Sejujurnya pengetikkan nama kos-kosan ini cukup rumit. Bahkan Marka selaku yang membuat namanya pun ikut kesulitan ketika mendaftarkan alamat kos ini pada aplikasi goj*ek atau g*rab. Kalau bukan karena Jasson yang hobi meng gofood, Marka tak akan sudi melakukan hal yang merepotkan seperti ini.Tapi jangan salah, Marka sudah memikirkan nama ini setengah mati sampai ketika mau berak pun ia tahan karena ide tiba-tiba muncul di kepalanya. Ataupun ketika ia hendak mandi, lagi dan lagi ide muncul dalam benaknya.
Masih menjadi misteri kenapa ide selalu bermunculan ketika berada di kamar mandi.
Seperti saat ini, di Minggu pagi hari yang cerah ini sangatlah cocok untuk dinikmati berdua dengan kasur tercinta. Berbeda dengan Chandra, pagi ini tumben sekali ia rajin pergi mandi. Dirinya tengah asyik menyanyi di dalam kamar mandi.
"Dududu~ oh baby! Why you don't look at me~"
Kalian tahu bukan bagaimana nyanyian yang dibuat tanpa arahan nada? Maksudnya seperti kalian bernyanyi dengan nada asal-asalan seolah-olah kalian hendak menciptakan sebuah lagu baru dengan nuansa yang belum pernah ada di muka bumi ini. Mustahil kalau kalian tidak pernah melakukan hal itu, kalaupun belum, berarti kalian belum sepenuhnya bersahabat dengan Chandra.
"HUHU~ AKHIRNYA GUA DAPET IDE OMAYGAT!! OKE GUYS NANTIKAN ALBUM TERBARU GUA YANG JUDULNYA TINGGALKAN AKU BERSAMA KEKASIHMU!!" Serunya bersemangat dari dalam kamar mandi.
Ekspresi yang di dalam kamar mandi dan yang di luar kamar mandi sangat berbanding terbalik. Yang di dalam teriak-teriak kegirangan sementara yang di luar mengerahkan segala kekuatannya untuk menahan amarah. Namun tak bisa lagi, Juna tak bisa menahan amarahnya.
BRAK
"CHAN!! LU GILA APA TERIAK-TERIAK GAK JELAS GITU? GA KAPOK GUA LEMPARIN PANCI KEMARIN?" Tendangan Juna cukup membuat seisi kosan gempar, maslaahnya itu pintu kamar mandi baru saja di benarkan oleh tukang tempo hari. Bahkan belum genap sehari, masa sudah rusak lagi? Makanya, semua orang di kost itu sudah senam jantung dibuatnya.
'Perbaikan = makan mie sebulan'. Begitulah prinsip seorang anak kost sejati.
Sontak saja Jasson mengambil toa di atas meja lalu berkata, "Peringatan, bagi saudara yang bernama Chandra harap berhenti berteriak sebelum bom nuklir meledak dan kita semua kena imbasnya, sekian terimakasih."
Untunglah disaat itu juga Chandra langsung keluar dengan cengiran khasnya. Di dalam cengirannya itu terdapat hati yang ketar ketir karena tatapan tajam para penghuni kost. "Hehe, sorry bro sorry. Ayem so sorry," ujarnya hati-hati.
Semua penghuni kost menghembuskan napasnya lega kecuali Juna yang masih menatap Chandra tajam. Ah, hal itu memang sudah biasa terjadi apalagi di hari libur macam ini. Semuanya akan bermalas-malasan seperti Kukang yang hidup di jaman batu, kecuali oknum sibuk yang selalu punya agenda setiap hari.
Dialah, Marka.
Mari kita perkenalkan bapak kost, alias orang yang pertama kali membuat kost ini menjadi hidup dan berkembang seperti kecap yang dirawat seperti anak sendiri. "Bang Marka! Gua nebeng dong, si Farid ngajakin maen di gang sebelah!" Benar, selain Marka ada naje yang selalu menebeng pada Marka di hari Minggu pagi.
Naje ini tipe-tipe teman yang mau di untung tanpa mau ambil ruginya, contohnya saja Minggu kemarin. Padahal Marka sudah berbaik hati menebengi nya sampai ratusan kilometer, hanya saat Marka meminta uang untuk mengisi bensin fulltank saja di tolak mentah-mentah oleh Naje yang tampan itu. Yah, sayang jika wajahnya tampan namun hatinya pelit. Tapi jika itu Naje, bisa lah dibicarakan baik-baik. Percaya lah, sepanjang jalan setelah mengantar naje ke rumah temannya, Marka memaki-maki Naje penuh emosi.
Kira-kira begitulah suasana setiap harinya di kosan yang satu ini. Meski ini hanya baru diperlihatkan 25% nya saja memang sudah membuat kepala pusing mendengar kebisingan yang dibuat penghuni kosan. Marka jadi agak menyesal telah mengumpulkan orang-orang seperti mereka di rumahnya, ralat di kosannya.
"Naje! 5 detik gak keluar gua tinggalin lu disini!" Teriakan Marka dari luar rumah membuat Naje mau tak mau mengerahkan seluruh tenaganya demi menebengi Marka yang hendak ke sekolah.
Pada awalnya Naje sangat kagum pada sosok Marka yang aktif di mana-mana. Ekstrakurikuler? Marka sudah mendapatkan banyak piala. Organisasi? Oh tentu jangan ditanya lagi, bahkan Marka sudah menjabat sebagai ketua BEM di kampusnya. Bayangkan saja se segan apa Naje ketika pertama kali duduk berdekatan dengan Marka. Hari itu menjadi pertemuan pertama mereka, untunglah Marka mengulurkan tangan duluan untuk berkenalan hingga akhirnya pertemanan mereka masih berlanjut sampai sekarang.
Meskipun sejujurnya Marka malah menyesali hal itu, di dalam hatinya ia terus berucap "harusnya waktu itu gua bodoamat aja ama ni makhluk satu yang pikirannya cuma uang dan pelit banget sesama makhluk tuhan!"
Rasanya Marka ingin menjorokkan Naje dari atas tebing, siapa tahu Naje mendapatkan hidayah dan menjadi orang yang dermawan hingga akhirnya Marka mendapatkan segepok uang dari Naje atas bantuan tebengannya. Ya walaupun itu hanya angan-angan Marka semata, mustahil jika Naje menjadi orang dermawan yang tidak pelit dan tidak sombong sesama teman.
"Lambat banget lu mah ah! Gua janji temunya jam 8 ini!! Cepetan elah!" Bukannya dipercepat, Naje dengan kelakuan usilnya malah memperlambat gerakannya seperti slowmo manual. Argh, sepertinya Marka sudah gila menghadapi Naje dan tingkah usilnya yang sudah another level.
Karena tak tahan, Marka pun menggeram marah, "bodoamat dah! Gua tinggalin pokoknya! Mampus lu bingung cari tebengan!"
Dan kalian tahu? 5 detik selanjutnya Naje sudah duduk manis di jok belakang motor kesayangan Marka. Dengan senyum manisnya yang mengademkan hati, tak seperti pandangan Marka yang melihat senyuman Naje sebagai senyuman yang paling menjengkelkan. "Bang Marka masih pagi kok udah marah-marah sih? Kan tadi subuh baru tahajjud, masa udah marah-marah lagi aja?"
Marka menatap Naje datar, "gua Kristen kalau lu lupa." Tanpa memperdulikan ucapan Marka, Naje hanya menunjukkan cengirannya tak merasa berdosa sama sekali, dirinya bahkan menepuk bahu Marka untuk segera pergi dari sini sekarang juga (memakai bahasa tubuh).
Dan setelah perdebatan yang sangat panjang, akhirnya mereka pun pergi meninggalkan kosan yang mulai ricuh bersamaan munculnya matahari yang semakin tinggi. Apakah kericuhan ini hanya disebabka oleh penghuni kosan saja? Oh tentu tidak.
Lihat saja Jasson yang sedang telaten menyirami bunga di halaman kosan. Lebih tepatnya hanya rumput liar yang dijaga seperti anak sendiri. Dan ada alasan mengapa Jasson merawatnya sepenuh hati, alasan yang sangat simpel yang membuat Marka terdiam.
Hari itu satu kosan berinisiatif untuk kerja bakti di linkungan kos, semua mendapatkan bagiannya masing-masing. Dan Jasson kebagian membersihkan halaman rumah bersama Marka,
"Jangan di gunting bang, kasian! Gua habis nonton upin-ipin yang tumbuhan itu sedih banget anjrit, bayangin kalau lu jadi rumput yang suka diinjak-injak sama orang lain, bayangin kalau lu jadi tumbuhan yang enggak keurus, bayangin kalau lu jadi tumbuhan yang bakal mati karena gak dirawat!!!" Ucap Jasson penuh drama.
"Tapi kan-"
Jasson menggelengkan kepalanya pelan sembari menarik Marka mendekati rumput liar untuk di amati. "Kita ini sesama makhluk hidup bang, gua, lu, dan tumbuhan ini sama-sama berhak untuk hidup. Masa lu tega biarin rumput yang lucu nan hijau ini habis digunting?? Lu tega bang ngebunuh sesama makhluk hidup??"
Perkataan Jasson mampu membuat Marka terdiam dan ia hanya bisa menganggukan kepalanya serta mengurungkan niat untuk membunuh rumput liar tersebut. Marka hanya terlalu lelah jika harus meladeni kedramatisan hidup seorang Jasson. Nah itulah mengapa rumput liar ini malah dijadikan sebagai tanaman hias yang padahal tidak ada hiasannya sama sekali. Hanya sesuatu berwarna hijau yang menjulang keatas dengan tinggi yang tak rata, Jasson rela merelakan waktu rebahannya demi menjaga si cantik satu ini.
Jasson sangat fokus menyirami kesayangannya itu tidak sadar jika ada seseorang di balik pagar kosan.
"Eh, ada mas jasson~"
Oh, tidak!!! Ketentraman hidup Jasson mulai terancam dengan keberadaan orang dibalik pagar!!!!
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
D'KOS "ONG"
RandomDi keluarga pada umumnya, keluarga terdiri atas kepala keluarga yang siap sedia menjadi pelindung untuk anggotanya, sedangkan ibu berperan untuk segalanya demi sang anak. Tapi mereka berbeda, mereka tak butuh sosk kepala keluarga yang akan melindun...