what is the purpose of life?

Impian yang hilang

Disaat dilahirkan, setiap orang tua memiliki keinginan yang sederhana dari sang bayi yaitu tetap hidup dan menjadi anak yang baik. Berkembang menjadi balita dan seterusnya anak tersebut mulai mempelajari kehidupan dan ia mulai mengerti mengapa orang tuanya menginginkan hal tersebut.

Di waktu kecil, awal sekolah saat ia mengenal namanya pertemanan, biasanya anak-anak suka membicarakan perihal masa depan, ada yang membayangkan menjadi pilot karena suka melihat pesawat terbang di TV maupun di serial kartun, ada yang ingin menjadi dokter karena ingin menolong sesama. Namun itu semua hanyalah mimpi di kala masih kecil, semua itu bisa terwujud apabila takdir berkata demikian.

Hopeless, tidak juga. Ada beberapa orang yang berhasil mendapatkannya ketika ia dewasa, cita-cita sejak kecil yang ia tanamkan, tanpa menyerah ia tegaskan dan juga ruang lingkup yang selalu mendukungnya. Itulah mengapa takdir merupakan komponen penting dalam hal ini.

Semakin dewasa, manusia menjadi tahu bahwa dunia itu berat, dikala orang tua pergi dari rumah yang kita tahu mereka tidak peduli pada kita, akan tetapi ternyata mereka mencari uang itu tidak semudah yang dibayangkan. Ketika sang anak sudah berusia dewasa, sudah mulai bekerja. Dia kaget dengan kondisi dunia, dunia di mata dia berbeda dengan dunia di mata nya ketika ia masih kecil.

Persaingan di mana-mana, dunia yang hanya mencari keuntungan semata, saling menjatuhkan, perbudakan, kebahagiaan sesaat, penderitaan selamanya.

Meskipun dunia ini selalu berputar bergerak pada porosnya, takdir manusia akan selalu sama. Layaknya gelas yang kamu rawat sejak kecil, kamu lap dengan bersih, kamu simpan di lemari khusus, apabila gelas itu pecah, maka itu sudah tidak akan kembali lagi. Retakan yang terjadi pun itu sudah pertanda, bahwa semua impian yang pernah kamu impikan bersama teman-teman mu telah hilang.