1

5 1 0
                                    

Kehidupan di pedesaan Shimshon yang sangatlah tenang, Shimson adalah pedesaan terpencil  yang dikelilingi oleh pegunungan dan hutan hutan yang menjaga keasrian wilayah itu.

Pekerjaan sebagian besar penduduknya sebagai petani dan peternak yang menyuplai sebagian besar bahan pangan untuk Kerajaan Hamilton.

Tapi walaupun pedesaan kecil, penduduk desa itu sangat makmur, bahkan tingkat kemiskinan dan kejahatan desa itu sangat kecil. Disinilah Shaleta di besarkan, Shaleta dikenal sebagai anak dari sepasang suami istri pemilik panti asuhan disana. Gadis bertubuh kecil ramping, tinggi, berkulit bersih, bermata biru terang, dan berambut pirang keemasan.

“Ayah” panggil Shaleta yang berlari menuju kearah Adam

“Hei anak ayah jangan berlarian seperti itu” tegur Adam
Shaleta yang mendengarkan teguran ayahnya hanya tertawa sambil memamerkan gigi rapinya.

“Ayo kita pulang, ibu sudah membuatkan makanan kesukaanmu” ajak Adam seraya menggandeng Shaleta

Saat sampai didepan rumah, terdapat satu buah kereta kuda dengan ukiran nama Harlmurt di samping pintu kereta.

“Ayah siapa yang datang?” Tanya Shaleta
Adam terpaku sebentar melihat kereta kuda itu. Dia menatap Shaleta sambil tersenyum,”Ayo kita masuk saja”

Di ruang tamu sudah terdapat Ibu Shaleta –Marilyn- menatap cemas kearah dua orang yang barusan datang.

“Paman Adam” sapa seorang lelaki muda mungkin 5 tahun diatas Shaleta.
Shaleta menatap lelaki berpawakan tinggi berisi, berambut pirang keemasan dengan mata biru laut. Shaleta diam bergeming memperhatikan.

“Tuan muda Aslan, apakabar, kenapa tidak mengirimi surat terlebih dahulu” jawab Adam

“Jangan terlalu formal paman, apakah dia Shaleta?” Tanya Aslan
Adam mengangguk seraya menyentuh tangan Shaleta untuk mendekat.

Mata Aslan seketika berbinar, bibirnya tersenyum tulus. Seketika Aslan merebut tangan Shaleta dari genggaman Adam “Shaleta, maaf kakak baru datang menjemput”.

Shaleta terkejut hampir mendorong Aslan, tapi diurungkannya ketika melihat kilas masa lalu Aslan yang bersama wanita yang mirip dengan dia. Shaleta matanya menetralkan degup jantungnya ketika melihat kilasan itu.

Shaleta tersadar dan mendorong pelan keluar dari pelukan Aslan. “Maaf My Lord anda siapa?” Tanya Shaleta. Walaupun tinggal didesa Marilyn tetap mengajarkan etika dasar kebangsawanan.

Aslan tidak terkejut mendengar pertanyaan Shaleta. Dia hanya tersenyum.
“Paman, bolehkah aku membawa Shaleta keluar sebentar untuk berbincang?”

Adam beradu pandang dengan Aslan “Tentu boleh tuan, Shaleta berbincanglah dengan Tuan Aslan, dia akan memberikan jawaban atas pertanyanmu”

Disinilah Aslan dan Shaleta berada, di bawah pohon yang menghadap kearah mata hari tenggelam.

“Apa kau senang tinggal disini Leta?” Tanya Aslan sambil menghadap kearah Shaleta

“Ya my lord”

“Panggil aku Kak Aslan Leta” tegas Aslan

“B-baik Kak Aslan” jawab Shaleta sedikit meragu

Aslan memegang kedua tangan Shaleta, Shaleta sempat ingin menarik, tapi Aslan menahan tangannya.

“Dengar Leta, ada banyak hal yang ingin aku jelaskan, tapi biar Ayah Duke Harlmurt yang menjelaskan detailnya, aku akan menjelaskan secara garis besar” Aslan menatap kedua mata Shaleta cukup lama

“Jadi kamu bukan anak kandung dari Paman Adam dan Bibi Marilyn, kamu anak dari Duke Alexander de Harlmurt dan Duchless Lilian de Harlmurt. Aku Aslan kakakmu, dan kamu memiliki adik kembar bernama Maitreya. Ada hal yang menyebabkan kamu harus dipisahkan dari kami. Dan maaf baru menjemputmu sekarang Leta”

Aslan memperhentikan ucapannya sebentar, melihat respon Shaleta. Shaleta hanya diam dengan mata yang berkaca-kaca.

“Kenapa baru sekarang?” Tanya Shaleta sedikit lirih

“Sebenarnya Ayah, aku dan Maitreya ingin menjemputmu bersama, tapi Maitreya mengalami kecelakaan, jadi aku yang menjemputmu”

“Maitreya, kembaranku? Apa yang terjadi?” Shaleta bertanya dengan sedikit menuntut jawaban

Aslan menghela nafasnya, mengarahkan pandangannya ke matahari yang mulai terbenam, indah batin Aslan “Ada orang yang ingin membunuh Reya, dan kita belum menemukan orang yang melakukan itu, sekarang Reya terbaring dikamar, tabib keluarga merawatnya. Leta maukah kau kembali ke Hamilton?”

Shaleta terdiam lama menatap Aslan, dia tersenyum tipis dan mengangguk.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 05, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MistletoeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang