Part 6

0 2 0
                                    

"Kenzo pinjam..." perkataan Arsy berhenti saat melihat dua pria saling menatap dengan tatapan dingin.

"Sepupunya Kenzo datang ya? Maaf aku pindah ke apartemen sebelah aja ya." ucap Arsy langsung ngacir pergi ke kamarnya dan menyiapkan barang bawaannya. Lagi-lagi ia akan pindah. Sudah berapa kali ia pindah dalam minggu ini? Sangat amat tidak enak.

Kenzo benar aku tinggal di samping apartemennya aja. Daripada ganggu dia sama sepupunya kan gak enak. Udah numpang gak tau diri lagi. Batin Arsy.

♡♡♡

Arsy akhirnya pindah ke apartemen di sebelah. Ia sangat tidak enak dengan sepupu Kenzo. Arsy berpikir bahwa Kenzo dan sepupunya tengah berdebat untuk kamar yang sedang Arsy gunakan tadi. Arsy bahkan tidak begitu lihat wajah sepupunya Kenzo itu.

"Haih! Mereka pasti tengah berdebat tentang kamar itu. Lagian sih aku maksa banget." ucap Arsy kesal sambil menyusun bajunya ke lemarinya yang baru.

"Tinggal sendiri dong. Kamarnya dua, apa ajak Arsha tinggal di sini aja ya? Atau kak Arzi?" tanya Arsy bingung.

"Kalau kak Arzi, nanti aku gak bisa bebas buat curhat tentang Kenzo. Yang ada kak Arzi langsung nonjok Kenzo. Sama Arsha aja deh." final Arsy. Arsy pun menelpon Arsha.

"Halo Arsha. Aku pindah ke apartemen sebelah. Aku kesepian, kamu mau gak tinggal sama aku?" tanya Arsy.

"Eh beneran? Ga ngerepotin?" tanya Arsha.

"Nanti biaya sewanya bagi dua. Kamarnya dua ini." jawab Arsy.

"Okeh meluncur!" jawab Arsha.

Tak berapa lama Arsha pun datang dengan 3 kopernya.

"Wih banyak banget! Kamu bawa satu rumah yah!" ucap Arsy.

"Gak tau! Emang kebutuhan gue banyak gini. Emang lo, skincare aja masih minta kak Arzi." ucap Arsha jujur. Arsy itu sangat jarang pakai Skincare tapi kulitnya tetap bagus dab mulus tanpa jerawat berbeda dengan Arsha yang harus ada perawatan.

"Skincare kak Arzi gratis loh. Kan dia dapat endorse." ucap Arsy. Bisa bisanya Arsha lupa kalau kak Arzi itu pebisnis dan juga model.

"Au ah gue mau masuk, tidak ramah! Bintang satu!" ucap Arsha menyelonong masuk tanpa permisi dan meninggalkan 2 kopernya untuk di bawa Arsy.

Arsy dengan senang hati membawakan koper Arsha itu ke kamar barunya.

Ting.... Tong.....

"Bentar!" teriak Arsy. Arsy pun berjalan ke arah pintu. Ia melihat di LED pintu, terlihat Kenzo di sana sedang berdiri.

"Kenzo? Tumben." ucap Arsy langsung membukakan pintu, padahal ia sudah berjanji pada dirinya agar tidak tergoda oleh Kenzo lagi.

"Ini gue bawakan makanan. Lu baru pindah kan? Btw kenapa pindah? Lu kan tetap bisa di kamar itu." tanya Kenzo bertubi-tubi.

"Bentar bentar, kamu kok tumben banyak nanya?" tanya Arsy.

"Eh? Itu, gue khawatir sama lu. Gue merasa jagain lu itu tanggung jawab gue yang baru." balas Kenzo (Kenzio)

"Gak salah dengar? Kenzo kayak gini?" tanya Arsy.

Mampus, Kenzo sikapnya sama Arsy gimana sih? Kayaknya sikap Kenzo sama Arsy itu buruk banget. Batin Zio.

"Em, ambil aja makanannya. Semoga betah ya." ucap Zio sambil tersenyum. Arsy terpaku dengan senyum Kenzo (Zio). Sebelumnga ia tidak pernah memperlihatkan senyumnya itu.

Ayolah Arsyana jangan mudah luluh demgan dia! Batin Arsy.

"Siapa Ar?" tanya Arsha dari belakang Arsy.

"Lo? Ngapain lo di sini?" tanya Arsha menatap garang kearah Zio.

"Gua gak niat macam-macam kok. Ini gua cuman ngasih makanan doang." jawab Zio.

"Gua permisi dulu."

"Yaudah jauh-jauh lo sana!" Arsha sangat amat benci dengan Kenzo. Kenzio pun pamit dengan sopan lalu masuk ke unit apartemen Kenzo.

"Sha, dia itu kayaknya kebentur deh. Sejak kapan Kenzo sebaik itu? Sesopan itu? Kalau gitu terus demagenya makin nambah!" Arsy senang bukan kepalang sambil membayangkan wajah Kenzo.

"Astaga anak satu ini perlu diajarkan cara untuk membentengi diri dari cowo-cowo buaya kayak mereka!" Arsha menyeret Arsy yang tengah berbunga-bunga.

Keesokan paginya, Arsha dan Arsy sudah bersiap untuk pergi ke sekolah. Mereka menaiki mobil Arsha. Arsy tidak boleh menaiki mobil sendiri. Ia dilarang keras oleh Arzi.

"Sha, masih merasa aneh dengan Kenzo yang murah senyum gak?" tanya Arsy.

"Udah aneh banget. Masa Kenzo, si wajah tembok yang selalu datar itu bisa murah senyum? Wah pasti kepalanya abis kepentok." Arsha menggelengkan kepalanya setelah melihat kejadian kemarin.

15 menit perjalan yang cukup singkat dari Apartemen Arsy menuju sekolah. Arsha memarkirkan mobilnya di tempat biasa ia parkir.

"Halo ciwi-ciwi!" sapa Leon.

"Ini nih biang keroknya! Kenapa kamu aduin aku ke kak Arzi? Kasian Kenzo di pukulin!" Arsy melipatkan tangannya di depan dada.

"Eh bentar, di pukul Kak Arzi? Pasti memarkan?" Arsha menatap Arsy dengan penuh tanda tanya.

"Iya." jawab Arsy.

"Lah Kenzo yang kemarin bersih!" ucap Arsha sambil mengingat-ngingat wajah Kenzo yang tadi malam mengantarkan mereka makanan.

"Lah iya ya. Yang kemarin wajahnya mulus halus." ingat Arsy.

"Gak mungkin wajag memar bisa hilang dengan cepat kayak gitu!"

"Kalian bicarain apa?" tanya Leon yang sedari tadk tak tau apa yang dibicarakan kedua sahabat perempuannya ini.

Bel masuk berbunyi, mereka pun masuk ke dalam kelas tanpa mau menjawab pertanyaan dari Leon.

"Itulah kurangnya cewe. Semuanya gaje! Dasar cewe, maunya bener mulu. Yang salah benerin, yang bener di salahin." Leon juga masuk ke dalam kelasnya.

Tak terasa pelajaran sangat cepat berlalu, jam istirahat tiba. Arsha dan Arsy pergi ke kantin untuk makan.

"Hai Arsy." sapa Kenzo.

"Tumben lu nyapa." ketus Arsha.

"Zio! Lu ngapain di sini? Sama mereka lagi!" sindir Kenzo. Rupanya yang menyapa mereka bukan Kenzo melainkan Kenzio.

"Lah kok Kenzo ada dua?!" tanya Arsha dan Arsy serentak.

••••

Jangan lupa nih dukungan buat Author. Di vote, komen dan share yaa. Author dsngat berterima kasih bagi yang udah mau share 🙏 Sungkeman dulu sini buat yg udah kasih dukungan buat author.

Sabtu, 29 Januari 2022
22.02 WIB

DIFFERENTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang