Aku memberanikan diriku berjalan di lorong sempit ini. Tempatnya sepi, sampah berceceranㅡaroma busuknya begitu mengganggu indra penciumanㅡdi mana-mana, genangan air akibat hujan deras sore tadi belum kunjung mengering.
Aku mempercepat langkahku sembari melompati tiap genangan. Hanya inilah jalan pintas menuju rumah selain menyebrangi jalan raya. Meskipun sudah sering, aku selalu was-was setiap kali melewati lorong ini. Katanya, lorong ini bekas tempat arwah meminta tumbal dengan cara membunuh orang yang lewat.
Aku tidak tahu itu bohong atau benar. Akan tetapi, di dinding lorong terdapat banyak bercak-bercak merah. Bau amis menyeruak sampai-sampai aku selalu menutup hidung hingga keluar lorong. Terkadang, aku juga mendengar suara jeritanㅡpadahal jelas tidak ada siapapun di sana.
Orang-orang bilang, siapapun jangan pernah berani lewat sini. Banyak kasus orang hilang setelah mereka masuk ke lorong yang kini tengah aku lewati. Yang aku dengar sih begitu, tapi belum pasti kebenarannya.
Bagaimanapun juga aku tidak pernah takut pulang lewat sini, selagi rumor tersebut belum terungkap, aku tidak akan percaya. Buktinya aku tidak apa-apa. Oh, bahkan sudah lama aku mengetahui jalan ini, tapi syukurlah aman-aman saja.
Kebetulan hari ini aku pulang malam karena baru saja bubar club bela diri di sekolahku. Club tersebut berlaku tiap Rabu dan Jum'at. Jika aku pulang larut, biasanya Kak Jihoon selalu menjemputku setelah pulang kerja. Akan tetapi, pagi tadi dia bilang akan berlembur, jadi aku harus pulang sendiri hari ini.
Ah iya, aku memiliki satu lagi Kakak laki-laki, namanya Sungchan. Dia hanya berbeda dua tahun denganku. Kak Sungchan tinggal di Busan agar lebih dekat dengan kampusnya, tetapi tiap minggu dia sering mampir ke sini untuk mengunjungi aku, Kakak, Mama, dan Papa.
Mungkin kalian penasaran dengan orangtuaku. Mereka itu selalu sibuk bekerja. Pergi pagi pulang pagi. Aku hanya bisa bertemu mereka sebelum pergi sekolahㅡsaking sibuknya mereka. Ketika aku tidur pun mereka belum pulang hingga fajar tiba, setelah itu mereka akan pergi lagi pada pukul tujuh. Sungguh pekerja keras.
Aku salut pada mereka yang bekerja habis-habisan seperti itu demi ketiga anaknya. Apa aku bocorkan sedikit saja? Kak Sungchan itu sebenarnya sempat putus sekolah, pendidikan akhirnya hanya sebatas bangku kelas 2 SMA. Perekonomian keluarga kami sedang sangat sulit kala itu, tapi Kak Sungchan ingin kuliah seperti teman-temannya.
Mama dan Papa pun menyanggupi permintaannya. Mereka membuka bisnis sendiri dan mendapatkan penghasilan cukup. Kak Sungchan pun masuk ke perguruan tinggi jalur duit. Hihii jangan bilang siapa-siapa, okay?
Akhirnya aku sampai di ujung lorong. As always, tidak terjadi apa-apa. Percayalah, aku tidak memakai jimat atau benda keberuntungan apapun, lho.
MEET THE CAST
❅ ۪݊ ᮫ March ݊ ࣹ ּ 14th ◌ ׅ۫ ﹪ ۫ ׅ 2O22 ۪◌
˖ ఎ ׄ w r i t t e n by © renesque ›
⍝ ˖ ⚘ do not copy my story ! ›
KAMU SEDANG MEMBACA
ੈ Bloody Alley ࿔*:・
Mystery / Thriller❝ Katanya, siapapun yang masuk gang ini gak bisa keluar lagi, tapi kok mereka bisa? ❞ ft. Jihoon (TREASURE), Sungchan (NCT), and Yujin (IVE) written by¦© 2O21, RENESQUE