PROLOG

138 12 0
                                    

'Nona Helen, Nyonya Besar sudah berpulang...' Gadis cantik bersurai hitam itu hanya menghembuskan napasnya perlahan, lalu mengadahkan pandangannya pada sang bulan yang masih tak tau malu berada di antara para bintang-bintang. Remasannya pada kertas berisi kedukaan itu terasa lebih menyakitkan daripada membaca aksara itu tadi.

Helena kembali membaca aksara yang dikirimkan oleh salah satu pelayan kepercayaan dari Neneknya. 'Kami berharap, Nona Helen pulang sebelum jenazah Nyonya Besar dimakamkan.' 

Gadis itu terkekeh.

Kemudian merobek surat itu sampai tak terbentuk, layaknya hatinya yang sudah hancur. Bagaimana bisa ia kembali ke tempat itu? Neneknya tidak menyayanginya. Kalau Neneknya menyayanginya, pasti ia tidak akan diasingkan di dalam sekolah asrama khusus wanita ini.

Sangat memuakkan.

Tenaganya yang masih terkuras akibat membaca aksara duka itu, ia pakai untuk memaksa daksanya berdiri. Langkah kaki gadis bersurai hitam itu berjalan ke arah danau, pandangannya kosong seakan tidak memiliki tujuan lagi. Cepat atau lambat, ia akan kembali dipindahkan oleh mereka yang berkuasa di sana. Dia tidak tau, siapa yang akan menjadi pemimpin dan mengambil alih Dinasti keluarganya setelah kematian sang Nenek. Yang ia pastikan, adanya perebutan tahta antara Paman dan Kakaknya. Lihat saja. Gadis itu menundukkan pandangannya, menatap danau yang tenang.

"Mengakhiri hidup di danau? Sangat tidak elite."

Ia refleks berbalik menatap seorang lelaki misterius dengan topi menutup bagian atas wajahnya, yang gadis itu lihat adalah bibir tipis dari lelaki itu.

Lelaki itu tersenyum, lalu menatap ke arah belakang. "Aku harus pergi, jangan mengakhiri kehidupan, Nona manis." Seperti diburu oleh waktu, lelaki itu langsung berlari. Namun kembali lagi. "Ayo bertemu, pada salju pertama." Setelahnya lelaki itu benar-benar menghilang. Menghilang bersama kegelapan.

"Harusnya kolonial juga membunuh manusia seperti dirinya pada saat itu."

PARIS: DARK SNOWTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang