Pukul enam sore. Yujin baru pulang sekolah dikarenakan mendapat hukuman membersihkan laboratorium oleh gurunya. Padahal hanya perkara tertidur di saat kelas berlangsung. Namun, kesalahan tetaplah kesalahan. Tiada pengampunan atas hal tersebut, apalagi jika seseorang itu telah melakukannya lebih dari sekali.
Yujin melangkah masuk ke dalam rumah, pandangannya langsung terarah ke tangga menuju atas. Badannya lesu, matanya lelah, Yujin melewatkan makan sarapan sebelum pergi sekolah ditambah pula ia tak sempat makan siang dikarenakan harus menjalani hukuman pada jam ke-3 sampai dengan jam pulang.
Dengan kedua tungkai terseret-seret serta keringan dingin yang membanjiri tubuhnya, Yujin tampak mendaki satu per satu anak tangga tanpa tenaga. Kepalanya terasa berat. Yujin mengeratkan genggamannya pada pegangan tangga ketika kakinya hampir saja terpeleset.
"Pusing banget," gumamnya.
Yujin rasa ia akan pingsan sekarang, tapi Yujin tidak ingin lebay layaknya sinetron India. Setidaknya ia harus sampai kamar terlebih dahulu daripada ambruk di tangga yang memungkinkan cedera.
Alhasil Yujin sampai di koridor. Ia berhenti sejenak sembari memijit pelan kepalanya. Sosok wanita pun datang menghampiri Yujin yang terlihat begitu lesu. Dengan wajah panik ia merangkul Yujin lalu berkata, "lho kamu kenapa, Jinnie? Kok lemes gini?"
Yujin tidak merespon apapun. Ia tetap berjalan lurus sebelum akhirnya jatuh pingsan tepat di depan pintu kamarnya. Wanita yang bersama Yujin ituㅡJoohyunㅡhanya diam seraya bersimpuh di samping tubuh Yujin.
"Maaf nggak bisa nolongin kamu."
𖦆 ―𖦆 ―𖦆
"Rumahnya yang mana, sih?!" kesal seorang pemuda yang sejak tadi berjalan sambil memerhatikan GPS di ponselnya. Kalau dihitung, kira-kira sudah 20 menit-an mereka mencari lokasi.
Di sebelah kiri pemuda itu juga terdapat seseorang ber-hoodie abu-abu. Mereka berjalan beriringan. Pemuda hoodie terlihat menggaruk-garuk kepalanyaㅡkebingungan.
"Gue juga udah lupa, cuma sekali doang pernah ke rumahnya pas bulan lalu," sahut si pemuda ber-hoodie.
"Seenggaknya lo pernah, lah gue 'kan belum sama sekali. Dasar pikun!"
"Ah iya! Kalo gak salah ngelewatin gang!" seru orang ber-hoodie tersebut, kemudian ia memicingkan mata seraya mengarahkan telunjuknya ke depan. "Di sana ada gang, nah gue baru inget jalannya sekarang!"
Ia berjalan lebih dulu diikuti temannya dari belakang. Gang itu berada sekitar tiga meter ke depan di sebelah kanan. Sebelum itu mereka menatap lamat-lamat sebuah plang yang menghalangi jalur masuk ke dalam gang tersebut.
"Per ... tim ... bang ... kan ... nyawa ... anda sebelum ... masuk ... maksudnya?"
Mereka kompak saling melemparkan pertanyaan setelah membaca tulisan yang tertera di plang. Si pemuda pemegang ponsel hanya mengendikkan bahu tanda tak tahu dibalas embusan napas gusar oleh pemuda ber-hoodie.
"Kalo gitu kita masuk aja, yok?"
"Ayok!"
Dua pasang tungkai itu mulai melangkah masuk menuju gang. Mata mereka berkeliaran memandang alangkah banyaknya sampah-sampah. Gang ini begitu kotor dan bau. Mana pula tanahnya lembek bekas genangan air.
"Gyu, lewat gang ini gue jadi keinget sesuatu," ucap si pemuda tanpa hoodie. Sembari berjalan ia melanjutkan kalimatnya. "Beberapa hari lalu gue denger-denger katanya ada gang yang gak boleh dilewatin siapapun."
Beomgyu menoleh kebingungan. "Loh, emangnya kenapa?"
"Kalo lewat situ katanyaㅡakh!"
"Katanya kenapa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
ੈ Bloody Alley ࿔*:・
Tajemnica / Thriller❝ Katanya, siapapun yang masuk gang ini gak bisa keluar lagi, tapi kok mereka bisa? ❞ ft. Jihoon (TREASURE), Sungchan (NCT), and Yujin (IVE) written by¦© 2O21, RENESQUE