Jangan berisik

2 0 0
                                    


“Aku pulang !!” teriakan ku yang membuat seluruh isi rumah bisa mendengarnya. Seorang wanita paruh baya keluar dari kamar nya dan menghampiri asal suara berisik tadi.

“ BISA TIDAK KAU PULANG TANPA BERTERIAK SEPERTI ITU, ADIK MU SEDANG TIDUR, BAGAIMANA KALAU DIA TERBANGUN, IBU YANG JADI REPOTNYA NANTINYA !!!” teriak wanita paruh baya itu.

Aku hanya bisa menunduk kepala ku sambil mengigit bibir. Aku langsung ke kamar dan menjatuhkan tubuhku ke tempat tidur sembari mengambil alat-alat menyulamku. Ya, saat aku mengalami badmood aku menghibur diriku dengan menyulam, walaupun sulaman ku tidak terlalu bagus, tapi setidaknya cukup menghiburkan bagiku. Aku mulai mengambil selembar kain polos dan mulai menyulam dengan bentuk yang aku inginkan.
Sudah setengah bentuk dan akan sempurna, ini sungguh menyenangkan seandainya aku bisa menunjukkanya pada Ibu.

“ DUK DUK DUK!!” suara keras dibalik pintu kamar ku.

“ HEYY, NGAPAIN KAU DIKAMAR TERUS, CEPAT KELUAR DAN BERESKAN RUMAH. DASAR ANAK PEMALAS GIMANA UDAH DEWASA NANTI KALAU KAU SELALU BERADA DIKAMAR.” Wanita itu berteriak.

lagi-lagi dia tidak bisa beri aku ketenangan, suaranya yang berisik membuat telingaku mau pecah. Aku segera membuka pintu dan tepat di depan terlihat wajahnya yang merah dengan amarah yang meluap-luap.

“ iya bu, akan kubersihkan.” Kata aku dengan nada sedikit menahan amarah.

Menyapu, mengepel, mencuci piring, menjaga adik, semuanya sudah selesai. Sekarang aku memberitahu ibu bahwa tugasku sudah selesai. Aku menghampiri ibu dan ternyata dia sedang sibuk dengan ponselnya.

“ bu, aku sudah siap membereskan rumah.” Sahutku, dia mengabaikanku dan sibuk dengan ponselnya. Aku langsung kembali ke kamar dan melanjutkan sulaman yang hampir siap.

Saat makan malam tiba. Aku dan keluargaku berkumpul di meja makan, tetapi aku tidak melihat Ayah di meja makan aku bertanya pada ibu.

“ Ayah kenapa masih belum pulang biasanya Ayah selalu ikut makan malam bersama.” Tanyaku pada ibu

“ ayahmu sedang ada tugas dari luar, sudah makan saja jangan banyak tanya.” Jawabnya ketus. Aku hanya tersenyum tipis dan makan.

Keesokannya, aku bangun sedikit siang mungkin karena aku begadang menyelesaikan sulamanku. Saat aku keluar dari kamar,

“ PUNYA ANAK TAPI GAK BISA DIHARAP, LIAT ANAK ORANG PADA BANGUN PAGI-PAGI BUAT BANTU IBUNYA BERESIN RUMAH, IBU DARI PAGI BUTA SAMPE SIANG GAK BERHENTI-HENTI BERESIN RUMAH.”teriaknya, membuatku menahan amarah hingga tenggorokanku rasanya mau putus.

Kepalaku rasanya mau terbelah menjadi dua dan pita suaraku seperti akan keluar, aku muak mendengar ocehannya. Sehingga aku berinisiatif untuk mendapatkan ketenangan dirumah. Saat ibu memintaku untuk mengambilkannya minuman aku memasukkan obat tidur milik ku dan memasukkanya kedalam minumannya, ia meminumnya hingga habis dan tidak berapa lama ibu tertidur pulas. Aku tersenyum tipis melihat ibu tertidur pulas, aku segera kembali ke kamar dan membuat sulaman baru tetapi kali ini aku membuatnya di media lain dan mungkin ini akan menjadi sulaman yang bagus.

“uhhhmmm uuHhmm”
“ ibu sudah bangun, bagaimana tidur ibu pasti sangat nyenyakan?” Aku bertanya padanya, “ibu kenapa gak menjawab kan aku bertanya pada ibu” aku bertanya lagi sambil memiringkan kepala tetapi ibu tetap tidak menjawabnya.

“uhhhmmm uuHhmm” “ ibu sudah bangun, bagaimana tidur ibu pasti sangat nyenyakan?” Aku bertanya padanya, “ibu kenapa gak menjawab kan aku bertanya pada ibu” aku bertanya lagi sambil memiringkan kepala tetapi ibu tetap tidak menjawabnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 15, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My DiaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang