☁️H A P P Y R E A D I N G☁️
Mentari memperhatikan orang-orang yang berinteraksi di sekolah ini, hampir tujuh puluh lima persen digandrungi oleh murid-murid yang memamerkan barang-barang branded miliknya, astaga sekolah macam apa ini?
Hari ini ini adalah hari pertama dirinya memasuki sekolah sebagai murid baru. Tentunya melalui beasiswa full. Mana mampu dirinya membiayai sekolah yang hampir biaya bulanannya bisa membiayai makan dirinya setengah tahun.
Vegasus Indonesian High school.
Terkadang dirinya merasa seperti mimpi, bisa memasuki sekolah paling bergengsi. Di sini isinya rata-rata anak pejabat, ada juga anak bangsawan dan Milioner, yang paling rendah yaitu anak seorang karyawan perusahaan. Sedangkan dirinya hanya anak yatim-piatu yang beruntung bermodalkan kepintaran.
Mentari menghela nafasnya panjang. Sambil menopang dagunya dengan sebelah tangan dirinya meniup poninya. Melirik ke segerombol anak-anak orang kaya yang memamerkan tas dan sepatu terbaru mereka dengan impresif, lalu dirinya melirik tas dan sepatu miliknya, ya ampun dirinya semengenaskan itukah. Masih ingat tas ini, dirinya mendapatkannya dari sebuah lotre di pasar malam. Sedangkan sepatunya, ini sepatu sehari-harinya.
Sudah lusuh. Sudah tidak layak di pakai. Tapi mau bagaimana lagi, pengennya sih beli yang baru. Boro-boro makan aja dirinya dari uang jajan yang sengaja disempilkan dirinya. Jual ginjal? Membayangkannya saja membuat dirinya ngeri.
Dug.
"Sorry sorry...! Kursi yang lain penuh boleh yah gue duduk di sini, kosong juga kan." Seseorang duduk di kursi kosong di sebelahnya.
Seorang perempuan bertubuh mungil dan berwajah cantik. Penampilannya feminim, tidak seperti dirinya yang apa adanya.
"Okeyyyyyyyy, kenalin gue Matahari Renata. Bukan matahari yang ada di langit apalagi bunga matahari. Lo siapa? Btw gue belum punya temen nih gue, kalo Lo? Tapi menurut gue lo juga belum punya ya soalnya dari tadi ngelamun mulu. Gak papa gue mau kok temenan sama lo."
Mulut Mentari menganga lebar mendengarkan celotehan gadis di depannya. Tangannya mengorek telinganya. Ini cewek sifatnya gak kayak wajahnya kalem.
"Oh...," Sahut Mentari.
Gadis yang mengaku bernama Matahari Renata itu lantas menutup mulutnya kaget. "Astaga?!! Ya ampun gue ngomong panjang lebar cuma Lo balas satu kata. Pelit amat," katanya sewot.
"Gue bingung mau ngomong apa, lagian Lo dari tadi nyerocos."
Matahari cengengesan. "Sorry sorry...? Btw nama Lo siapa?"
"Mentari Hanami."
🐆🐆
Saat ini Mentari dan Matahari sedang makan siang di kantin. Tenang saja, ini termasuk salah satu fasilitas sekolah, jadinya gratis.
Mentari duduk dengan Matahari yang ada di hadapannya, sedari tadi mulutnya tidak bisa diam.
"Lo harus tau, Tar. Di sini ada beberapa orang yang mesti Lo hindarin atau tidak kehidupan Lo di sini siap-siap terancam." Mentari mendongak tidak mengerti apa maksud dari perkataan Matahari. "Maksudnya?" Tanya Mentari.
"Gini ya." Lalu Matahari memperbaiki duduknya lebih rendah. "Menurut berita yang gue denger ada tiga orang yang mesti Lo hindarin. Lo liat circle cewek yang semuanya pake jaket merah..." Matahari menunjukkan segerombolan cewek yang berisi tiga orang. "... Yang diponi itu pimpinannya, namanya Kayasya Audiremanata. Cewek yang suka seenaknya, suka bully orang yang menurutnya lemah dan yang bisa menyaingi popularitasnya."
"Semacam Queen bullying."
Matahari menjentikkan jarinya. "Betul, jadi lebih baik kita jangan terlalu mengekposkan diri. Yang kedua ini salah satu cewek paling fenomenal di sekolah ini. Lo liat cewek yang duduk sendirian..." Mentari melirik perempuan yang ditunjukkan oleh Matahari, perempuan itu sedang makan dengan tenang. "... Dia namanya Elizabeth Laluna Manggaretha. Cewe tercantik di VIHS, Queen Most Beautiful Vegasus Indonesian High school, model majalah VISH, salah satu putri bangsawan. Lo liat aja sikap sama gayanya, jauh sama kita. Dengar-dengar sih dia tunangannya salah seorang anggota King Squad dan juga katanya dia dilindungi sama mereka."
"King Squad?" Alis Mentari mengerut.
Matahari menganggukkan kepalanya. "Orang ketiga yang harus Lo hindarin, semuanya ada empat orang ---- yang dipimpin sama salah satu anak pemilik sekolah Alucard Castano, yang pake jaket hitam... " Matahari menunjuk laki-laki yang sedang memainkan handphone. "... Disebelahnya itu Lucifer Algoritma tunangannya Luna--- putri bangsawan itu loh, terus yang lagi main handphone kayak Alucard namanya Neptunus Xeon Salvador, dan yang lagi baca buku itu Scorpius Poseidon anak kebanggaan sekolah pernah ikut pertukaran pelajar di Jerman."
"Masalahnya sama anak King Squad apaan?"
"Nah ini yang harus Lo tau," jeda Matahari, "pertama mereka gak suka ada orang yang ikut campur urusannya, kedua genit sama mereka, ketiga ganggu seseorang yang paling penting di dalam hidupnya, keempat orang yang sok jagoan, dan kelima ngomongin dirinya kayak kita ini "
Lantas Mentari langsung melotot. "Terus ngapain Lo ngajakin gue gosipin mereka?!"
"Astaga Mentari ku yang manis biar Lo tahu."
"Ehemm..." Mentari berdeham sebentar. "Semisalnya kita ngelanggar salah satu aturan sama anak King Squad konsekuensi apaan?"
"Nah ini, siap-siap aja Lo bakalan jadi mainan salah satu mereka. Lo harus ngelakuin apa aja perintah mereka. Konon katanya pembullyan yang mereka lakukan lebih parah banget dari pembullyan yang dilakukan sama Kayasya. Lo bisa bayangin. Semengerikan apaan mereka."
"T-aa-pi----,"
Belum selesai membereskan perkataannya Matahari sudah memotongnya. "Intinya Lo jangan cari gara-gara."
_____batas haluan_____
![](https://img.wattpad.com/cover/296085017-288-k546235.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ALUCARD
Teen Fiction"Mentari Lo gak bisa lepas dari gue!" Namanya Alucard Castano. Cowok paling berpengaruh di sekolahnya. Status orang tuanya yang sebagai pemilik sekolah membuat dirinya semena-mena. Dan nasib buruk jatuh kepada Mentari Hanami. Murid beasiswa dan gadi...