Langit Utuh

14 1 0
                                    

Pagi ini, matahari sepertinya terlambat untuk terbit, seorang anak berusia 10 tahun sedang berdiri dan meratapi pantai yang begitu indah. 

" mana matahari itu? mengapa ia masih bersembunyi" seru Haechan penuh harap. 

kemudian seorang paman menghampiri anak kecil itu, dan memintanya untuk segera pulang, karena ibunya akan khawatir melihat anaknya berdiri hampir 4 jam lamanya. 

" kamu seharusnya pulang, ibumu akan mengkhawatirkanmu Haechan" seru Paman Eunhyuk. 

karena desakan paman itu, akhirnya Haechan kembali ke rumah dengan wajah sendu. 

Ibunya sudah menunggu di depan rumah dengan mata sembab dan penuh kekhawatiran. 

" sampai kapan kamu akan seperti ini? ini menyiksa ibu nak"

langkah kaki Haechan terhenti, ia menunduk dan menangis sejadinya. 

" ibu ! kenapa ayah tidak menepati janjinya ? bukannya ia selalu pulang kerumah setelah matahari terbit? bahkan matahari yang biasa aku lihat saja hari ini tidak ada" Haechan memeluk ibunya dengan erat. 

Sunny memeluk anak kesayangannya itu, ia tidak bisa berkata apa-apa lagi, ia tahu Haechan terlalu muda untuk kehilangan sosok ayah. Sunny menguatkan Haechan untuk tetap semangat dan wujudkan mimpi ayahnya sebagai musisi di masa depan. 

anakl berusia 10 tahun itu memeluk gitar peninggalan ayahnya sebari mengenang masa-masa indah saat ayahnya masih hidup. 

saat itu... 

"ayah, bagaimana caranya agar aku bisa mewujudkan mimpi ayah yang tertunda" seru Haechan.

"kau harus belajar dengan giat, ayah akan mengumpulkan banyak uang agar kamu bisa sekolah di tempat terbaik di kota ini" seru ayah.

saat ini ....

"mengapa ayah berbohong padaku? aku sudah berusaha untuk mendapatkan rangking pertama, tetapi belum aku tunjukkan ayah sudah pergi" 

Haechan tertidur dalam tangisnya, ia terbangun mengingat bahwa waktu sudah menunjukan sore hari, ia harus segera membantu kedai ibunya. Ibu Haechan memiliki kedai Seafood yang tak jauh dari lokasi pantai yang sering Haechan datangi. 

sebagai anak tunggal, meskipun usianya masih muda , ia sudah bertanggung jawab untuk selalu membantu ibunya bekerja dan menghasilkan uang untuk biaya hidup mereka. semenjak kepergian sang ayah, perekonomian mereka menurun, sehingga ibu Haechan harus mendapatkan beberapa pekerjaan untuk masa depan sang anak kesayangannya itu. 

kedai yang buka di sore hari itu terlihat ramai, datang beberapa rombongan menggunakan mobil yang sepertinya adalah pengunjung dari luar kota. 

" ibu, sepertinya mereka datang dari kota?" tanyanya. 

" iya, kamu layani dengan baik ya Lee Haechan" sebari mengusap lembut rambut anaknya itu.

Haechan melayani semua pelanggan dengan ramah, ia selalu bertanya pada pengunjung apakah mereka membutuhkan hal lain untuk ia bantu, sampai seorang pria melambaikan tangannya pada anak itu, untuk segera menghampiri.

Haechan kecil tersenyum dan langsung mendekati pria tersebut.

"ada yang bisa saya bantu pak?"

" apakah foto-foto yang ada di dinding itu kamu?" tanya pria itu sebari menunjuk bingkai foto seorang anak yang memegang piala. 

" betul pa, itu saat saya memenangkan kontes bernyanyi 2 bulan yang lalu" jawab Haechan.

Pria itu mengangguk dan tersenyum. Haechan kecil tidak mengerti mengapa orang itu tersenyum tanpa alasan dan meminta agar ia membantu ibunya lagi untuk melayani pelanggan yang sudah ramai. 

Sunny membersihkan meja-meja bekas pengunjung yang kotor, ia melihat dengan bangga anaknya yang sedang membantunya. tanpa sadar air matanya jatuh, ia teringat kembali kebersamaan keluarga kecilnya saat sang suami masih ada disampingnya. 

Haechan dan ibunya pulang dengan berjalan kaki dan berpegangan tangan, langit malam itu sangat indah, penuh dengan bintang. 

sunny menundukkan kepalanya dan memegang bahu anaknya itu. 

" ibu selalu mengingat pesan ayah, langit terlihat utuh bukan ketika siang ia bersanding dengan matahari, bukan ketika malam ia bersanding dengan bulan, namun disaat selalu ada cahaya yang membuat langit itu tetap ada, walau ayah sudah pergi, bukan berarti ia tidak ada di hati kita"

" apapun yang terjadi, kamu harus mengejar mimpimu, walau ayah tidak ada disini, tapi ia akan selalu melihat kita. jadi anak yang kuat ya sayang"

Haechan melihat raut wajah ibunya itu, ia berjanji akan membahagiakan ayah dan ibunya saat besar nanti. 



Senja TepiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang