•••
"Halo, Vioner? Kamu apa kabar, Nak?"
"Saya baik, Yah."
Vioner duduk di kursi depan meja belajarnya sambil berbicara dengan Andro melalui telepon.
"Kamu ... nggak diapa-apain kan di sana? Bukan Ayah berprasangka buruk ya sama keluargamu. Vi, kamu nggak tersinggung 'kan?"
"Saya baik-baik aja."
"Papa terima saya sekarang. Ini saya sudah ada di kamar."
"Jangan terlalu khawatir, saya sudah mendapatkan kekuatan."
"Kekuatan apa, Vi?" (Tertawa)
"Seseorang mengatakan pada saya seperti ini, Tidak semua kata maaf mendapatkan maaf. Tidak semua kesedihan mendapatkan kebahagiaan. Dan tidak semua kesakitan mendapatkan kesembuhan. Akan tetapi, jangan menyerah untuk melakukan yang terbaik sampai akhir hidup. Setidaknya kita melakukan hal terbaik untuk diri kita sendiri, walau orang-orang tak mempedulikan itu. Jikalau orang tak sayang kita, maka sayangilah diri kita sendiri. Kata-kata itu dari Ayah. Saya baru bisa meresapi makna kata itu."
Vioner tak tahu, Andro mengusap air matanya. Andro duduk di kegelapan kamarnya, bersandar di tepian kasur duduk di lantai. Vioner memiliki ruang spesial hati pria duda itu.
"Ayah harap kamu beneran bahagia. Kalau kamu perlu sandaran, datang ya. Kita kumpul bareng sama saudara-saudaramu."
"Iya, Ayah."
Vioner menutup sambungan teleponnya ketika Andro menyuruhnya segera tidur. Anak itu sejujurnya dikelilingi pikiran yang tak berkesudahan. Ia harus memikirkan bagaimana caranya membuktikan ia tak bersalah.
"Vio bakal buktikan ke Papa kalau Vio nggak salah. Vio yakin nggak salah."
***
Jion memakai setelan jas memasuki kantor perusahaan Andro. Sesekali para staff menyapanya dengan hormat. Jion mengetuk pintu ruangan pribadi sang ayah, lalu masuk ke dalam. Mendapati Andro yang tengah memejamkan mata duduk di kursi kebesarannya.
"Ayah kalau capek istirahat. Meeting kali ini biar Jion yang hadiri," ucap Jion duduk di hadapan Andro.
Andro membuka mata, memfokuskam tatapannya pada Jion.
"Ayah mikirin Vioner. Nggak tau kenapa, resah banget."
"Ayah seharusnya jangan mikirin dia terus. Dia udah gede, Yah. Ayah juga udah bilang ke dia kalau terjadi sesuatu, segera hubungi Ayah atau salah satu dari kami 'kan? Nomor kami semua ada di HP dia, Yah. Jangan terlalu dipikirin, ntar Ayah stress lagi."
KAMU SEDANG MEMBACA
BROTHER [COMPLETED]
Teen FictionRumah singgah untuk para pemuda yang tak ada tempat pulang. Untuk mereka yang perlu kehangatan dari dinginnya jalanan malam. Dan untuk mereka yang ingin memulai kehidupan. "Kalian yang tak saling mengenal akan tinggal bersama dalam satu atap dan men...