4. Sugar Daddy

124K 630 5
                                    


Annette Williamson, anak angkat dari pria dewasa bernama Evander Williamson.

Evander adalah sugar Daddynya Annette.

Orang-orang hanya melihat jika mereka adalah layaknya anak dan ayah, namun itu berbeda ketika mereka hanya berdua.

-

"Daddy," sapa Annet seraya mengecup bibir Evan.

"Pagi baby, how are u?"

Annet merasa miris, karena Daddynya menanyakan kabarnya.

"Daddy terlalu sibuk, sampai-sampai lupa bagaimana keadaan ku." Annet merajuk.

Kesal, rindu, dan marah jadi satu dalam satu waktu untuk saat ini.

Daddynya benar-benar sibuk dengan pekerjaannya, bahkan meninggalkannya beberapa hari kemarin untuk keluar negeri.

Ada tugas.

"Maafkan Daddy, sayang. Daddy harus bekerja untukmu," balas Evan sembari mendudukkan Annet di pangkuannya.

"Tapi Daddy terlalu sibuk, Daddy bahkan lupa untuk mengabariku. Daddy tau? Aku benar-benar menunggu kabar dari Daddy, bukan hanya itu." Annet menjeda kalimatnya saat ia merasa ia akan menangis.

"Aku sampai over thinking tiap malam tentang bagaimana daddy di sana, aku takut Daddy having sex dengan wanita-wanita di luaran sana yang dekat dengan Daddy."

Evan tersenyum saat baby-nya berucap panjang, secara tidak langsung menyatakan bahwa ia cemburu dan takut kehilangan.

"Baby takut Daddy memiliki pasangan di luar sana?"

"Yes! I'm really scared! Aku selalu mengkhawatirkan itu. Jika saat itu datang, biarkan aku pergi, Dad. Aku tidak ingin hidup satu atap dengan orang yang aku cintai, tapi tidak mencintaiku balik dan menikah dengan wanita lain."

Rahang Evan mengeras saat Annet berucap seperti itu, apaan maksudnya?!

"Do not say that!"

"Sorry, Dad. But, aku harus mengatakan itu."

Evan menghapus air mata yang sudah turun di pipi Annet, ia membuat baby-nya menangis.

"Do you love me?" tanya Evan menatap Annet dalam-dalam.

"Ya! I am really love you!"

"Jangan mengataakan itu lagi, dan jangan pernah pergi dariku. Bahkan dengan alasan apapun, kamu milikku dan selamanya akan begitu."

"Do you love me?" tanya Annet balik kepada Evan.

Evan hanya diam, bahkan tidak menatap Annet yang ada di depannya.

"Do you love me?" ulang Annet dengan suara lirih.

Tidak menjawab dengan ucapan, melainkan Evan langsung melumat bibir itu. Bibir yang selalu membuatnya candu.

Terlalu mudah terbuai dengan ciuman Evan, membuat Annet megalungkan tangannya di leher Evan.

"Dadhhh ... stop," pinta Annet saat ia hampir tidak bisa bernafas.

"Do you love me?" tanya Annet ulang, dengan nafas terengah-engah.

Bibirnya pun memerah dan sedikit bengkak, karena Evan sempat menggigit bibirnya.

''Yeah, i love you."

"And now, i want fucking you," ucap Evan dengan suaranya yang terdengar serak dan seksi.

" I also want to," balas Annet tida kalah seksi.

Evan memulai seks mereka dengan ciuman. Lumatan itu benar-benar membuat keduanya terbang.

Tangan Evan tak diam, tangannya mulai masuk ke dalam kaos yang dikenakan oleh Annet.

Tangannya menyapa dua gundukan payudara yang selalu ia mainkan itu, tidak terlalu besar tapi pas ditangannya.

"Dadhh," lenguh Annet saat Evan meremas payudara sintal itu, tanpa melepas bra yang dikenakan oleh Annet.

"Ahhh!" desah Annet kuat saat remasan di payudaranya semakin kuat.

Ciuman mereka terlepas, namun kembali disatukan oleh Evan.

"Janganhhh dihh sini-hhh," mohon Annet.

Tempat ini begitu bahaya dan bodohnya ia baru sadar.

"Why?" tanya Evan bingung, tapi tidak menghentikan remasan nya.

Mata Annet yang tertutup jadi terbuka seketika.

"Nanti para maid melihatnya, dan itu bahaya," balas Annet lirih, dengan napas yang terengah-engah.

--

Sengaja aku gantung. Ntar ada lanjutannya, but idk.

Boleh deh lanjut open request

OneShootTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang