Salah Paham yang Menimbulkan Salah Paham

846 94 15
                                    

Canggung. Suasana yang terjadi setelah tujuh pemuda itu memasuki apartement Seokjin adalah keheningan. Yoongi kembali dari dapur dengan membawa beberapa minuman kaleng bersama Hoseok yang membawa piring-piring berisi makanan yang mereka beli sebelum ke rumah Seokjin.

Sebenarnya mereka bertemu Jimin dan Taehyung di lobi apartement, yang menerima kabar dari Jungkook bahwa Seokjin sakit jadi tidak bisa pergi ke festival. Yoongi juga menerima kabar itu dari Jungkook, tapi tidak bisa langsung datang menemui Seokjin karena jadwalnya yang berbenturan.

Tapi yang mereka lihat ketika lift terbuka adalah Seokjin yang menampar Jungkook. Satu hal yang diyakini Yoongi adalah Seokjin sudah sehat, benar-benar sehat. Mereka ingin menyela dan mengatakan untuk bicara di dalam, tapi Seokjin sudah lebih dulu memuntahkan semua kemarahannya. Namjoon sebenarnya ingin menutup lift dan membiarkan mereka berdua dulu, tapi Hoseok menahannya. Pemuda itu tersenyum cerah dan mulai membuka salah satu cemilan yang mereka bawa, diikuti Taehyung.

Sekarang tidak ada satu pun yang berani bicara atau menanyakan penyebab Seokjin sangat marah. Termasuk Jimin yang duduk dengan tubuh kaku, tidak tahu harus mulai menjelaskan situasi dari mana.

"Hyung, minum dulu." Yoongi menyodorkan segelas air putih hangat yang dia bawa khusus untuk Seokjin.

Seokjin menerima gelas yang diberikan dan minum dengan perasaan canggung. Setelah mengingat kembali kata-kata berisi kecemburuan dan kemarahannya pada Jungkook dan menyadari bahwa Jimin mendengar semuanya, membuat Seokjin ingin menggali lubang dan mengubur dirinya sendiri.

"Sudah lebih tenang?" Jungkook bertanya sambil merapikan rambut Seokjin. Senyumnya bahkan lebih hangat dari air yang baru saja Seokjin minum.

Jimin nyaris berdecih dan memutar bola mata ketika melihatnya. Bocah yang selalu menempel padanya dan mengatakan betapa dia sangat menyukai Jimin, bahwa Jimin adalah cinta pertamanya, kini sedang menatap Seokjin dengan afeksi yang tidak pernah Jimin lihat.

Dan dia membuat orang lain berpikir aku lah antagonisnya!

Haah ... Jimin menghela nafas perlahan, menenangkan perasaan jengkel yang ingin dia muntahkan pada Jungkook juga. Taehyung yang duduk di samping Jimin masih mengunyah keripik kentangnya, terlihat tidak peduli dengan apa yang terjadi, tapi sebenarnya dia sangat marah. Marah pada Jungkook yang membuat Jiminnya berada dalam situasi serba salah.

"Jadi, siapa yang akan mulai menjelaskan kejadiannya?" Namjoon bertanya dengan ekspresi tenang, memilih bersikap dewasa dan mendengarkan akar masalahnya.

Jimin meremat jemarinya gugup sebelum mengangkat tangan, "Aku," katanya.

Mendapat perhatian dari seluruh orang di ruangan itu membuat Jimin menelan ludah. Netra jernihnya melirik Yoongi yang juga menatap padanya. Yoongi memang terkenal dingin dan cuek, tapi caranya menatap Jimin sekarang sangat tajam. Bertahun-tahun menyukai BTS dan jatuh cinta pada Suga, berharap bisa kenalan meski hanya sekedar lewat, memimpikan melihat Yoongi setiap kali dia akan tidur dan membuka mata di pagi hari, tersenyum bahagia hanya dengan membaca fan fiksi tentang Yoongi dan patah hati setelahnya karena tahu bahwa mimpinya tidak masuk akal.

Sudah pasti bukan hanya Jimin, tapi seluruh Army di dunia memimpikan hal yang sama. Sekarang ketika satu-satunya orang yang pernah dia bayangkan akan dia pacari lalu nikahi, sedang menatapnya dengan tajam. Jimin ingin menangis, tapi posisinya tidak penting hingga bisa menunjukkan perasaan sakit yang membuat dadanya sesak.

"Aku memang sakit beberapa hari lalu, tapi itu hanya demam. Tubuhku langsung sehat keesokan harinya dan kembali ke kampus untuk menyiapkan festival." Jimin terdiam sebentar, menarik nafas pelan demi mencegah air matanya turun. "Jungkook bilang Seokjin Hyung sedang di Pulau Jeju dan tidak mau di apartement sendirian, jadi aku membiarkannya menginap. Tapi bukan hanya kami berdua, Taehyung juga menginap di sana selama beberapa hari kemarin."

Beautiful Love Wonderful LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang