1

4 0 0
                                    

Di suasana yang begitu padat berada di sekolah dimana seluruh siswa-siswi sibuk dengan urusan nya masing-masing. Seketika suasana hening karena ulah seorang siswa yang berlutut dihadapan seorang siswi perempuan. Semua mata menjadi tertuju pada mereka berdua.
Dilihat dari raut siswi itu, tampak kaget dengan kedatangan siswa yang terkenal nakal nya.

"Maukah kamu menjadi pacar ku?"

Perempuan yang berdiri dihadapan nya tak peduli sama sekali, malah ia berpaling dan pergi dari hadapan nya.
Saat di sadari nya, kalau perempuan itu sudah tak ada lagi dihadapan nya, ia pun mengikuti arah dia pergi kemana.

Tak jauh dari pandangan mata, ia mendapati perempuan itu lagi berdiri dihadapan nya.

"Tolong, jadilah pacar ku."

Ia memohon-mohon pada perempuan itu sembari mengatupkan kedua tangan nya diatas dada nya.

"Apa itu pacar?"

Perempuan itu bertanya seolah menguji. Setelah itu ia pergi begitu saja. Sementara laki-laki itu terdiam sejenak seakan berpikir itu adalah pertanyaan yang konyol.

Lagi-lagi ia membuntuti perempuan itu menuju arah kelas nya. Tapi perempuan itu tetap bersikap dingin.
Hingga saat tiba duduk di bangku nya, laki-laki itu pun tetap duduk dihadapan nya.

"Ngapain lo sini?"
Tanya perempuan yang sebangku dengan perempuan tadi bernama Azalea Salsabila Husein.

"Maaf, gue gak kenal sama lo."
Ujar laki-laki itu, bernama Revan Aldino Fatih.

Tiba-tiba Revan ingin meraih tangan Azalea. Untungnya, dia mengalihkan nya.

"Jangan kurang ajar ya!"
Ia menaikkan nada suaranya pada Revan.

"Emang kenapa?"
Tanya Revan balik.

"Toh juga, kamu bakal jadi pacar aku," lanjutnya.

Azalea merasa geram melihat sikap Revan padanya. Ia memang perempuan yang berbeda. Dia begitu dingin pada semua laki-laki.

"Apa bedanya kamu dengan pezina?"

"Kalo aku pacaran sama kamu, aku gak akan ngerusak kamu kok."

"Tadi saja kamu sudah kurang ajar."

"Aku hanya menguji mu."

"Kamu gila ya."

"Jadi begini rasanya berdekatan sama cewek dingin kayak kamu ini."

Perkataan yang tidak masuk akal bagi Azalea. Ia bosan dengan bualan para laki-laki yang menjijikkan seperti ini.

"Tolong pergi dari sini!"

"Okey, kenalin nama ku Revan Aldino Fatih. Kamu bisa memanggil ku revan."

Jelasnya sebelum keluar dari kelas Azalea.

"Banyak bacot lu."

Ujar teman sebangku Azalea yang dari tadi melihat drama mereka berdua. Sementara Azalea cukup diam menghadapi nya. Tidak peduli dengan apa yang diomongin nya.

"Trus nama kamu siapa?"

Mencoba bertanya pada Azalea.

"Lu gak akan direspon."

"Kalo lu siapa nama lu?"

"Nama gue Acha Ananta Gibran."

"Kalo temen lu gak mau ngerespon, lu harus respon siapa nama nya."

"Nama nya Aza."

"Gitu doang?"

"Banyak bacot lu, keluar lu dari sini."

Azalea tetap santai menyantap bekal nya dari rumah. Ia tak peduli dengan perdebatan Acha.

Baru lah Revan pergi dari kelas setelah mendengar bel masuk. Rasa tenang pun membuah di hati Aza.

"Za, kamu tau gak kenapa revan nembak kamu?"

"Gak urusan gue tuh."

"Lu gak penasaran?"

"Gak!"

"Gak sama cowok, gak sama cewek, sama aja dingin lu!."

Tak berapa lama guru pun masuk kedalam kelas untuk memulai kembali pelajaran. Semua keaadan hening dan fokus pada catatan di papan tulis untuk disalin ke buku masing-masing.

🍁🍁🍁🍁🍁

Aza menghempaskan tubuh nya keatas ranjang tercinta nya. Ia merasa lelah hampir setengah hari ia berada di sekolah. Ia menatap langit-langit kamar nya sambil melamun sejenak.

Ckrekk,,,

Seorang laki-laki masuk ke kamar nya. Siapa lagi kalau bukan abang nya, Arkan. Dengan cepat ia bangun dari posisi tidur nya. Arkan menghampiri nya dan duduk diatas ranjang aza.

"Gimana hari nya di sekolah?"

"Buruk."

"Maksudnya?"

"Abang tau gak, tadi Ada cowok yang mencoba menembak Aza."

"Trus kamu terima?"

"Ya enggak lah bang."

"Kenapa? Karena masih ada Azka di hati kamu?"

Tiba-tiba aza memeluk Arkan.

"Abang tau kok, kamu masih mencari keberadaan nya."

"Aza rindu bang dengan masa kecil kami."

"Lupain aja, mungkin saja dia sudah memiliki sahabat yang lebih dari kamu."

"Gak mungkin."

"Pokoknya, adek abang gak boleh dingin sama laki-laki hanya karena sahabat kecil nya."

"Aza suka banget dengan Azka."

Arkan kaget dengan pernyataan dari mulut adik nya. Dan langsung melepaskan pelukan itu.

"Tapi dia kan sahabat kamu dek."

"Aza sukak bang."

"Kok bisa?"

"Makanya aza gak bisa lupain dia."

"Lupain ya!"

"Gak bisa bang."

"Btw, siapa nama cowok yang kamu maksud tadi?"

"Revan bang."

"Hah? Si Revan?"

"Abang kenal?"

"Ya iyalah. Dia itu kawan se-geng abang diluar sekolah."

"What??"

Kaget aza bukan main-main.

"Dia nembak kamu, karena dia tu emang nyari tipe kayak kamu ini."

"Aza gak mau bang,"

"Yaudah kalo gak mau. Tapi dia itu baik lho."

"Udah ah, abang keluar sana. Adek mau bobok."

Aza menyeret abang nya keluar dari kamar nya. Karena dari tadi bahasan nya cuma Revan. Ia jadi bosan mendengar nya.

Saat abang nya keluar ia pun mulai lega dan kembali rebahan diatas kasur nya sambil memandangi langit-langit kamar nya. Tanpa ia sadari lagi, mata nya mulai terpejam.


Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 29, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ANA UHIBBUKA FILLAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang