O1

35 6 2
                                    

Aqueena tak tahu mengapa Ayahnya bisa menjadi sekasar ini. Lengannya dicengkeram di antara kuku tajam beserta urat melintang di sepanjang lengan. Begitu menyeramkan sekaligus memilukan saat pria itu menyeret kedua putrinya yang meronta meminta belas kasihan. Menuju pelataran rumah yang kini dipenuhi orang-orang dari kerajaan.

Ingatan Aqueena kembali ke sepuluh tahun yang lalu. Sepeninggalan Ibunya, sang Ayah menjebloskannya dan Alexa ke asrama di negeri seberang. Pria itu menggunakan cara yang sama untuk memaksa anak-anaknya masuk ke dalam kereta kuda.

Yang Aqueena pertanyakan adalah kenapa Ayahnya begitu kuat? Mungkin sepuluh tahun yang lalu menyeret dua anak kecil adalah hal yang mudah, namun saat Aqueena dan Alexa tumbuh menjadi dewasa, Tuan Nightshade masih sanggup menyeret putrinya sekalipun usianya semakin menua.

Aqueena jadi berpikiran apakah Ayahnya mengonsumsi makanan gajah hingga menjadi sekuat ini.

"Ayah, ku mohon..." di sisi kiri, Alexa memohon kesakitan karena rambutnya dijambak dan diseret. Keadaannya lebih buruk daripada Aqueena.

Tuan Nightshade tetap melanjutkan langkahnya tanpa memperdulikan Alexa yang menangis atau Aqueena yang berusaha memukuli pundaknya.

Kemudian pintu utama terbuka lebar, cahaya matahari menerobos paksa sampai-sampai Aqueena harus memejamkan mata karena silau. Saat dia membuka kelopaknya kembali, nampaklah segerombol orang berpakaian kerajaan, dengan belasan prajurit yang mengelilingi area rumah dan sebuah kereta kuda.

"Dua gadis milikku." Ucap Tuan Nightshade datar. Selanjutnya dia menghempaskan Aqueena dan Alexa bersamaan ke atas tanah. Dua gadis itu meringis kecil saat menghantam permukaan kasar nan panas.

"Terima kasih, Tuan Nightshade." Ucap salah satu pria berseragam biru dengan rambut pirang yang dinaikkan hingga dahinya nampak bersinar di bawah sinar matahari.

Dia tampan, namun Aqueena tidak mau mengakuinya karena pria itu baru saja berterima kasih pada Ayahnya tepat saat dia baru saja terjerembab ke tanah secara tak manusiawi.

"Sampaikan salamku pada Yang Mulia, semoga beliau selalu diberkahi banyak kebahagiaan." jawab Tuan Nightshade.

"Hidup Claisentry!" seru pria yang tadi, prajurit lain menyahutinya sambil mengangkat pedang.

"Hidup Claisentry." gumam Tuan Nightshade pelan sebelum menatap wajah kumuh Aqueena dengan pandangan tak terbaca. Kemudian dia masuk kembali ke rumah dan membiarkan putrinya dibawa ke kerajaan.

•••

Aqueena tetap diam saat tubuhnya bergoyang kesana-kemari karena kereta kuda tengah melewati lintasan yang berbatu. Matanya kosong, menerawang jauh ke arah jendela.

Satu minggu yang lalu, dia dan Alexa baru saja kembali dari asrama setelah sepuluh tahun lamanya. Aqueena tidak mengharapkan pesta penyambutan mewah, dia hanya ingin disambut oleh pelukan ayahnya sendiri.

Namun naas, Tuan Nightshade nampak tak menyukai kepulangannya.

Dan hari ini, dia di bawa ke kerajaan secara paksa. Aqueena tidak bisa memberontak karena tubuhnya diapit dua pria berbadan besar dengan baju zirah besi. Sementara Alexa berada di kereta lain karena mungkin para prajurit tahu bahwa Nightmare dan Nightcore adalah perpaduan yang bagus untuk menciptakan ide melarikan diri.

Nasibnya begitu mengenaskan. Seharusnya dia dan kakaknya tidak usah pulang, lebih baik menjadi tukang cuci piring atau pembantu di asrama daripada dibawa ke kerajaan seperti ini.

Di tengah nasibnya yang seperti ini, Aqueena masih sempat memikirkan kenapa ayahnya bisa bersikap sekejam ini setelah kepergian ibunya. Dia tahu mungkin pria itu depresi, putri-putrinya juga, namun Tuan Nightshade justru melampiaskannya kepada anak dibawah umur dan memaksa mereka tinggal di asrama sebelum dikirim paksa ke kerajaan sepuluh tahun kemudian.

Aqueena tersenyum miris, "Apakah aku akan dijadikan pelayan kerajaan?" tanyanya dengan nada menyedihkan pada orang-orang di sana. Pria tadi—si baju biru dan rambut pirang—yang kebetulan satu kereta dengan Aqueena menyahuti,

"Tidak, Queen. Anda akan menikah dengan Yang Mulia Raja dan menjadi Ratu Claisentry."

Aqueena menyentakkan kepalanya hingga dia rasa otaknya ikut terguncang, "APA?"

"Pertama izinkan saya memperkenalkan diri terlebih dahulu," ucap pria tersebut. "Nama saya Johnny Guardante, tangan kanan Yang Mulia Jeffrey. Saya bertugas mencari calon pengantin perempuan untuk dinikahi Yang Mulia setiap musim dingin."

"Setiap musim dingin?" Aqueena melemparkan tatapan horor pada Johnny. "Maksudmu—Yang Mulia menikah berkali-kali? Setiap musim dingin?"

Wajar bagi seorang Raja untuk memiliki lebih dari satu istri. Namun Aqueena tidak menyangka bahwa raja di negerinya ini begitu maniak hingga mau-mau saja menikah dengan gadis biasa sepertinya.

"Kakakku juga?" tanya Aqueena kembali. Johnny mengangguk. "Iya, Queen. Kakak anda akan menjadi selir."

Baiklah, empat kali Johnny mengeluarkan suara, empat kali Aqueena merasakan batu besar menghantam kepalanya. Begitu banyak yang berubah, begitu banyak kenyataan baru yang mengejutkan.

Apa yang terjadi sepuluh tahun belakangan ini?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 16, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Bridge of Bride || Jung JaehyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang