152 14 2
                                    

"Bibi Yuri, Tennya udah bangun belum?" tanya Doyoung.

"Belum, tolong bangunin sana Doy." jawab Yuri; Ibunya Ten tanpa menoleh sedikit pun pada pria berambut coklat itu karena terlalu sibuk untuk membuat sarapan.

"Yeuh dasar bocah gemblung. Jam segini belum bangun." Doyoung menaiki lift yang ada di rumah itu setelah pintu lift terbuka ia langsung masuk dan menekan tombol nomor tiga untuk menuju ke lantai tiga tempat kamar sepupunya itu berada.

Ting!

Setelah pintu lift terbuka Doyoung langsung keluar dari lift dan berjalan dengan tergesa-gesa ke kamar Ten.

Doyoung membuka pintu kamar Ten lalu mengambil salah satu boneka besar yang tergeletak dibawah lantai.

"Ten sialan bangun gak lo!" Doyoung melemparkan boneka besar itu ke arah Ten yang masih tertidur.

Ten tersentak kaget dan segera bangun terduduk. "Anjer! Lu kalo ngebangunin bisa rada kaleman dikit kagak?!" protes Ten.

"Lagian elu jam segini belum bangun dongo. Hari ini ada kelas Pak Felix, lu tau kan kalo ada kelas Pak Felix harus datang lebih awal."

Ten melirik jam yang ada dinakas lalu merengut tidak suka karena jujur saja ia baru saja bisa tertidur jam empat pagi karena semalam ia melakukan push rank bersama Mark dan juga Jiwoo, teman mabarnya.

Ten membaringkan badannya lagi. "Kasih gue waktu lima menit lagi buat tidur."

"Gak ada lima menit lima menitan lagi ya setan, Gue aduin Bapak lo ya karena lo selalu begadang karena sering mabar." ancam Doyoung.

"Ah anjir tukang cepu lo siluman kelinci!" Ten beranjak berdiri dan pergi ke kamar mandi untuk mandi.

"GUE TUNGGU DI RUANG MAKAN YA BESTIE!" teriak Doyoung.

"BACOT!" balas Ten dari kamar mandi.

–––––

Setelah selesai bersiap-siap Ten langsung turun ke lantai satu memakai lift. Setibanya Ten di ruang makan, ia melihat Doyoung yang sedang sarapan bersama Ayah dan Ibunya. Yang sebenernya anak kandung disini siapa sih?

Ten menyeret salah satu kursi yang ada disamping Ayahnya setelah itu Ten mengambil beberapa sendok nasi goreng yang sudah dibuat oleh Ibunya.

"Kenapa jam segini baru bangun?" tanya Siwon; Ayah Ten ditengah-tengah kegiatan sarapan.

Ten melirik Ayahnya itu dengan takut-takut setelah itu Ten segera melirik Doyoung disebrang meja sana. Apa sepupunya itu memberitahu kepada Ayahnya?

Doyoung yang mengerti maksud tatapan Ten hanya mengakat bahunya. Doyoung sama sekali tidak memberitahu Pamannya itu kok.

"Kenapa tidak dijawab?" tanya Siwon lagi. "Apa yang kamu lakukan saja sampai jam segini baru bangun hm?"

Siwon bertanya dengan nada biasa tapi kenapa itu bisa membuat bulu kunduk Ten berdiri. "Itu aku... Karena... aku harus mengerjakan tugas rumahku Ayah." Ten menelan ludahnya, ini pertama kalinya berbohong pada Ayahnya dan setelah itu tidak ada lagi percakapan.

–––––

"Makasih ya Om." Doyoung melambaikan tangannya kepada Siwon.

"Hati-hati dijalan, Ayah." Ten mencium pipi Siwon lalu menyusul Doyoung memasuki sekolah. Siwon memperhatikan kedua lelaki manis itu dan ketika keduanya menghilang dari padangannya ia pun segera pergi menuju kantor.

Ten dan Doyoung berpisah dilorong sekolah karena mereka berdua berbeda kelas.

"Selamat pagi semuanya." sapa Ten ketika memasuki kelasnya. Lalu ia berjalan ke arah tempat duduknya lalu meletakkan tasnya diatas meja.

"Lagi ngerjain apa Yong?" Ten menatap teman sebangkunya itu sedang mengerjakan sesuatu.

"Tugas Mandarin." jawab Taeyong.

"Fak, sejak kapan ada tugas mandarin?"

Taeyong mengubah posisi duduknya lalu menatap Ten. "Dari minggu yang lalu dongo."

"Gue belum ngerjain anjir, eh eh Mandarin mata pelajaran yang ke berapa?"

Taeyong melihat jadwal pelajaran yang ada diponselnya. "Sesudah pelajaran Pak Felix."

"Gue nyontek Mandarin dong Yong."

"Ini juga gue nyontek ke Yuqi dan gue belum beres ngerjainnya. Coba lo pinjem aja bukunya Hendery, dia keknya udah beres tugas Mandarinnya."

"HENDERY!" teriak Ten.

Hendery yang sedang mengobrol bersama Bangchan pun langsung noleh saat namanya dipanggil. "Apa?"

"Tugas Mandarin udah belum? Gue pinjem boleh?"

Hendery menganguk. "Ambil aja tuh ditas gue."

Ten ngasih thumbs up. "Thanks Dery."

–––––

Pukul delapan bel pelajaran pertama sudah dimulai. Guru killer alias Pak Felix masuk ke kelas Ten. Suasana kelas seketika mencekam tidak ada suara sama sekali kecuali suara jam dinding yang terdengar.

"Keluarkan tugas minggu kemarin yang saya berikan." ucap Pak Felix.

Semua murid langsung menatap Pak Felix kaget karena setau mereka pelajaran Fisika sama sekali tidak ada tugas. Semua murid panik dalam diam.

Bangchan si ketua kelas mengacungkan tangannya.

"Ya Bangchan, ada apa?"

"Maaf Pak tapi minggu kemarin Bapak sama sekali tidak memberikan tugas."

Pak Felix pun tertawa. "Memang hahahaha. Saya cuman bercanda saja, kalian tidak usah panik sama tegang begitu."

Semua murid di kelas menghela nafas lega setelah mendengar itu.

TBC

My Principal Love Me [JOHNTEN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang