Haunted by You

239 39 10
                                    

"Ini tiket untuk tiga orang-nya Kak." Ucap penjaga booth tiket sembari menyerahkan tiga buah karcis kepada tamu di depannya.

"Makasih, ini langsung masuk atau ada antrian dulu?" Jake bertanya setelah menerima uluran karcis sebelumnya.

"Kakak nanti bisa langsung ke arah pintu masuk, kebetulan lagi kosong antriannya jadi bisa langsung masuk aja!"

"Okay makasih ya." Ucap Jake disertai senyuman signature miliknya.

Jake berlari kecil menghampiri kedua temannya yang menunggu tak jauh dari lokasi penjualan tiket.

"Lama banget sat, pasti lo godain kan yang jualan." Tuduh Heeseung saat Jake sampai ke tempat mereka.

"Heu emang gue lo, ngebuaya udah kek minum obat 3 kali sehari." Jake membagikan tiket yang baru saja ia beli. "Nih Rik, jangan ilang tiketnya."

Riki, yang paling muda hanya mengangguk tak menunjukkan banyak minat. "Males banget anjir rumah hantu apaan."

Ketiganya menoleh secara serempak pada bangunan yang ada di depan mereka, sebuah gedung yang telah disulap sedemikian rupa dengan penuh kengerian fana.

"Mending ke gedung kosong beneran." Tambah Riki di akhir kalimatnya.

"Kata temen gue serem sih ini tempatnya." Heeseung mengajak keduanya untuk berjalan. "Soalnya ini gedung angker beneran."


...


Ruangan itu gelap dan minim pencahayaan.

Tentu saja ngeri juga.

Jake dan Heeseung menempel pada satu sama lain sejak langkah pertama mereka memasuki gedung ini.

Tak ingin mengakui namun jujur Riki mulai tertarik saat melihat bahwa dekorasi ruangannya sangat meyakinkan. Dengan suara-suara teriakan tamu yang masuk sebelum mereka, sebagai sebuah lagu pengantar.

Ruangan dengan kaca yang retak.

Lumut yang mengoyak dinding berusia.

Decitan ranjang yang dipindahkan dengan perlahan.

Gedung ini awalnya akan difungsikan sebagai sebuah rumah sakit jiwa, namun baru berjalan tiga bulan, pemiliknya tersandung masalah dan membuat semua manajemen harus gulung tikar.

Pasien terlantar bahkan ada yang ditinggalkan begitu saja.

Riki tak habis pikir bagaimana penyelenggara rumah hantu ini mampu mendapatkan izin untuk menggunakan bangunan ini sebagai wahana wisata.

Riki bahkan bersumpah ia sempat mendengar suara tawa bervolume rendah menyapa gendang telinganya.

"Anjir jangan nakut-nakutin Rik!" Marah Heeseung saat Riki mengadu.

Netranya menangkap sebuah bayangan dari ujung lorong di depan mereka.

Lorong tempat mereka berada saat ini bercabang menjadi dua arah.

Jiwa penuh keusilannya bangun, membuat dirinya dipenuhi dengan semangat untuk menjahili kedua sahabatnya.

Riki sengaja berjalan dengan tempo lebih pelan. Matanya terfokus pada lantai lorong rumah sakit yang dipenuhi debu dan kerikil.

Ia dengan cepat memungut satu kerikil berukuran sedang dan melemparkannya ke salah satu ruangan. Bidikannya mengarah pada sebuah lemari besi.

KLANG

Tepat sasaran.

"ANJIR SETAN" Heeseung yang kaget tak berpikir dua kali sebelum berlari, menarik Jake yang sedari tadi masih menempel padanya.

Haunted by You | sunki auTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang