Playlist 24

1.2K 123 13
                                    

I had hoped you'd see my face and that you'd be reminded that for me, it isn't over

Adele — Someone Like You

₀․₀₀◦────────────────◦ ₃․₁₅



Dengan lampu kerlap-kerlip dan musik keras yang menggema di seluruh ruangan serta gerombolan orang yang tengah asyik menari, tak mampu menyeret Juan yang tengah tenggelam bersama pikirannya. Sedari tadi pemuda itu bahkan tak mengeluarkan sepatah kata pun barang sedetik. Meskipun teman-temannya bertanya, Juan hanya menjawab dengan anggukan dan gelengan, selebihnya dengan tatapan mata yang mengartikan bahwa dia sama sekali tidak ingin di ganggu.

"Itu anak kenapa lagi?" tanya seorang pemuda berambut abu-abu yang duduk tak jauh dari Juan.

Disebelahnya, pemuda dengan topi hitam yang kulitnya sedikit gelap namun nampak sexy itu menggeleng. Sejenak laki-laki itu menghisap rokok yang berada diantara jari tengah dan telunjuknya lalu mengalihkan pandangan pada Juan. "Gila kali," jawabnya sambil menghembuskan asap rokok itu ke udara.

Pemuda lainnya dengan tampang setengah dewa yang mampu membuat haum Hawa menjerit, tengah menuangkan cairan bening ke dalam gelas kecil lalu meminumnya. Kemudian mengalihkan pandangan pada pemuda berambut abu-abu yang tengah menatapnya, mencoba meminta jawaban yang lebih pasti padanya. "Gue juga gak tau Yugo, kayaknya gara-gara si Lily."

Pemuda berambut abu-abu bernama Yugo itu mengangguk. Dia lantas beranjak mendekat pada Juan. "Bro, come on! Lo jauh-jauh kesini cuman buat ngelamun? Yang bener aja! Pilih deh lo mau yang mana? Atau mau gue bawa kesini semuanya? Malam ini barangnya mulus semua!" katanya dengan sedikit berteriak agar terdengar oleh Juan.

Juan hanya menatap sekilas lalu menghela nafas berat. "Not now, but thank you! Gue lagi gak mood," jawabnya.

"Ada masalah? Cerita dong, siapa tau gue bisa bantu lo."

"Echi," lirih Juan.

Alis Yugo bertaut, sedikit heran ketika Juan menyebutkan nama salah satu wanita yang pernah singgah di hatinya dulu. "Mantan gue? Kenapa? Dia nembak lo?"

"Kagaklah, gila!"

"Terus kenapa?"

"Gue berantem sama Lily gara-gara Echi. Not really because of her, sih. Ini salah gue yang udah bohong sama Lily gara-gara mau ketemu Echi."

Yugo mengangguk paham lalu menepuk bahu Juan pelan. "Sabar bro, mending lo nikahin aja dua-duanya."

"Gak gitu tolol!" Tiba-tiba pemuda bertopi hitam dengan kulit eksotis bergabung dengan Yugo dan Juan, kali ini tidak ada rokok disela-sela jarinya namun terganti oleh gelas kecil yang penuh dengan cairan bening di dalamnya.

"Ini juga gara-gara lo, Miko tolol! Kalau aja lo sama Eksa bisa datang malam itu, gue gak mungkin berantem sampai break kayak gini," seru Juan pada pemuda berkulit eksotis bernama Miko itu.

Miko hanya tertawa mendengar omelan Juan. "Calm down dude, lo kayak gak ada cewek lain aja. Biasanya juga mati satu tumbuh seribu."

"Brengsek! Gue udah gak main cewek lagi, anjing!"

Sebisa mungkin Juan menahan emosinya, pemuda itu tidak mau merusak suasana. Dia ingat betul Lily pernah bilang begini padanya, "Juan, segala sesuatu itu bisa diselesaikan cukup dengan diskusi, gak main tangan. Jadi buat apa lo capek-capek pake tenaga lo buat mukulin orang yang jelas-jelas gak bakal bikin masalah jadi clear. Yang ada malah tambah runyam."

21:22 Playlist | ONHOLDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang