Tips membangun feel dalam cerita

8 6 0
                                    

Dalam bahasa Indonesia, feel memiliki arti merasa, merasakan atau terasa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dalam bahasa Indonesia, feel memiliki arti merasa, merasakan atau terasa. Singkatnya, feel adalah perasaan atau emosi. Emosi dalam KBBI berarti keadaan dan reaksi psikologis dan fisiologis.

Feel yang dibahas di sini merupakan reaksi pembaca terhadap apa yang ditulis, seperti ikut senang, bahagia, kesal, marah, kecewa hingga menangis.

==================================

Agar pembaca bisa 'masuk' ke cerita, kita harus mengajak mereka untuk 'ikut merasakan' apa yang tokoh rasakan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Agar pembaca bisa 'masuk' ke cerita, kita harus mengajak mereka untuk 'ikut merasakan' apa yang tokoh rasakan. Cara paling mudah adalah menunjukkan apa yang tokoh lihat, dengar, cium, rasa dan raba.

Contoh:

Winda masuk ke kamar indekosnya. Namun, belum juga sepuluh detik, ia langsung mundur karena jijik.

Bandingkan dengan:

Winda buru-buru membuka pintu dan masuk ke kamar indekosnya. Namun, baru tiga detik berlalu, aroma busuk sontak menusuk hidung. Tubuhnya spontan mundur saat melihat genangan darah dan potongan tangan tergeletak di samping tempat sampah. la lantas menutup mulut. Isi perutnya seakan diaduk-aduk hingga naik ke kerongkongan.

==================================

Memilih dan merangkai diksi tidak bisa sembarangan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Memilih dan merangkai diksi tidak bisa sembarangan. Terlalu sederhana bisa datar dan terlalu mewah bisa hiperbola. Tidak semua diksi cocok dipakai dalam konteks tertentu, jadi pemilihannya harus tepat. Karena kalau kurang diperhatikan, pembaca tidak akan masuk dan ikut merasakan cerita yang ditulis.

Contoh:

Nanda mendorong Dian agar menjauh darinya. Dadanya sesak. la telah ditipu oleh kakaknya sendiri.

Bandingkan dengan:

Nanda mendorong Dian, menjauhkan laki-laki itu dari sisinya. Sesak di dada berhasil mendidihkan ubun-ubun. Hatinya terus mengalunkan kalimat yang sama: ia telah ditipu oleh kakaknya sendiri. Fakta itu memukul, menampar dan merajamnya dengan berbagai cara.

==================================

Adalah narasi keseharian yang tidak memiliki peran penting dalam plot, tapi disampaikan secara showing

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Adalah narasi keseharian yang tidak memiliki peran penting dalam plot, tapi disampaikan secara showing. Narasi seperti ini hanya memperpanjang naskah dengan hal-hal yang sebenarnya bisa diperpendek dengan telling juga bisa membuat pembaca bosan saking 'biasa' dan 'tidak pentingnya'.

Contoh:

Cerah pagi hari telah menyinari dunia. Semua berkat mentari yang dengan setia menghangatkan bumi. Hawa yang merengkuh membuat yang bergulung di balik selimut enggan untuk beranjak.

Dian mulai merentangkan tangan. la mendengkus sambil melipat selimut. la beranjak gontai menuruni lantai menuju dapur. la lalu mengambil wajan dan menuangkan minyak. la memanaskan kompor sebelum mengambil telur.

Bandingkan dengan:

Setelah bangun, Dian beranjak ke dapur lalu memanaskan kompor. Namun, belum sempat mengambil telur, wajan berisi minyak itu meletup-letup hingga melukai wajahnya. Anak itu refleks menutup mata dan mundur hingga menabrak rak piring.

#semogamembantu

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 23, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Tips kepenulisanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang