“Ibu, Bapak!” teriak seorang gadis kecil, setelah menyaksikan sebuah kecelakaan motor tepat di hadapannya. Motor yang diperkirakan adalah kendaraan yang ditumpangi oleh bapak dan ibunya.
Gadis kecil itu berlari menyeberangi jalan. Menghampiri kerumunan banyak orang.
“Bapak, Ibu, bangun! Jangan tinggalkan Nara Pak, Bu!” teriak gadis kecil tersebut, yang bernama Nara Arabilla.
Nara, adalah anak dari pasangan Yanto dan Mirna. Gadis berusia 5 tahun itu, harus kehilangan kedua orang tuanya pasca kecelakaan beruntun hari itu.
Satu bulan kemudian ... seorang gadis kecil berjalan memasuki area TPU siang itu.
“Bapak, Ibu, Nara sendirian sekarang. Nara gak punya siapa-siapa lagi sekarang,” ucap Nara terisak. Jemarinya mengusap batu nisan Pak Yanto dan Bu Mirna secara bergantian.
Berbeda di lain tempat, seorang pria berumur baru saja siuman dari tidur panjangnya. Pria itu menatap ke sekeliling ruangan yang diperkirakan adalah ruangan rumah sakit.
Saat itu ada lima orang yang tengah menatap ke arahnya dengan tatapan penuh kekhawatiran. Satu wanita, dan empat pria tersebut adalah keluarganya. Wanita bernama Elina adalah istrinya, dan pria paruh baya di sana adalah ayahnya–Dipral Rodriguez. Sedangkan ketiga lelaki lainnya, adalah Alga Rodriguez, Key Rodriguez, dan Arselino Rodriguez Garsia yang merupakan putranya.
“Pah, apa ada yang sakit?” tanya Elina dengan raut wajah sendu menatap Guna Darma—suaminya.
“Mama tenang saja, Papah itu tidak kenapa-kenapa. Dia kuat Mah, bahkan sebentar lagi, dia akan mengomeli Mama seperti biasanya,” sahut Arsel—bocah yang masih berumur 7 tahun itu.
“Ar, berhentilah bercanda. Papah sedang tidak baik-baik saja saat ini,” ujar Alga memperingati adiknya. Alga adalah putra pertama pasangan Guna Darma dan Elin yang kini berusia 15 tahun. Sedangkan Key, ia adalah putra kedua yang kini berusia 9 tahun.
“Kalian ini ya ... apa tidak bisa melihat kondisi papah saat ini!” ucap Elina sedikit kesal. Pasalnya, kedua putranya itu memang sering berdebat.
“Biarkan saja,” ucap Guna Darma melerai sang istri.
“Memang hanya Key, cucu andalanku yang tidak bersifat seperti anak kecil,” celetuk Dipral, sembari menggelengkan kepalanya.
Ya, di antara Alga, Key dan Arsel, Key lebih pendiam dan memiliki aura yang dingin. Tidak seperti Alga dan Arsel, kedua lelaki itu memang sama-sama memiliki aura dingin, tetapi saat keduanya bertemu kemudian berdebat, aura dingin tersebut seketika berubah.
Mendengar ucapan Dipral, ketiga lelaki itu memasang raut wajah yang berbeda-beda. Jika Key memasang wajah tanpa ekspresi, berbeda dengan Alga dan Arsel. Alga menundukkan wajahnya, sedangkan Arsel, bocah itu malah mencebikkan bibirnya.
“Siapa juga yang mau jadi andalan Kakek, lagi pula aku memang masih anak-anak,” sahut Arsel, setelah melayangkan tatapan sinis ke arah Dipral.
“Bocah nakal,” sahut Dipral.
“Sudah-sudah,” ujar Elina, berusaha menghentikan keributan tersebut.
“Pah, bagaimana keadaan Pak Yanto dan Istrinya? Aku harus bertemu dengan mereka.” Guna Darma merubah posisinya menjadi terduduk.
“Yanto dan Istrinya meninggal, Guna. Tragedi kecelakaan itu benar-benar merenggut nyawa keduanya,” jelas Dipral dengan wajah sedih.
Mendengar perkataan sang ayah, Guna Darma bak disambar petir di siang bolong. Ia tak menyangka, Yanto bawahannya yang sangat setia itu harus kehilangan nyawa karena dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Figuran Anak Angkat
RomanceKehilangan kedua orang tua di usia yang masih terbilang dini, membuatku hampir kehilangan semangat. Takdir masih berpihak kepadaku, dengan mendatangkan seseorang yang mau mengangkatku menjadi bagian dari keluarga mereka. Banyak hutang budi yang haru...