***"Jadi, ini anak naga?"
Emily menoel-noel pelan pipi bayi hewan yang imut di depannya, sayap kecilnya mengepak-ngepak, ekor mungilnya berkibas-kibas. Emily tidak tahan dengan keimutan ini.
"Pertama, jatuh dari pohon, terus masuk dunia novel, jadi anak Duke tapi sayang seribu sayang peranku jadi villain, terus sedih-sedih alay karena dikata gila sama cowok mirip Kim Sunoo, eh lari ke hutan malah ketemu naga sekarat, terus dititipin telur, ya Allah mumet palaku ...." Emily menampar pelan wajahnya, "Biasanya kan di komik-komik tuh masuk dunia isekai kan ditabrak sama truk-kun, lah aku? Jatuh dari pohon mangga, benar-benar Indonesiabel banget dengan kearifan lokalnya."
"Nyah," naga itu berucap sembari mata imutnya menatap Emily tidak mengerti.
"Ya Allah anakku, kamu imut banget," Emily menyerah dia tidak tahan dengan keimutan bayi naga ini. "Sepertinya, kita harus membelimu baju, biar semakin gemoy."
"Noel, tolong siapkan kereta kuda ... aku ingin berbelanja," perintah Emily, dia memutuskan untuk berbelanja sekalian jalan-jalan untuk mengetahui situasi kerajaan ini.
"Yang aneh, aku masuk dunia novel yang mana berisi para bule," kata Emily lalu cekikikan.
***
Menaiki kereta kuda itu membuat seluruh tubuh Emily sakit, kenapa di sini tidak ada mobil? Kenapa penulis tidak menggunakan mobil sebagai kendaraan di dunia ini? Menyebalkan!
"Woaah, lihat dunia ini benar-benar fantasi, di mana-mana setiap orang memiliki sihir, bukankah itu keren, Dragy?" tanya Emily pada makhluk yang sembunyi di balik topinya. Dia menamainya tiba-tiba.
"Nyah," bayi naga itu menyahut. Sepertinya dia suka nama barunya.
"Selamat datang Nona Emily di toko Lightning, sudah lama tidak melihat anda, Nona," kata seorang wanita dengan riasan menor, gaunnya begitu ketat, sepertinya dia terjepit?
"Maklum lady Owen, saya benar-benar sibuk," kata Emily formal dengan gaya anggunnya.
"Hohoho, tidak heran sebagai Putri kekaisaran dan tunangan putra mahkota pastinya anda sangat sibuk," kata Lady Owen lalu terkekeh pelan.
"Yah, sangat sibuk sampai tidak sempat mengurusi hidup orang lain," balas Emily sarkas, dengan anggun masuk meninggalkan Lady Owen yang tercengang dengan jawaban Emily.
Memasuki toko mewah tersebut, Emily secara tidak sengaja melihat sepasang sejoli yang sepertinya sangat dia kenal.
"Selamat siang bintang kekaisaran, Pangeran Milim," Emily memberi salam pada pangeran mahkota atau tunangannya yang sedang sibuk memilih baju untuk wanita berambut pink terang di sampingnya.
"Oh, Emily ... selamat siang, bagaimana kabarmu?" tanya Pangeran, segera mengambil jemari Emily dan menciumnya.
"Tidak lebih baik darimu, dan siapa gadis yang sedang bersamamu ini?" pancing Emily.
"Dia Zudith, orang yang akhir-akhir ini membuatku jatuh cinta," jawab Pangeran Milim seraya menarik Zudith dan merangkul pinggangnya.
"Baguslah kalau begitu, jadi bagaimana kalau batalkan saja pertunangan kita? Kebetulan aku juga sedang jatuh cinta," kata Emily tenang tersenyum manis pada Zudith.
"K-kalian jangan bertengkar, Pangeran tolong lepaskan Zudith. Lady Emily, tolong maafkan kata-kata pangeran, dia hanya bercanda," Zudith melepas rangkulan Pangeran Milim.
"Oh tidak, ini bukan karenamu ... sudah dari lama saya ingin menghentikan pertunangan bodoh ini," kalimat Emily membuat Pangeran murka.
"Apa-apaan kata-katamu itu, Lady Emily!" kata Pangeran Milim.