Buku Antik

145 21 45
                                    

Di pertengahan musim panas pada saat jam istirahat di salah satu SMA kota Washington, berkumpullah lima remaja yang sedang bercanda ria sembari menikmati makan siang mereka. Candice si Ketua Cheerleader, Marie si Kutu Buku, Ares si Musik Maniak, James si Emo Idaman Sekolah, dan Michael si Super Jenius. Remaja-remaja yang memiliki latar dan peran yang berbeda-beda berkumpul menjadi satu geng, membuat murid-murid sangat iri dan menjadi sorotan di sekolah. Sangat terkenal.

Saat itu Candice sedang membenahi cat kuku jarinya yang sedikit rusak. Untuk meraih sandwich-nya saja ia menggunakan kedua telapak tangannya, tidak ingin merusak catnya yang kesekian kali. Sialnya, sandwich tergelincir dari tangannya dan terjatuh ke celana jeans-nya dan menodainya. Candice mendecak, "Dasar sandwich bodoh!"

"Hey, apa rencana kita untuk liburan musim panas kali ini?" Ares melepaskan earphone yang sedari tadi menempel di kedua telinganya, memecahkan konsentrasi teman-temannya yang sibuk menikmati makan siang sambil melakukan sesuatu.

"Nu-uh, tidak ada rencana." balas Michael sambil menjilati jari-jarinya setelah ia habiskan sandwichnya, dan Marie langsung menyikut lengan Michael dan menyodorkan selembar tisu pada Michael.

"Jorok sekali!" omel Marie seraya menutup buku yang ia baca. Tubuhnya mencondong kedepan, meminta atensi dari teman-temannya, "Tapi aku mendengar rumor.."

Candice yang sangat menyukai gosip, langsung ikut mencondongkan tubuhnya, "Aku tahu! pasti soal pesta pantai yang digelar oleh guru fisika kita, bukan? Aku sudah tahu, walau dia tua, dia memiliki jiwa anak muda yang sangat kuat!"

Marie mengernyitkan keningnya, "Bukan! Kemari." perintahnya seraya mengayunkan tangannya, mengisyaratkan teman-temannya untuk mencondongkan tubuhnya ke meja. "Kemarin aku menguping staf-staf perpustakaan membahas soal buku antik--"

Belum saja Marie menyelesaikan ucapannya, mereka semua langsung bangkit dengan respon malas dan mengantuk. James mengucek-ucek satu matanya karna mengantuk, Michael meraih jus jeruk dan meminumnya dalam satu tegukan. Dan Ares kembali memasang earphonenya untuk mendengarkan lagu. Hanya Candice yang tersisa masih menyimak Marie, walaupun didalam hatinya ia juga tidak yakin kalau ide Marie adalah ide yang bagus.

"Lalu?"

Marie kembali siap untuk bercerita, "Buku itu disimpan di suatu tempat di perpustakaan. Aku penasaran ingin membacanya. Candice, bagaimana kalau kita menyelinap ke perpustakaan dan mencari buku itu?"

Michael menjawab, "Ayolah, Marie. Itu hanya buku, bukan berlian. Lagipula kau tidak mau tertangkap staf perpustakaan yang sedang jaga malam, 'kan?"

"Kau pikir untuk apa mereka selalu jaga malam? Itu hanyalah perpustakaan. Aku yakin buku antik itu sangat berharga." Marie menyeringai. Ucapannya barusan menangkap perhatian Michael, James, dan bahkan perhatian Ares yang seharusnya tidak mungkin ia bisa dengar karena musik yang mengalir dari earphonenya.

"Kau benar. Bagaimana? Kalian setuju?" Candice menatap wajah mereka satu persatu, meminta persetujuan. Michael dan James saling pandang, sementara Ares sudah mengacungkan jempolnya kearah Marie.

Marie membenarkan posisi kacamatanya dengan senyuman puas, "baiklah kalau begitu kita akan berkumpul di rumah Candice pada sabtu malam jam sebelas."

Setelah mereka sepakat untuk melakukan 'pembobolan perpustakaan', Candice dan Michael beranjak dari bangku mereka. Candice hendak pergi ke lapangan basket untuk latihan cheerleader sementara Michael ingin ke toilet dan langsung kembali ke kelas setelahnya. Kini hanya James, Marie, dan Ares tersisa.

"Memangnya," James mulai membuka suara, "Apa yang akan kita dapatkan kalau kita mendapatkan buku itu?"

Marie mengangkat bahunya, "Maka dari itu kita harus cari tahu." Marie nampak sangat bersemangat, ia menyusun buku-buku yang ada diatas meja dan mendekapnya. "Jangan lupa dan jangan terlambat, ya!" lanjutnya sambil beranjak dari meja kumpul mereka, meninggalkan James dan Ares berdua saja. Mereka hanya saling lempar tatap dan pasrah dengan acara konyol mereka. Seperti petualangan anak SD saja pikir mereka.

Three KingdomsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang