»»--⍟--««
Sekelompok prajurit pemburu kini sedang menikmati waktu rehat mereka di barak. Usai menyelesaikan misi yang diberikan pagi tadi, sorenya mereka bisa bersantai sambil berbincang-bincang ringan tentang hal yang random.
"Hei, aku ada sebuah berita! " seru seorang pria dengan piercing di salah satu telinganya. Dia yang sedang makan pun menahan makanan tersebut untuk ditelan. "Kabarnya, kematian di Jeju melonjak pesat. Ada yang mengatakan kalau angka kematian yang mencapai jumlah ratusan itu disebabkan oleh sesosok makhluk mitologi, " lanjutnya. Lucas berhasil meraih atensi teman-teman nya yang lain.
"Itu hanya simpang-siur saja, bukan? " tanya Taeyong sedikit ragu.
"Untuk penyebabnya, tentu saja. Belum ada yang tahu kebenaran dibalik kematian itu. Tapi untuk angka yang ratusan-itu bahkan sudah masuk dalam berita terkini di Seoul! "
"Bagaimana kau tahu, kita tidak membawa televisi saat bertugas, " sahut Doyoung setelah Lucas berucap.
Teman-teman yang lain tersenyum geli, sedangkan Lucas, pria itu mendengus sebal. "Kota ini punya banyak papan iklan dimana-mana, kalau kau lupa, Kim Doyoung, " katanya.
Nada bicara Lucas ketika membalas perkataan Doyoung terdengar menggelikan, membuat beberapa teman-temannya tertawa. Bukan nada bicara yang dibuat-buat, tetapi nada bicara yang sedikit berbeda dari Lucas biasanya. Laki-laki yang selalu mengangap semua hal adalah permainan dan semua perintah adalah ajakan untuk bermain, kini terdengar lucu ketika memasang mimik yang serius. Jeno pun merasakan sesuatu yang seperti menyengat didalam mulutnya.
"Hyung, wajahmu sangat berbeda hari ini. " Jaemin tergelak.
"Kukira hanya aku saja yang sadar, " imbuh Kai. Mereka berdua tertawa paling kencang karena Lucas.
"Terserah kalian saja, aku hanya ingin mengatakan mungkin kita akan dikirim ke sana, " dengus Lucas kemudian menyeruput kopi hangatnya.
"Untuk apa kita akan kesana? " tanya Jaemin.
"Penyelidikan. Aku juga mendengar beritanya, dan beberapa korban disana kabarnya juga bagian dari kita. Kaki-tangan Tuan Park. " jawab Jeno.
Jaemin mendengus, "maksudku, untuk apa kita melakukan penyelidikan? Kita adalah kelompok pembunuh. Tugas kita hanya membunuh dengan bayaran tertinggi, bukan? Tak ada alasan untuk kita menyelidiki hal yang seperti itu,"ucap Jaemin diangguki oleh Yuta dan Taeyong, " lagipula, kita tidak pernah diutus untuk mencari sebab bagi prajurit yang gugur. Mengapa Tuan Park repot-repot akan melakukan hal semacam itu? " imbuhnya.
Mendengar itu, Jeno menghela napas. Satu tangannya terulur mengusak acak rambut belakang Jaemin hingga berantakan, mengundang dengusan protes dari si empu. "Terserah padamu saja, Na.. " kata Jeno.
Kai, Yuta dan Doyoung menghela napas bersamaan. Sepertinya mereka merasa jengah dengan momen manis dua sejoli yang duduk berdampingan didepan mereka. Baik Jeno maupun Jaemin, suka sekali bermesraan di manapun. Bahkan tak mempedulikan keadaan sekitar kecuali di hadapan Tuan Park. Sepertinya Upin & Ipin versi Korea itu tidak berani menunjukkannya.
"Lalu, makhluk mitologi seperti apa yang digadang-gadang sebagai pelaku itu? " tanya Taeyong membahas kembali topik seperti semula.
"Manusia serigala! " jawab Lucas sedikit berseru, "sebagian orang disana percaya bahwa makhluk seperti itu benar nyata. Untuk sebagian lainnya, mereka masih mengandalkan logika. "
"Makhluk yang seperti itu hanyalah dongeng Yunani yang sering diceritakan ibuku ketika aku masih kecil, " dengus Doyoung, "menurutku kehadiran mereka tidak nyata. "
KAMU SEDANG MEMBACA
Target Unlocked [18+]
Fanfiction'Dunia punya aturan, dunia juga punya ganjaran atas perilaku penghuninya. ' -Mark Lee- WARN: ADEGAN KEKERASAN