuk memberikan penjelasan kepada sang tuan sebelum kepala dan tubuh mereka terpisah. Wanita itu mendesis kesal karna merasa ia akan di tumbalkan disini. Dengan segenap keberanian ia maju dan mengeluarkan suaranya meski sedikit bergetar.

"Tuan, kami sangat menyesal bisa membiarkan seseorang membongkar identitas dan-"

Wanita itu langsung menghentikan ucapannya melihat tangan sang tuan yang terangkat menandakan bahwa dirinya di perintahkan untuk diam. Maka ia pun terdiam sambil mendengarkan suara dingin nan mencengkam dari sang tuan.

"Aku tidak memintamu untuk menjelaskan, Karina."

Wanita bernama Karina itu terdiam dan melihat teman di sampingnya yang menghela nafas pasrah sambil menatapnya. Pasti mereka akan di hukum dengan di suruh berdiri disini terus selama berjam jam. Sang tuan berdiri dihadapan mereka berempat, rahangnya mengeras dan dengan suara tegasnya dia memerintah.

"Cari siapa orang yang mencari masalah dengan kita, aku yakin pasti ada orang dalam atau dia memang tidak bisa diremehkan. Cari dia sampai dapat dan tangkap hidup hidup bagaimanapun keadaannya!"

Keempat orang tersebut, yakni Seungcheol, Karina, Rose dan Joshua segera keluar ruangan dan pergi keruangan milik Joshua yang biasa untuk mereka menyelidiki sesuatu masalah yang tengah terjadi, namun kali ini masalah antara hidup dan mati mereka karna murkanya tuan mereka. Mereka harus menemukannya atau akan mati ditangan tuan mereka sendiri.

Selepas kepergian bawahannya sang tuan meraih ponselnya yang ada di meja dan mencoba mencari kontak seseorang. Kemudian, ia meletakan ponsel itu di telingannya untuk menghubungi seseorang di seberang sana. Tak butuh waktu lama telfonpun tersambung, terdengar seseorang di seberang sana, suara perempuan yang terdengar sedang makan sesuatu.

"Yuna, aku ingin kau kesini segera."

"Untuk apa, Christ? Menyusahkan sekali."

Sang tuan bernama Christian Mingyu Kim itupun langsung mematikan sambungan telfon karna tidak mau berlama lama untuk berbicara dengan gadis bernama Yuna tersebut. Ia tahu pasti Yuna akan mendumal tidak jelas dan itu hanya akan menambah emosinya dikala ia tengah merendam emosinya karna kelalaian bawahannya.