PROLOG

39 12 106
                                    

Suatu hari di 2022..

Rintik hujan mengguyur pusat kota.
Seorang gadis menatap kosong pintu balkon kamarnya. Ia memandang langit yang bewarna gelap karena hujan. Dan jutaan bahkan triliunan tetes air menerpa. Suasana yang sangat mendukung untuk hati nya yang tengah gundah.

Ada hal yang harus ia selesaikan, ada hal yang harus ia tinggalkan sekarang. Dan ia berjanji tak akan kembali mengingat hal itu lagi. Ia berjanji akan menghapus perasaannya. Namun sayangnya ia tak bisa menghapus memorinya.

Gadis itu berjalan mengambil ponselnya. Mulai mengetik sebuah nama disana, menukar sebentar nama kontak itu. Tersenyum singkat, gadis itu menghembuskan nafasnya dalam.

"Ini terakhir kali, dan tak kan lagi."batinnya berkata pelan. Gadis itu berjanji hari ini, terakhir kalinya ia mengatakan bahwa ia rindu sosok yang mewarnai tahun 2019 nya. Sosok yang begitu berarti bagi dirinya. Namun memang takdir tak berpihak, membuat mereka terpisah entah itu jarak, ataupun hati.

Ghita POV

Detik demi detik berlalu, dan aku larut dalam duka ku. Aku menatap Lamat-lamat Balkon kamar ku. Berjalan santai menuju pintu balkon dan membuka pelan pintunya.

Tangan ku bergerak pelan ingin menyentuh air hujan. Rintik air hujan perlahan menimpa tangan ku. Menatap sendu rintik hujan yang semakin lama semakin deras.

"Sulit sekali berjalan tanpa arah, sulit sekali buat berjalan tanpa dirimu. Kenapa kamu harus meninggalkan aku?"  Ghita menatap kosong dengan tangan yang masih terulur menyentuh  air.

Aku berbalik arah, melangkah pelan menuju kamar. Menutup pintu balkon dan berjalan menuju meja belajar ku. Duduk santai di kursi dan membuka lemari kaca tempat buku-buku koleksi ku tertata rapi.

Tanganku bergerak pelan mengambil sebuah buku tulis bergambarkan karakter sebuah kartun. Jemariku bergerak membuka halaman pertama buku itu.

Nama seseorang tertulis di halaman itu. Nama seseorang yang akhir-akhir ini aku hindari, nama seseorang yang jujur sampai saat ini masih berbekas dalam ingatan ku.

Revan ~

Revan, nama itu? Aku tak pernah membencinya. Dan tak pernah menyesal mengenalnya. Tapi justru senang dan akhirnya tau, arti cinta tanpa harus memiliki.

Cowo yang sangat menyita perhatian ku, cowo perfect yang menurut ku pantas ku banggakan. Aku yang hingga bodoh mencintainya dan selalu berharap agar dapat selalu bersamanya.

Dia yang membuatku terjebak akan pesonanya. Dan membuat diriku terjerumus dalam labirin cintanya.

Dia yang selalu membuat aku tersenyum dan dapat melupakan kesedihan ku. Mendapatkannya, mungkin suatu hal yang mustahil. Namun ku berhak memperjuangkannya.

Flashback on🍁
back to 2019 where it all started..

Hai-hai gimana? Wkwkwk
Aku seru baca komenan kalian di part ini, apalgi yang bilang ini mah curhatan authornya, bener kok guys aku lebih sering curhatin apa yang aku rasain dalam bentuk tulisan.. tapi bukan berarti semuanya aku bikin sesuai keadaan hanya aku selalu menyelipkan suatu yang menurut aku ya menarik lah untuk aku ceritakan, jadi ya selamat menggalau bersama Thania di cerita 2019 ini ya bestiee!!

2019 [on going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang