S E V E N

93 15 1
                                    

"San?" Cahaya menyergit bingung saat melihat Sandra masuk dengan keadaan mata yang membengkak dan itu sangat nampak.

"Lo kenapa san?" Nasya dengan cepat berbalik badan, menghadap ke tempat Cahaya dan Sandra.

"Are you okey?."

"Gausah gitu muka kalian, gue gapapa kok" ujar Sandra mencoba meyakinkan dengan senyumnya yang nampak berbeda.

Cahaya menatap dalam mata Sandra, tatapannya kosong, tidak seperti biasanya, senyum manisnya sekarang seakan menghilang terganti dengan senyum sendunya.

"Cerita sandra! Kita tau lo lagi ga baik baik aja."

"Ga ga pe--"

"San."

Cahaya,Nasya dan Sandra kompak menoleh saat Regan tiba tiba datang diikuti Quinna dan teman temannya.

"Aku mau ngomong ayo," Sandra menggeleng dan menarik tangannya yang baru saja di genggam Regan dan memberi jarak kepada pria itu.

Regan menatap sendu Sandra, "Aku mau jelasin semuanya ayo, kita perlu ngomong."

Sekali lagi Sandra menggeleng, dan melarikan tatapannya tak berani menatap mata sendu Regan.

"San plis."

Sandra kembali menggeleng, dan menatap sendu ke arah Cahaya, Cahaya mengerti tatapan itu, permintaan tolong?.

"Kamu cuman salah paham, semuanya ga bener kita perlu ngomong."

"Woi regan mo nangis anying" bisik Gio saat melihat mata Regan yang sudah berkaca kaca.

"Iya taik, perdana nih vidio vidio bisa jadi cuan ini nanti" bisik balik Leo, mendengar bisikan Leo dengan cepat Gio membuka aplikasi kamera di handphonenya dan mulai merekam drama di pagi hari.

Angkasa menggelengkan kepalanya pelan saat melihat tingkah kedua temannya itu "Bener bener ni dua kurcaci."

"Gaada yang perlu di jelasin, semuanya udah jelas aku juga udah ikhlas jadi gapapa" ujar Sandra dengan suara serak dan senyum tipisnya. Nampak sangat menyakitkan di mata Regan.

"Gamau aku gamau, dengerin aku dulu san ayo ikut aku kita ngomong berdua" Regan masih kekeh ingin mengajak Sandra berbicara empat mata, membuat sandra lagi lagi menatap Cahaya memohon.

"Emm mending gausah dulu deh gan, biar Sandra tenangin diri dulu" sela Cahaya, ia sebenarnya tak mengerti apa masalah mereka tapi melihat Sandra menatapnya seperti itu membuatnya tak tega.

"Ga!" geleng Regan tegas.

"Tapi lo liatkan Sandranya gamau? Dia cuman lagi butuh waktu aja biarin dia tenang dulu baru kalian ngomong" jelas Cahaya lagi.

"Gue gamau bangsat lo ngerti gak sih!?."

"Wess santai bro, dia cewe" tegur Angkasa saat Cahaya menutup matanya terkejut karena bentakan Regan.

"Harusnya lo yang ngerti tolol sandra gamau ngomong sama lo, ngapain lo malah marahin temen gue" sahut Nasya menatap Regan tajam.

"Turunin nada lo gan" seru Quinna.

"Ya?" Sandra menatap Cahaya khawatir membuat gadis itu tersenyum menatap Sandra "Gapapa, ngerti gue orang lagi marahan sama ayangnya pasti emosian."

"Sorry" ujar Regan.

Cahaya menganggukan kepalanya menjawab Regan.

"Cahaya Angkasa, giliran kalian nyanyi." Mereka semua kompak menoleh ke arah pintu kelas saat Sang ketua memanggil Cahaya dan Angkasa.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 16, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Cahaya AngkasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang