Chapter 1

11 2 1
                                    




LET TIME TELL THE TRUTH

...


Ada yang tidak diucapkan tapi tetap terkisahkan, ada begitu banyak luka yang ia simpan sendiri, bahkan rela merintih untuk meredam sakitnya. Tidak ingin memperlihatkan kesakitan dan kesedihannya pada orang lain. Jauh di dalam dirinya hanya membutuhkan seseorang yang dapat mengelus surainya, meletakan kepalanya diatas pangkuan dan menenangkannya.

Jika kalian tahu bagaimana cara semesta bekerja pada skenario yang sedang kalian lakoni, maka semesta akan melemparkan mu pada skenario lain. Tidak peduli meskipun harus melakoni beribu skenario. Itu adalah fase hidup Im Hyra saat ini, ketika dia berulang kali menyibakan lembar demi lembar misteri hidupnya seperti lembaran kertas berhalaman yang disatukan dalam sebuah skenario.

Hyra telah membuka beribu lembaran, berusaha membuat semesta jengah dengan sikapnya, tak peduli meskipun harus babak belur asalkan dia mendapatkan jawaban yang selama ini ia butuhkan. Tak peduli akan penilaian orang yang akan menganggapnya gila bahkan terlalu bebal karena terus menembus badai, selama itu adalah hal yang menurutnya benar tidak ada alasan yang dapat membuatnya berhenti.

Namun sekuat apapun kita mampu menahannya akan ada satu titik dalam kehidupan dimana kita ingin meraung, berontak pada semesta yang menoreh cerita pahit dalam hidup, ingin mengeluarkan semua yang terpendam dalam hati dan berteriak"Hanya karena terus diam bukan berarti aku pantas menerima semua ini". Beban berat terpikul dipundaknya, memaksa diri untuk menguatkan tumpuan.

Tampak langit masih sedikit gelap, hanya dibantu terang mentari di ufuk timur, Hyra masih jengah dengan cerita hidupnya sendiri, berjalan gontai, tapak kakinya bergema diseluruh lorong yang masih sepi. Pada waktu seperti ini para penghuni istana masih belum disibukan dengan kegiatannya jadi Hyra lebih suka berkeliling istana karena lebih dapat merasakan ketenangan. Kau tau ketika kita merasakan ketenangan maka akan banyak pemikiran brilian yang dapat muncul. Gaun tidur tipis berwarna putih, dengan suluran yang menjadi pemanis membuat tampilannya benar-benar bak seorang putri di negeri dongeng.

Ia menyugar rambutnya dengan sedikit malas dan terus melanjutkan langkahnya hingga tiba di taman belakang istana. Ia biasa menenangkan pikirannya disana dengan berbaring pada rerumputannya atau sekedar duduk meratapi rembulan yang masih tergantung pada langit dini hari ditemani semilir angin sejuk . Tempatnya jauh dari keramaian istana, ada tanaman rambat yang dibentuk menjadi dinding pembatas dan sekaligus sebagai pintu masuk dengan dikelilingi bunga-bunga yang bergantungan diatasnya.

Hyra sedikit menyeret tapak tangannya pada dinding yang dedaunannya tampak berembun hingga membuat tangan Hyra sedikit basah, namun ketika ia mengendus aromanya tidak seperti embun pagi, melainkan aroma bebuahan yang telah membusuk yang membuatnya menarik nafas jengah sambil memejamkan mata lalu sedikit mengayunkan tangannya hingga cahaya lembut terpercik dari jemarinya, ia menggerakan telapak tangannya dan mengayunkannya kebelakang seolah membuang aroma busuk itu lalu beralih mencari pelakunya. Instingnya mengatakan pelakunya tidak akan berada jauh dari sini.

Tepat ketika matanya bergerak menatap pada sebuah pohon yang diduduki seekor tupai dengan daun telinga sedikit memanjang seperti pada telinga peri tengah tergelak tanpa suara seperti didalam film kartun.

"Leluconmu sudah kuno" Hyra berjalan mendekati tupai itu dengan angin kecil yang menerbangkan dedaunan yang sebelumnya terbaring diatas rumput dibelakang dirinya, angin itu menjatuhkan kacang pinus dan membawanya pada sebuah celah kecil berbentuk lubang pada batang pohon yang tengah di duduki sang tupai, itu rumahnya.

"Tapi itu tetap lucu kan" ucapnya masih dengan gelak tawa, ketika ia berbicara serbuk dengan sinar keemasan akan keluar Hyra suka melihatnya, tampak sangat menggemaskan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 12, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

LET TIME TELL THE TRUTHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang