Sore itu... Aku duduk di sudut kursi berbahan dasar semen tepatnya di halte bus. Memperhatikan setiap kendaraan yang berlalu lalang di jalan raya sudah sering ku lakukan. Bahkan setiap hari. Maklum, anak rantau yang setiap harinya pulang pergi Dengan angkutan umum.
Lima menit sebelum bus datang seorang lelaki berjalan tergesa-gesa menuju ke arahku, ya karena hanya ada aku di sana. Tapi Tidak, dia tidak menghampiriku. dia hanya akan menunggu bus di halte itu. huh! Dasar aku. Geer banget di samperin cowok.
Diam-diam aku memperhatikan cowok asing itu. Yaaa okelah menurutku... dia tampan. Yah, sungguh tampan. badannya tinggi, tegap seperti perawakan yang di miliki seorang tentara. Aku fikir dia salah satu anggotanya.
Alisnya tebal juga rapi, bibirnya tipis, hidungnya mancung dan matanya... Indah. Sungguh elok di pandang.
Sayangnya, aksiku itu tertangkap basah cowok itu.
Kenapa? Katanya. Bagaikan cacing kepanasan aku tak bisa mengontrol diriku.
