Jam besar yang terletak di tengah-tengah taman berbentuk persis seperti big bang di Inggris itu berdentang nyaring hingga membuat para siswa-siswi yang sedang berlalu kesana kemari menghentikan langkah kaki.
Sudah jam 7 pagi tepat. Waktunya masuk ke kelas.
Libur tahun baru telah usai, waktunya kembali ke realita kehidupan.
Mengenai liburan, pihak sekolah memiliki tingkat kedisiplinan yang tinggi dan tidak sampai seminggu para murid disini hanya mendapat waktu rehat sekitar tiga hari saja paling lama.
Sungguh membuat geleng-geleng kepala saja, jangankan para muridnya yang dibikin pusing bahkan para penjaga sekolah dan petugas lingkungannya harus ikut mendapat jatah tiga hari untuk healing.
"PE--akk!!! Heran apa hebatnya ini sekolah sampai bokap, nyokap gue buang gue disini!!" Celoteh seorang perempuan berparas imut dengan rambut lurus berwarna pirang, dirinya sedang memasukkan jari ke dalam tombol pengenal sidik jari untuk membuka lokernya.
"Karena loker sekolah kita pake sidik jari?!!" Perempuan dengan poni lucunya yang bersandar di loker menjawab dengan tampang lelah sehabis pulang dari luar negeri.
"Salah! yah, karena sekolah kita tingkatnya another level lah." Perempuan dengan permen karet di dalam mulutnya itu duduk diantara bangku panjang berbahan kayu terbaik di dunia menyela langsung.
"Eh Laura, loker lu buka dong!" Perempuan dengan rambut berponi depan bernama Chelsea itu duduk di sebelah Laura, perempuan yang sedang sibuk menguyah permen karet.
"Engga!" Menggeleng dengan wajah datar meski terlihat imut.
"Please!" Chelsea memohon dengan tampang sedih, seperti di drama drama adegan ini membuat para penontonnya tertawa geli.
"Engga sedih gue, malah geli." seperti biasanya, Laura tidak menghiraukan permohonan Chelsea dan bangkit berjalan bersama temannya yang lain yang dingin seperti kutub utara namun mempunyai hati selembut sutra, katanya Chelsea.
"Ayo, va!"
Eva yang dari tadi menyaksikan kedua temannya itu akhirnya mengiyakan ajakan Laura.
Chelsea hanya cemberut namun ikut pergi menyusul Laura dan Eva. "Ga friendly nich, kalo lu berdua ga nungguin gue!"
Memasuki lift keduanya beralih menekan tombol lantai 12, beruntungnya di hari pertama mereka masuk sekolah mendapat pelajaran olahraga di jam pertama.
Kelas mereka sayangnya berada di lantai 5, tidak mampu naik lewat tangga karena banyaknya nya anak tangga yang harus dilewati.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
THE WINNERS
Mystery / ThrillerSetiap sekolah mempunyai masing-masing Murid terbaik. Murid tercantik. Murid tertampan. Murid terkaya. Murid berpengaruh. Bahkan murid terpopuler sekalipun Apakah kamu salah satunya? Di sekolah yang terkenal elite ini. Tidak semua bisa menduduki per...