7

1.2K 192 29
                                    

"nama saya Hinata Shouyo, salam kenal semua!" ucap Shouyo dengan senyum manis yang membuat matanya tertutup, sembari sedikit membungkuk lalu berdiri tegak dan menampakkan wajahnya pada seisi kelas.

Sementara siswa dan siswi yang melihat itu lantas meneguk ludah kasar, manis banget! Imut banget! Cantik banget! Batin mereka histeris.

Shouyo menelengkan kepalanya kesamping dengan imutnya, menatap siswa dan siswi di kelas dengan tatapan bingung. Kenapa semuanya memerah ya? Tanyanya dalam hati.

Oh mungkin kelasnya sangat panas! Ya panas! Batin Shouyo lagi ketika mengingat bahwa kelasnya ada di lantai dua, selain kena banyak angin kelasnya juga terkena sinar matahari.

Shouyo tersenyum bangga akan pemikirannya, membuat kelas kembali histeris karena melihat senyumannya. Bahkan bu Sari sudah menutup mulutnya yang menganga.

"ekhem, baiklah Hinata-kun, kau bisa duduk di sana" ucap bu Sari setelah berdehem, sembari menunjuk kursi belakang yang kosong.

"baik" balas Shouyo sopan, membungkuk sedikit lantas mulai berjalan ke arah bangku yang di tunjuk, di bawah tatapan dari seisi kelas.

~♥~

Hari pertama Shouyo di sekolah barunya sudah terlewati, ia cukup senang mendapatkan banyak teman. Walaupun awalnya mereka terus mempertanyakan apa yang sebenarnya terjadi atas kematian orang tuanya.

Hal itu membuat Shouyo sedikit tak nyaman, dan teman-temannya menyadari itu, lantas menghentikan pembicaraan yang agak sensitif itu.

Menurut mereka, Shouyo sangat baik. Ia tidak seperti orang kaya kebanyakan yang memamerkan harta dan bersikap sombong. Shouyo sangat polos, ia pintar tapi ketika di tanya hal-hal di luar pelajaran dan voli, ia akan jadi sangat bodoh.

Oh ngomong-ngomong soal voli. Pemuda bersurai jingga itu menatap formulir pendaftarannya dengan ragu. Di kalimat terakhir di katakan ia harus meminta izin kepada orang tua atau wali.

Berupa tanda tangan yang harus di cantumkan dengan nama. Shouyo tidak percaya bahwa itu di perlukan, karena ia hanya ingin ikut klub voli Karasuno.

Dan, sang Kakak -Shiro- tidak akan mengizinkannya...

Kenapa?

Entahlah, Shouyo juga tidak tau. Shiro selalu marah jika Shouyo membicarakan tentang voli.

Tapi apapun itu, Shouyo ingin bergabung di klub voli dan akan meyakinkan kakaknya untuk menanda tangani formulirnya.

~♥~

Shouyo pulang kerumah sesuai dengan perkataan sang sopir yang akan menjemputnya. Ia masuk ke dalam dengan perlahan, perasaan takut dan gugup mulai melanda.

Tapi, ia menghela nafas lega ketika tak mendapati kakaknya dirumah itu. Yang menandakan sang kakak belum pulang dari kerjaannya. Dan artinya, Shouyo masih ada waktu memikirkan bagaimana berbicara pada kakaknya itu agar mengizinkannya ikut klub voli.

Shouyo membersihkan dirinya dan mengganti pakaiannya dengan baju santai. Ia kembali menatap formulir pendaftaran itu dengan gugup, apa yang harus ia katakan pada kakaknya itu?

Hari semakin gelap, matahari sudah tenggelam beberapa menit yang lalu. Dan Shouyo masih tidak tau apa yang harus ia ucapkan.

Sampai akhirnya pintu yang terbuka terdengar -tanda bahwa kakaknya sudah pulang- membuatnya makin gugup. Shouyo mencengkeram kertas formulir di tangannya itu hingga kusut, bagaimana jika ia sudah berbicara semampunya tapi Shiro masih saja tak mengizinkannya?

My Brother [incest]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang